Home / Blog / Business & Economy

Pengertian, Tujuan, Komponen, dan Penyebab Rekonsiliasi Bank

rekonsiliasi bank
Daftar isi
Mode

Biasanya, perusahaan hanya menyimpan jumlah uang tunai yang kecil secara fisik, sementara sisanya diamanahkan pada akun bank mereka. Dengan menggunakan layanan perbankan, mereka berharap bisa mengelola dana perusahaan secara lebih efisien dan aman.

Walaupun demikian, perusahaan juga harus menjaga catatan internal mengenai aliran keuangan mereka. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa rekonsiliasi bank menjadi tindakan yang diperlukan.

Rekonsiliasi bank adalah langkah yang diambil perusahaan untuk memastikan bahwa laporan keuangan mereka tetap akurat setiap periode, dan umumnya dibuat dengan aplikasi laporan keuangan.

Pengertian dari Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank atau yang dalam Bahasa Inggris disebut bank reconciliation adalah tindakan verifikasi guna mencocokkan saldo atau catatan perusahaan dengan laporan perbankan.

Namun bisa juga diartikan sebagai catatan berisi informasi perbedaan kas. Seperti misalnya perbedaan catatan pihak bank dengan catatan milik nasabah.

Ketika perbedaan diakibatkan adanya transaksi keuangan yang terlewat dan tidak dicatat pihak bank, artinya catatan nasabah yang benar.

Sementara jika perbedaan terjadi karena adanya catatan untuk beberapa pos keuangan lain, maka harus dilakukan pencocokan catatan kedua pihak.

Rekonsiliasi bank wajib dilakukan dan selesai dalam periode waktu tertentu.

Ketika Anda melakukan rekonsiliasi secara berkala, dapat meningkatkan akurasi laporan keuangan perusahaan.

Kemungkinan adanya manipulasi laporan keuangan dapat diminimalkan karena akan dapat segera diidentifikasi atau ditemukan.

Baca Juga: Jenis-jenis Laporan Keuangan yang Penting untuk Dipahami

Tujuan Rekonsiliasi Bank

Sebagaimana pengertiannya, tujuan utama dari rekonsiliasi bank yaitu mencocokkan catatan keuangan perusahaan dengan catatan milik bank.

Selain mencocokkan, kegiatan ini juga bertujuan mencari perbedaan kas dari kedua belah pihak, untuk kemudian ditelusuri penyebabnya.

Selain kedua tujuan di atas, masih ada beberapa tujuan rekonsiliasi bank lainnya, seperti:

  1. Meneliti kesesuaian kas untuk mengetahui apakah sudah dibuat dengan benar dan teliti
  2. Mengecek keseluruhan penggunaan dana, untuk memastikan jumlah dana yang digunakan sesuai dan tidak melebihi batas ketentuan
  3. Memastikan tidak ada kesalahan dalam proses pencatatan kas. Apabila terdapat kesalahan, maka bisa segera dilakukan perbaikan
  4. Memantau pengelolaan dana atau keuangan, agar tidak terjadi kecurangan atau penyelewengan dalam alokasinya

Komponen Rekonsiliasi Bank

Untuk bisa disebut sebagai rekonsiliasi bank, maka harus memenuhi komponen-komponen penyusunnya.

Adapun komponen rekonsiliasi bank diantara adalah:

1. Setoran dalam Proses (Deposit In Transit)

Deposit in transit menjadi komponen pertama. Artinya ialah uang tunai yang telah diterima oleh pihak perusahaan, tetapi informasi penerimaan belum diperoleh bank.

Ketika ini terjadi pada akhir bulan, maka tidak termasuk dalam setoran kepada bank. Sebab informasi belum diterima pihak bank sehingga belum masuk pencatatan.

Inilah yang akan menjadi item dalam rekonsiliasi.

Deposit in transit terjadi ketika data terlambat diterima, setoran pihak perusahaan ke bank tertunda, atau justru perusahaan memang belum melakukan setoran.

2. Cek Beredar (Outstanding Check)

Komponen yang kedua ini adalah cek yang sudah dicairkan oleh pihak perusahaan, akan tetapi belum dicairkan.

Selama transaksi tersebut belum diselesaikan, maka tidak akan muncul pada catatan milik bank.

3. Cek Kosong (Non Sufficient Fund Check)

Komponen terakhir ini biasanya berupa cek yang diterima pihak bank dari perusahaan, akan tetapi tidak dapat dicairkan. Biasanya karena dana perusahaan tidak mencukupi.

Dalam kondisi ini, pihak bank akan tetap menerbitkan nota debit senilai cek yang tidak dapat dicairkan tersebut, yang dianggap ketidakjujuran atau dishonored.

Secara otomatis saldo dalam rekening perusahaan nantinya akan berkurang. Dalam prosesnya, perusahaan akan dikenakan biaya proses pengeluaran cek tersebut.

Sebab-sebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank

Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rekonsiliasi bank, selain tiga komponen di atas, antara lain seperti:

1. Pendapatan dan Beban Bank

Beban bank juga dapat menjadi penyebab dari rekonsiliasi. Beban bisa berupa biaya administrasi, penulisan cek, pelayanan maupun biaya lain yang termasuk dalam beban bank.

Pendapatan bunga bank yang belum masuk dalam pencatatan perusahaan juga bagian dari beban bank.

2. Piutang Wesel

Piutang wesel adalah hutang klien dengan berdasar pada surat perjanjian juga jaminan sebagai pengikat selama periode pinjaman.

Oleh karena pengiriman dana pinjaman melalui bank, maka transaksi ini juga bisa menjadi salah satu penyebab rekonsiliasi.

Umumnya piutang wesel dilakukan dengan masa perjanjian tidak lebih dari satu tahun lamanya.

3. Kredit Bank

Rekonsiliasi bisa juga disebabkan adanya kredit bank. Adapun kredit yang dimaksud dapat berupa deposito maupun penagihan dari pihak bank.

Transaksi ini hanya bisa diidentifikasi ketika nasabah memperoleh rekening koran.

4. Kesalahan dalam Pencatatan

Penyebab rekonsiliasi berikutnya yakni kesalahan ketika melakukan pencatatan. Baik kesalahan dari pihak bank maupun pihak perusahaan.

Hal ini wajar dan kerap terjadi, itulah mengapa dibutuhkan rekonsiliasi untuk meneliti dan mengidentifikasi kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan juga penyesuaian.

Perusahaan dapat memanfaatkan aplikasi pembukuan online untuk meminimalisir terjadinya kesalahan ini.

Prosedur Pelaksanaan Rekonsiliasi Bank

Mengacu pada buku yang ditulis oleh Faiz Zamzami, dkk mengenai audit keuangan sektor publik, ada empat hal yang menjadi prosedur umum rekonsiliasi bank.

Berikut ini diantaranya:

  1. Melakukan penelusuran pada saldo bank via rekening koran dan memastikan jawaban bank mengenai pencatatan kas
  2. Melakukan penelusuran atas tanggal neraca pada rekonsiliasi untuk mengecek kesesuaiannya
  3. Membuat lembar kerja rekonsiliasi, untuk kemudian mencocokkannya dan menemukan perbedaannya. Setelahnya Anda bisa menghitung selisihnya untuk dicocokkan
  4. Mengecek ulang pencatatan kas perusahaan
Baca Juga: Kenali Lebih Jauh Mengenai Laporan Neraca dalam Akuntansi

Bentuk Rekonsiliasi Bank

Dalam membuat rekonsiliasi, Anda bisa menyusun jurnal rekonsiliasi bank dalam pilihan bentuk sebagai berikut:

Bentuk rekonsiliasi bank vertikal

1. Bentuk Vertikal atau Report Form

Bentuk laporan ini biasa disebut dengan staffle. Sebab keseluruhan informasi di dalamnya disusun dalam bentuk bertingkat.

Jika pada bagian atas menginformasikan catatan rekonsiliasi saldo berdasar catatan perusahaan, bagian bawah berdasar rekening koran bank, atau bisa juga sebaliknya.

Bentuk rekonsiliasi bank skontro

2. Account Form/Skontro

Bentuk kedua yaitu skontro, dimana informasi disusun bersebelahan atau horisontal.

Jika kolom kana untuk rekonsiliasi catatan bank, maka kolom kiri untuk rekonsiliasi catatan perusahaan. Anda bisa juga menyusun dengan sebaliknya.

Bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom

3. Rekonsiliasi 4 Kolom

Sebenarnya ada lima kolom dalam rekonsiliasi ini. Hanya saja, dari kelima kolom tersebut hanya ada 4 kolom nominal mutasi.

Oleh sebab itu disebut dengan rekonsiliasi 4 kolom.

Bentuk rekonsiliasi bank 8 kolom

4. Rekonsiliasi 8 Kolom

Sebenarnya ada 9 kolom dalam bentuk rekonsiliasi ini, akan tetapi Anda hanya akan menemukan 8 kolom nominal mutasi. Itulah mengapa disebut dengan rekonsiliasi 8 kolom.

Melalui penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwasanya rekonsiliasi bank merupakan laporan yang berisi perbandingan catatan kas pihak bank juga perusahaan.

Dibutuhkan kecermatan serta ketelitian dalam membuat laporan rekonsiliasi ini. Tentu saja agar tidak ada transaksi keuangan perusahaan yang terlewat dan bisa dilakukan pencatatan yang tepat.

Pada saat Anda telah menemukan perbedaan juga selisih dari kedua catatan kas tersebut, maka bisa segera membuat perbaikan dan penyesuaian.

Hal ini dilakukan, agar selisih antara pencatatan bank dengan perusahaan tidak semakin besar karena tidak diketahui penyebabnya dan tidak disesuaikan.

Dengan melakukan rekonsiliasi, diharapkan dapat menyeimbangkan atau menyamakan pencatatan kas yang dilakukan oleh pihak bank dan juga perusahaan.

Maka dari itu, software akuntansi online dari Mekari Jurnal menjadi solusi paling tepat yang dilengkapi dengan aplikasi invoice online untuk mengelola invoice sehingga Anda dapat mencatat transaksi keuangan perusahaan dengan lebih akurat.

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami