Kesejahteraan finansial adalah impian dari setiap karyawan agar dapat membiayai kebutuhan hidup saat ini dan di masa depan.
Dalam prakteknya, kesejahteraan finansial karyawan tidak mudah untuk diwujudkan. Perusahaan sebagai pemberi pekerjaan memiliki andil dalam meningkatkan kesejahteraan finansial karyawan.
Sebagian besar perusahaan fokus pada kesehatan fisik dan mental, tetapi tidak dengan kesehatan keuangan karyawan. Menurut survei PriceWaterCoopers (PwC) di tahun 2021:
63% karyawan mengatakan bahwa tekanan/stres karena keuangan meningkat sejak awal pandemi
Stres keuangan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya:
- Besaran upah yang stagnan selama bertahun-tahun
- Kenaikan persentase upah tahunan yang lebih kecil dari kenaikan inflasi
Sementara mereka memenuhi kebutuhan hidup harian dengan mengandalkan upah bulanan yang didapat. Maka dari itu, kesejahteraan finansial tidak dapat diabaikan dan erat kaitannya dengan kondisi kesehatan karyawan.
Ketika pandemi terjadi, karyawan dapat merasakan pentingnya kesehatan finansial saat terjadi hal yang tidak terduga. Namun, mereka tetap belum siap.
Dalam survei PwC tersebut juga ditemukan bahwa 49% karyawan percaya kalau mereka butuh menggunakan uang simpanan pensiunnya sebelum mereka pensiun.
Berdasarkan survei PwC, dapat diketahui bahwa banyak karyawan mengalami kesulitan keuangan hingga mengalami stres. Sebagai pemberi kerja, perusahaan dapat membuat dampak positif dengan menyediakan alat dan wadah bagi karyawan untuk membantu mereka membangun kebiasaan finansial yang baik.
Mengenal Apa Itu Kesejahteraan Finansial
Hal yang terkadang luput dari perusahaan adalah mindset bahwa karyawan yang bahagia dapat mendorong kesuksesan dari sebuah organisasi.
Sebuah studi yang dilakukan oleh beberapa profesor dari Department of Economics di University of Warwick mengatakan bahwa karyawan yang bahagia akan bekerja lebih keras dan sekitar 12% lebih produktif.
Perusahaan seperti Google juga makin berinvestasi pada dukungan terhadap kebahagiaan karyawan ini dan terlihat bahwa kepuasan karyawan makin meningkat. Bagi Google sendiri, hal tersebut meningkat sebanyak 37%. Dengan kondisi yang terkontrol secara scientific, membuat karyawan lebih bahagia benar-benar membuahkan hasil,
Profesor Andrew Oswald sebagai salah satu profesor yang melakukan penelitian ini
Didukung oleh pernyataan di atas, jika karyawan merasa stres, bisnis akan mengalami kesulitan di banyak aspek, seperti:
- Kurangnya engagement antar karyawan
- Kurangnya produktivitas,
- Rendahnya inovasi.
Maka, sudah sewajarnya jika perusahaan ‘berinvestasi’ pada peningkatan kesehatan finansial karyawan untuk melihat dampak baik yang direfleksikan pada peningkatan bisnis.
Mengenai kesejahteraan, secara umum kesejahteraan finansial adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi finansial seseorang.
Kesejahteraan finansial yang baik artinya seseorang dapat hidup layak di mana segala kebutuhan inti dapat terpenuhi serta memiliki simpanan dana darurat yang cukup jika suatu saat terjadi sesuatu.
Orang-orang yang sehat dan sejahtera secara finansial merasa mereka memiliki kontrol terhadap kondisi finansial mereka sehari-hari dan tidak merasa khawatir akan kondisi finansial di masa depan.
Namun kenyataannya, hanya segelintir orang saja yang mampu mencapai hal tersebut. Kesejahteraan finansial adalah hal yang sangat istimewa dan tidak bisa dipenuhi sebagian orang meskipun dia telah bekerja.
Fakta di Lapangan: Pandemi Berdampak Pada Kondisi Kesehatan Finansial Karyawan
Pandemi Covid-19 mengubah banyak hidup orang. Di tahun pertama sejak pandemi Covid-19 mulai menyebar, banyak karyawan yang kehilangan mata pencaharian karen performa perusahaan menurun secara signifikan.
Di antara mereka yang mampu bertahan, melakukan rencana kontingensi agar bisnis tetap berjalan, seperti pengurangan karyawan, pengurangan upah, dan tetap mempekerjakan karyawan tanpa bisa membayar gaji.
Bersamaan dengan hal ini, kondisi kesehatan mental karyawan pun tidak bisa dipungkir menjadi terganggu. Mulai dari rentetan kabar duka akibat Covid-19, hingga kondisi finansial yang memburuk.
Telah mulai beradaptasi dengan pandemi selama bertahun-tahun, namun keuangan masih menjadi masalah utama yang menyebabkan banyak orang stres, melebihi pekerjaan bahkan kesehatan itu sendiri. Hal ini menyebabkan tingkat stres karyawan semakin meningkat di masa pandemi.
Berdasarkan hasil survei tahunan Employee Financial Wellness yang ke-10 dari PWC, diketahui bahwa:
- 63% karyawan mengatakan bahwa stres akibat kondisi keuangan meningkat semenjak pandemi
- Karyawan merasa stres akibat kondisi keuangan yang memburuk karena adanya pengurangan pendapatan.
- Karyawan merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan utama setiap bulannya
Adanya masalah stres di tempat kerja ini dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas dan performa pekerjaan.
Berdasarkan studi dari Virgin Pulse pada tahun 2020, karyawan yang mengalami peningkatan masalah finansial mengalami beragam masalah. 79% merasa lebih stres dari biasanya, 52% sulit fokus dalam bekerja, dan 47% berkurang kualitas tidurnya.
Temuan ini menunjukkan bahwa stabilitas finansial sangat berdampak tidak hanya pada kesehatan, tetapi juga performa mereka di tempat bekerja.
Kemudian, karyawan yang memiliki tingkat stres finansial yang tinggi biasanya:
- Kurang puas dengan gaji yang mereka dapat
- Akan lebih menyia-nyiakan waktu kerja
- Cenderung lebih sering absen kerja
Mari kita lihat grafik di bawah ini.
Sumber: PwC’s 10th annual Employee Financial Wellness Survey 2021
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan lebih memilih untuk bekerja di perusahaan yang peduli dengan kesehatan finansial karyawan.
Tidak hanya itu, dalam survei tersebut, karyawan yang memiliki masalah finansial juga cenderung dua kali lebih besar untuk:
- Menggunakan pinjaman karyawan atau cash advance selama pandemi
- Mengambil sebagian uang atau seluruhnya dari uang pensiun (BPJS Ketenagakerjaan)
Peran Perusahaan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Finansial Karyawan
Bagaimana Anda dapat memberikan bantuan yang mendukung karyawan untuk mengelola keuangan lebih baik?
Di sini, peran employee engagement adalah salah satu kunci penting untuk dapat meningkatkan kesejahteraan finansial karyawan.
Sebagai pihak yang mempekerjakan karyawan, penting untuk Anda menganalisa kebutuhan karyawan. Sama seperti manusia yang pada dasarnya memiliki kebutuhan berbeda-beda, begitu pun dengan karyawan.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan:
1. Buat survei mengenai kondisi finansial karyawan dan lihat pengaruhnya terhadap produktivitas, tingkat retensi, dan juga kesehatan mereka
Pertimbangkan apa saja yang menjadi nilai atau faktor penting di perusahaan Anda, misalnya produktivitas, tingkat retensi, atau kesehatan karyawan.
Semuanya akan terdampak jika terdapat distraksi di perusahaan Anda, dalam hal ini adalah stres akibat kondisi finansial yang tak kunjung membaik.
Karyawan yang beban finansialnya meningkat akibat pandemi, empat kali lipat lebih mungkin untuk merasa kondisi finansial dapat menjadi penghambat mereka dalam bekerja.
Tidak hanya itu, dalam grafik sebelumnya telah dijelaskan pula bahwa mereka akan lebih tertarik pada perusahaan lain yang lebih peduli pada kesejahteraan finansial karyawan.
Oleh karenanya, sebelum membuat program yang tepat untuk diterapkan di perusahaan, Anda perlu membuat mini survey untuk mendapat gambaran apa saja yang sebenarnya menjadi permasalahan utama karyawan dalam mengelola keuangan.
Butuh komitmen dari perusahaan saat menerapkan kebijakan yang mendukung peningkatan kesejahteraan finansial karyawan.
Namun ketika sudah diterapkan dengan baik, Anda dapat mengurangi beban karyawan sehingga selain taraf hidup mereka meningkat dan mereka dapat bekerja dengan perasaan yang lebih bahagia.
2. Pahami dampak menyeluruh dari rencana kontingensi yang Anda lakukan
Dalam survei yang dilakukan oleh PwC juga disebutkan bahwa satu dari empat orang di Amerika Serikat mengalami pengurangan penghasilan. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan harian.
Sumber: PwC’s 10th annual Employee Financial Wellness Survey 2021
Selain itu, dalam survei tersebut juga menyebutkan bahwa karyawan yang bekerja secara remote cenderung memiliki beban stres secara finansial yang meningkat akibat kondisi pandemi dibandingkan mereka yang masih bekerja di kantor.
Walau pun pandemi telah berjalan selama beberapa waktu, namun masih banyak karyawan yang tidak siap dengan segala ketidakpastian yang ada.
Sumber: PwC’s 10th annual Employee Financial Wellness Survey 2021
2021 American Household Credit Card Debt Study dari NerdWallet menyebutkan juga menemukan bahwa banyak karyawan semakin bergantung pada kartu kredit serta memiliki utang kartu kredit lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya.
Beban tanggung jawab sebagai orang tua yang memiliki anak juga meningkat di mana mereka tetap harus membayar biaya kebutuhan anak mulai dari pangan, sandang, papan, hingga biaya pendidikan.
Bagi karyawan yang belum memiliki kepedulian terhadap dampak jangka panjang pandemi terhadap finansial akan menjadi pihak yang dirugikan nantinya.
Ada baiknya sebelum menerapkan rencana kontingensi, Anda juga mempertimbangkan dampak dari rencana kontingensi tersebut ke karyawan.
Akan semakin baik jika Anda dapat menyediakan fasilitas untuk mengurangi beban finansial karyawan, salah satunya adalah dengan memberikan benefit yang dapat dipersonalisasikan sesuai kebutuhan karyawan.
Di masa sekarang, karyawan mulai mencari berbagai opsi untuk memudahkan mereka dalam mengatur kondisi finansial, misalnya program KPR, perencanaan pensiun, dan lain sebagainya.
Perusahaan perlu juga untuk mempertimbangkan bentuk insentif atau kompensasi lainnya yang dapat jadi solusi untuk berbagai spektrum kebutuhan karyawan.
Baca Juga: Memahami Pengertian, Tujuan, dan Komponen Rekonsiliasi Bank
3. Beri edukasi tentang membangun kebiasaan finansial yang baik
Kesehatan finansial sangatlah penting, baik sebelum mau pun setelah pandemi. Dalam Teori Keynes telah dijelaskan tiga motivasi seseorang memiliki uang; motif transaksi, berjaga-jaga, dan mendapatkan keuntungan.
Jika sebelumnya motif berjaga-jaga seringkali dikesampingkan oleh karyawan, namun semenjak pandemi banyak karyawan yang mulai peduli dengan simpanan berjaga-jaga (emergency saving).
Ini menunjukkan bahwa karyawan mulai berhati-hati terhadap pengelolaan keuangan mereka.
Hal tersebut juga didukung oleh studi dari PwC di mana,
65% karyawan mulai mengubah kebiasaan dalam mengatur pengeluaran mereka
- 53% mengurangi biaya saat berbelanja kebutuhan inti
- 43% menunda pembelanjaan dengan nominal yang besar
- 43% menabung lebih banyak
- 41% berhenti membeli barang atau menggunakan jasa yang sebelumnya mereka beli
- 27% mengeluarkan uang lebih banyak untuk pengeluaran yang sifatnya opsional
- 22% mengubah kebiasaan belanja dengan cara lain
- 17% mengeluarkan biaya tidak terduga untuk kesehatan
Namun meski secara mandiri mereka mulai bisa mengatur keuangannya, ini saja tidak cukup. Karyawan butuh sumber yang terpercaya yang bisa menjadi panduan mereka dalam mengatur keuangan, baik untuk mereka yang dapat menabung lebih banyak maupun mereka yang memiliki masalah finansial serius.
Perusahaan memiliki kesempatan untuk mewujudkan hal tersebut dan meraih perhatian karyawan dengan memberikan mereka berbagai panduan dalam mengelola keuangan. Ini bertujuan agar mereka bisa memproteksi diri mereka di kondisi masa depan yang tidak menentu.
Karena masalah keuangan adalah hal yang sensitif, dan mungkin saja karyawan merasa malu untuk membicarakannya, perusahaan perlu mencari cara bagaimana agar karyawan tersebut merasa aman ketika menyampaikan permasalahannya.
4. Buat program benefit karyawan yang dapat menyesuaikan kondisi karyawan
Ketika Anda sudah mendapat gambaran mengenai kondisi karyawan secara keseluruhan, Anda bisa mulai menerapkan kebijakan benefit karyawan yang sesuai.
Pada akhirnya, akan selalu ada karyawan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar sembari mengelola keuangannya.
Salah satu program benefit karyawan yang dapat membantu hal ini adalah Earned Wage Access dari Mekari Flex. Mekari Flex melalui fitur Earned Wage Access adalah sebuah alat yang dapat dimanfaatkan karyawan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial mereka.
Baca Juga: Mari Mengenal Jenis-jenis Tunjangan Karyawan Terbaru
Secara singkat Earned Wage Access merupakan sebuah fitur di mana karyawan dapat mengakses gaji mereka lebih awal tanpa perlu menunggu hari gajian tiba.
Ketika sewaktu-waktu mereka membutuhkan dana untuk kebutuhan mendesak, mereka bisa menggunakannya.
Fitur yang dimiliki oleh Mekari Flex ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing karyawan yang berbeda.
Seperti apa keunggulan Earned Wage Access ini lebih jelasnya?
Earned Wage Access sebagai Solusi untuk Kesejahteraan serta Kesehatan Finansial Karyawan
Ketika perusahaan berperan untuk membantu meringankan beban finansial karyawan, hal itu dapat berdampak pada citra positif karyawan pada perusahaan yang mana sangat berkaitan dengan employee engagement.
Singkatnya, karyawan akan lebih menginginkan bekerja pada perusahaan yang peduli pada kesejahteraan finansial mereka.
Karyawan akan ingat bahwa perusahaan menyediakan benefit berupa Earned Wage Access dan membantu mereka mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Mereka juga akan mengingat bagaimana perusahaan memberikan mereka literasi finansial yang begitu penting sehingga mereka bisa mengelola keuangan dengan lebih baik.
Ketika Anda menawarkan benefit EWA menggunakan Mekari Flex, yang mana tidak menggunakan budget tambahan dari perusahaan maupun karyawan, mereka bisa mendapatkan begitu banyak manfaat.
Cara kerja Earned Wage Access sendiri sangat sederhana. Karyawan dapat mengakses sebagian gajinya lebih awal melalui aplikasi Mekari Flex, ketika misalnya mereka butuh dana mendesak di pertengahan bulan atau membayar berbagai keperluan.
Nantinya di akhir bulan pada saat periode payroll, karyawan akan mendapatkan sisa gajinya setelah dikurangi gaji yang sudah mereka tarik lebih awal tersebut.
Hal ini membuat karyawan lebih fleksibel dalam mengatur keuangannya dan tidak lagi mengandalkan pinjaman online yang kerap merugikan.
Apa saja kebutuhan inti karyawan yang dapat di-cover dengan mudah oleh EWA?
Manfaat lain dari Earned Wage Access:
- Tidak mempengaruhi cash flow perusahaan
Fitur ini dapat memberikan akses awal ke gaji tanpa biaya tambahan untuk perusahaan, dan tanpa perlu mengalokasikan budget tambahan. Karena pada dasarnya, itu merupakan hak karyawan berupa gaji, hanya saja dapat ditarik lebih awal.
- Rekonsiliasi & deduksi payroll otomatis
Adanya integrasi dengan sistem payroll memungkinkan rekonsiliasi jadi lebih mudah. Sehingga deduksi gaji hingga disbursement dapat dilakukan tanpa proses manual yang memakan waktu.
- Bukan merupakan pinjaman karyawan
Perlu diingat bahwa EWA bukan lah pinjaman karyawan sehingga karyawan tidak akan dikenakan bunga seperti pinjaman online pada umumnya. Hal ini jadi tidak memberatkan karyawan.
Baca Juga: Manfaat Earned Wage Access untuk Kesejahteraan Karyawan
Analisis Pengaruh Earned Wage Access Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Karyawan
Setelah menggunakan Mekari Flex, Anda dapat melihat peningkatan, misalnya dari menurunnya turnover, partisipasi serta antusias karyawan dalam menggunakan Mekari Flex terutama fitur EWA, serta happiness index yang dapat diukur melalui employee engagement survey.
Ketika Anda melihat ada peningkatan, Anda mungkin bisa merasakan dampaknya dari kinerja karyawan hingga meningkatnya loyalitas mereka dengan perusahaan.
Dengan beragam manfaat dan tanpa mengeluarkan biaya tambahan dari perusahaan Anda, Earned Wage Access dari Mekari Flex merupakan sebuah solusi yang dapat membantu karyawan dalam mencapai kesejahteraan finansial.
Selain itu, implementasi EWA dapat diintegrasikan dengan sistem payroll yang sudah ada. Membantu karyawan memiliki kondisi finansial yang sehat, EWA dari Mekari Flex merupakan solusi digital bagi Anda yang ingin meningkatkan retensi karyawan serta produktivitas mereka.