Mekari Insight
- Kesehatan mental yang baik di tempat kerja meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan di tempat kerja.
- Stres kerja pada karyawan dapat menurunkan performa dan meningkatkan tingkat absensi serta turnover karyawan.
- Mengelola kebutuhan karyawan secara efisien melalui software HR dapat membantu perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung.
Tuntutan dunia kerja modern seperti ketatnya deadline, tingginya beban kerja, hingga persaingan terus-menerus dapat menyebabkan stres pada karyawan. Oleh karena itu, kesehatan mental di tempat kerja adalah isu penting bagi perusahaan untuk menjaga produktivitas karyawan.
Mental health atau kesehatan mental adalah sebuah komponen krusial yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat produktivitas serta kesejahteraan individu yang bersangkutan.
Lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental dapat meningkatkan kinerja, kreativitas, dan motivasi karyawan.
Artikel ini membahas kesehatan mental di lingkungan profesional, termasuk pengertian, pentingnya, dampak negatif pengabaian, dan ciri-ciri karyawan memiliki masalah dengan mental health.
Apa Itu Kesehatan Mental di Tempat Kerja?
Menurut World Health Organization (WHO), Kesehatan mental adalah kondisi sejahtera secara mental yang memungkinkan individu untuk mengatasi tekanan hidup, menyadari potensi diri, belajar dan bekerja dengan produktif, serta memberikan kontribusi kepada komunitas mereka.
Kesehatan mental di tempat kerja mengacu pada kondisi kesejahteraan psikologis dan emosional seorang karyawan dalam lingkup kerja yang profesional.
Karyawan yang mental health-nya terjaga dapat menjalankan perannya dengan efektif, mengelola tekanan kerja dengan baik, serta berinteraksi dengan rekan kerja secara positif.
Mereka mampu mengatasi stres kehidupan sehari-hari, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, serta sanggup memberikan kontribusi positif kepada komunitasnya.
Konsep ini berkaitan erat dengan konsep Human Experience Management (HXM), yang menempatkan pengalaman dan kesejahteraan karyawan sebagai prioritas utama.
Dalam konteks pekerjaan, ini berarti seorang karyawan merasa nyaman dan aman dalam lingkungan kerjanya. Mereka punya kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik dan dapat beradaptasi terhadap berbagai perubahan atau tantangan.
Lingkungan kerja yang secara aktif mendukung kesehatan mental akan menciptakan karyawan yang termotivasi, inovatif, dan secara keseluruhan lebih tangguh.
Pentingnya Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Menjaga kesehatan mental di tempat kerja bukan sekadar bentuk kepedulian, tapi juga strategi penting untuk mendukung produktivitas dan stabilitas tim. Jika diabaikan, dampaknya bisa merugikan perusahaan secara menyeluruh. Berikut beberapa alasan mengapa kesehatan mental perlu menjadi prioritas di lingkungan kerja:
- Meningkatkan Produktivitas Karyawan: Karyawan dengan mental sehat lebih fokus, termotivasi, dan produktif. Riset dari Deloitte menunjukkan bahwa setiap investasi £1 pada kesehatan mental menghasilkan £5,30 untuk bisnis.
- Mengurangi Absensi dan Presenteeism: Karyawan akan lebih sering masuk kerja. Mereka juga akan hadir secara mental, tidak hanya hadir secara fisik, tetapi tidak produktif (presenteeism)
- Meningkatkan Retensi Karyawan: Lingkungan kerja yang mendukung membuat karyawan betah. Strategi retensi karyawan yang efektif sangat bergantung pada kesejahteraan emosional.
- Membangun Budaya Perusahaan Positif: Fokus pada kesehatan mental menciptakan empati. Ini mendorong komunikasi terbuka, meningkatkan kolaborasi tim, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
- Mendorong Inovasi dan Kreativitas: Pikiran yang sehat mendorong kebebasan berekspresi. Karyawan lebih berani mencoba hal baru dan lebih kreatif dalam problem solving.
- Meningkatkan Kepuasan Kerja: Perusahaan yang menjaga kesehatan mental karyawan membuat pekerja merasa lebih dihargai.
Dampak Negatif Kesehatan Mental Karyawan yang Kurang Baik
Mengabaikan masalah kesehatan mental karyawan dapat berujung kepada berbagai kerugian untuk perusahaan. Dampak negatif tersebut antara lain:
- Penurunan Produktivitas: Karyawan akan mengalami penurunan konsentrasi dan motivasi, membuat kinerja kerja mereka menurun signifikan.
- Burnout: Tekanan kronis tanpa dukungan seringkali menyebabkan kelelahan fisik dan emosional ekstrem pada karyawan.
- Tingkat Absensi dan Turnover Karyawan Tinggi: Karyawan mungkin sering tidak masuk kerja atau bahkan memutuskan untuk keluar dari perusahaan. Ini dapat meningkatkan biaya rekrutmen serta pelatihan.
- Munculnya Masalah Kesehatan Fisik: Stres dan kecemasan dapat memicu berbagai gangguan fisik, seperti sakit kepala kronis, masalah pencernaan, hingga penyakit jantung.
- Kualitas Hubungan Kerja Menurun: Konflik antar karyawan dapat lebih sering terjadi jika mereka mengalami masalah secara mental.
- Merusak Employer Branding: Perusahaan mungkin mendapatkan cap buruk sebagai tempat kerja yang tidak peduli pada karyawan. Ini menghambat upaya menarik talenta baru berkualitas.
Ciri-ciri Karyawan yang Mengalami Masalah Kesehatan Mental

Karyawan yang mengalami masalah mental health umumnya akan menunjukkan beberapa tanda atau ciri. Memahaminya lebih awal membantu rekan kerja dan perusahaan untuk meminimalkan risiko masalah menjadi lebih besar. Berikut beberapa ciri-ciri karyawan yang kesehatan mentalnya mungkin sedang bermasalah:
- Perubahan Mood atau Perilaku: Karyawan dengan kondisi mental yang kurang baik bisa jadi lebih mudah marah atau menarik diri.
- Penurunan Kinerja Kerja: Kualitas pekerjaan karyawan yang bermasalah secara mental dapat menurun secara drastis bahkan sering melewatkan deadline.
- Isolasi Sosial: Karyawan yang memiliki masalah dengan mental health cenderung menghindari interaksi tim dan memilih untuk sendirian.
- Kelelahan Fisik dan Mental: Karyawan cenderung mengeluh kelelahan terus-menerus, tampak lesu, dan kehilangan antusiasme kerja.
- Kesulitan Konsentrasi: Mereka tampak bingung, sering lupa, serta sulit fokus pada tugas.
- Peningkatan Absensi atau Keterlambatan: Karyawan yang bermasalah cenderung sering tidak masuk kerja atau terlambat.
- Perubahan Penampilan atau Kebersihan Diri: Terkadang, ada penurunan perhatian pada penampilan pribadi pada karyawan yang mental health-nya bermasalah.
- Sikap Sinis atau Negatif Berlebihan: Mereka sering mengeluh, menunjukkan pesimisme konstan.
Faktor Penyebab Masalah Kesehatan Mental Karyawan
Berbagai penyebab kesehatan mental dapat berasal dari internal maupun eksternal. Berikut faktor kesehatan mental karyawan, diantaranya:
- Sistem manajemen perusahaan yang masih belum stabil.
- Jam kerja yang panjang dan mengikat, sehingga menganggu waktu pribadi.
- Tupoksi pekerjaan yang kurang jelas,
- Rendahnya dukungan atau apresiasi kepada karyawan.
- Tidak ada jaminan jenjang karir.
- Lingkungan kerja yang tidak ramah.
- Terdapat masalah keluarga pada karyawan.
Cara Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Sebagai karyawan di suatu perusahaan, Anda tetap perlu menjaga keseimbangan antara bekerja dengan kegiatan lainnya. Perusahaan juga perlu mengetahui cara menjaga kesehatan mental karyawan agar produktivitas meningkat dan pertumbuhan perusahaan juga berkembang baik.
Berikut berbagai cara menjaga kesehatan mental di tempat kerja, diantaranya:
1. Seimbangkan Kehidupan Pribadi dan Pekerjaan
Sudah pasti Anda sering menghabiskan waktu sehari untuk bekerja, namun jangan lupa bahwa Anda juga memiliki waktu untuk kehidupan pribadi.
Pekerjaan dan kehidupan pribadi merupakan dua hal yang berbeda. Tetapkan batasan waktu untuk bekerja, lalu habiskan waktu bersama keluarga dan orang tersayang.
Baca Juga: Dana Darurat Karyawan: Apa itu dan Bagaimana Cara Mempersiapkannya
2. Berusaha berpikir positif
Memiliki pikiran positif sangat baik untuk kondisi tubuh. Berusaha dan berlatih berpikir positif dapat Anda terapkan agar mengurangi stres dan meningkatkan daya tahan tubuh. Berpikir positif juga akan menghilangkan pikiran negatif serta menghindari rasa waspada atau cemas dalam diri sendiri.
3. Atur Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat sangat penting untuk mendukung kesehatan mental. Konsumsi makanan bergizi dapat menciptakan suasana yang baik di tempat kerja. Adanya makanan yang sehat juga turut menunjang agar tubuh dan pikiran tetap sehat.
Selain itu, Anda juga dapat rutin olahraga. Tetaplah aktif bergerak agar aliran darah lancar. Anda dapat juga menghilangkan kantuk saat bekerja dengan peregangan atau berjalan kaki selama 10 – 15 menit.
3. Mengajak Diskusi dengan Rekan Kerja
Anda juga dapat mengajak diskusi tentang kesehatan mental kepada rekan kerja. Mulailah untuk ngobrol santai tentang apa saja yang sudah dilakukan selama di kantor.
Anda juga dapat berbagi cerita keluh kesah selama bekerja. Hal ini dapat membantu Anda menyampaikan emsi agar tidak menumpuk dalam pikiran.
4. Meningkatkan Coping Skill
Coping skill merupakan pola karakter yang dapat meningkatkan kemampuan adaptasi seseorang. Meningkatkan coping skill ini sebagai kemampuan menghadapi stres atau tuntutan yang dinilai melelahkan dan menguras energi.
5. Mengatur Waktu dengan Baik
Pengaturan waktu yang tepat sangat berguna agar proporsi pekerjaan bisa dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan. Anda bisa mengatur waktu untuk memulai kerja dan berhenti mengerjakan jika sudah selesai.
Mengatur waktu dalam bekerja juga dapat membantu untuk mendapatkan tidur yang cukup. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu juga kan menghindari rasa cemas saat hendak tidur, sehingga Anda memiliki tidur yang berkualitas.
6. Mengungkapkan Apa yang Dirasakan
Meskipun berat, ungkapkan perasaan Anda yang sebenarnya selama bekerja kepada rekan kerja atau atasan. Anda dapat mengungkapkan masalah yang menjadikan stres, depresi, khawatir, atau cemas.
Cobalah untuk berkomunikasi dengan atasan Anda, apakah selama bekerja mendapatkan tekanan hingga mempengaruhi kesehatan mental Anda.
7. Adanya Layanan Kesehatan Mental Karyawan
Perusahaan dapat menjaga kesehatan mental karyawan dengan menyediakan layanan konsultasi psikolog. Hal ini sangat penting agar karyawan memiliki wadah untuk bercerita dan menyampaikan emosi yang selama ini dipendam.
Cobalah untuk bersikap terbuka saat konsultasi dengan psikolog agar mendapatkan penanganan yang tepat.
8. Memberikan Fringe Benefit bagi Karyawan
Selain masalah pekerjaan, terkadang masalah keuangan juga kerap membebani karyawan hingga menyebabkan stres finansial.
Untuk menghindari tersebut, perusahaan dapat memberikan fringe benefit untuk karyawan, seperti THR, BPJS Ketenagakerjaan, asuransi kesehatan, dan lainnya.
Dukung Kesehatan Mental di Tempat Kerja dengan Software HR Terintegrasi

Menjaga kesehatan mental karyawan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga komitmen perusahaan. Dengan memanfaatkan solusi HR terintegrasi seperti Mekari Talenta, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
Sebagai aplikasi HR terbaik, Mekari Talenta menawarkan berbagai fitur unggulan untuk mendukung kesehatan mental karyawan, seperti:
- Pengajuan Cuti yang Mudah: Mempermudah karyawan dalam mengajukan cuti untuk keperluan pribadi atau kesehatan, termasuk cuti khusus untuk kesehatan mental.
- Survei Kepuasan Karyawan: Menggunakan fitur survei untuk memantau kepuasan dan kesejahteraan karyawan secara berkala, memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan proaktif.
- Manajemen Absensi dan Jadwal Kerja: Membantu mengatur jadwal kerja yang fleksibel, mendukung work-life balance yang sehat.
Tak hanya itu, Mekari Talenta juga terintegrasi dengan Mekari Flex untuk mengelola benefit karyawan. Mekari Flex menawarkan beberapa fitur untuk mendukung kesejahteraan finansial karyawan, seperti akses gaji lebih awal, flexible benefit, dan pinjaman karyawan dengan cicilan yang fleksibel.
Bersama Mekari Talenta dan Mekari Flex, jaga kesehatan mental karyawan perusahaan Anda agar kinerja tetap stabil dan produktif!
Referensi
WHO. “Mental Health at Work”
HelpGuide. “Mental Health in the Workplace”