Home / Blog / Business & Economy

Aset Tetap: Pengertian, Contoh dan Karakteristik

gedung kantor sebagai bentuk aset tetap perusahaan
Daftar isi
Mode

Dalam dunia bisnis, aset itu mengacu pada kekayaan yang dimiliki perusahaan saat menjalankan kegiatan bisnisnya.

Aset ini selalu dinilai dan dihitung, kemudian dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

Analisa keuangan pada aset diperlukan untuk menentukan kelayakan dalam suatu bisnis yang disebut dengan metode Net Present Value (NPV). 

Jadi, sebagai akuntan, Anda harus berpengalaman dengan berbagai jenis aset yang ditemukan di dunia akuntansi.

Berbagai jenis aset meliputi contoh aset tetap, aset lancar, dan aset tidak tetap. Setiap jenis aset memiliki pengertian, karakter, dan fungsinya masing-masing.

Lalu, apa pengertian dan contoh aset tetap? Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya anda menyimak artikel ini hingga akhir.

Pengertian Aset Tetap

Aset tetap adalah aset tidak lancar yang berwujud, dimiliki, dan digunakan oleh perusahaan dalam operasionalnya untuk menghasilkan pendapatan.

Oleh karena itu, aset tetap memiliki masa pemanfaatan yang lebih besar daripada aset lancar dan biasanya tidak untuk dikonsumsi atau diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun.

Jika Anda berpikir bahwa aset tetap itu barang seperti kursi atau meja yang sama dengan inventaris, maka Anda salah. Namun, tetap harus tercatat di aplikasi inventaris walaupun dengan klasifikasi berbeda.

Aset tetap adalah barang penting bagi perusahaan dan dibeli atau disewa hanya sekali dalam beberapa tahun.

Aset tetap mengacu pada aset berwujud jangka panjang. Aset berwujud sendiri berarti aset dengan bentuk fisik serta memiliki nilai.

Contohnya properti, gedung pabrik, dan peralatan yang digunakan dalam operasional bisnis.

Penggunaan aset berwujud memberikan manfaat keuangan jangka panjang, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, dan diklasifikasikan sebagai aset tetap di neraca.

Karakteristik Aset Tetap

Salah satu fungsi aset tetap adalah agar perusahaan tetap mampu memproduksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan, atau untuk digunakan dalam perusahaan.

Karakteristik yang selalu muncul dari aset tetap adalah sebagai berikut:

1. Punya Masa Pemanfaatan Lebih dari Satu Tahun

Aset tetap adalah aset tidak lancar yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan tercatat di neraca perusahaan sebagai aset tetap

Ini karena aset tetap sangat dibutuhkan perusahaan untuk keberlangsungan bisnisnya.

Istilah “tetap” menunjukkan bahwa aset tersebut tidak akan digunakan atau dijual.

2. Dapat Disusutkan Nilainya

Karakteristik aset tetap selanjutnya adalah bahwa nilainya dapat disusutkan.

Hal tersebut untuk mencerminkan keausan penggunaan aset tetap, kecuali bila aset tersebut berupa tanah atau lahan.

3. Dapat Memberikan Keuntungan Finansial Jangka Panjang

Umumnya, aset tetap digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa serta menghasilkan pendapatan.

Perusahaan atau bisnis tidak akan semudah itu menjualnya kepada konsumen untuk tujuan investasi.

4. Tidak Likuid

Aset tetap adalah aset tidak lancar pada neraca perusahaan yang merupakan salah satu dari tiga laporan keuangan fundamental.

Dalam akuntansi, aset tetap adalah kunci untuk financial modelling sehingga tidak dapat dengan mudah dicairkan menjadi uang tunai.

Baca Juga: Pengertian Inventory Control Fungsi, Metode, dan Manfaatnya

Aset Tetap Berwujud dan Tidak Berwujud

Aset tetap terbagi menjadi dua jenis, yaitu aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Apa bedanya?

Aset tetap berwujud merupakan sebuah aset tetap yang pada dasarnya memiliki bentuk fisik dan permanen sehingga daya gunanya bisa dalam jangka waktu yang relatif lama. Contohnya gedung perusahaan, tanah, dan alat-alat didalamnya.

Sedangkan aset tetap tidak berwujud yaitu aset tetap yang bentuk wujudnya hampir tidak terlihat secara signifikan namun memiliki nilai atau values tersendiri. Contoh seperti hak cipta atau hak paten.

Dengan melihat definisi tersebut, perbedaan aset tetap berwujud maupun tidak berwujud dapat terlihat melalui bentuk wujudnya, umur penggunaan, cara memperoleh, pencatatan, dan penyusutan/depresiasi.

Contoh Aset Tetap

Perusahaan dapat membeli atau menjual aset tetap setiap saat.

Akan tetapi, posisi perusahaan untuk pertumbuhan berkelanjutan tergantung pada investasi aset tetap yang dilakukan. Beberapa contoh aset tetap antara lain:

1. Bangunan

Perusahaan yang beroperasi di lokasi fisik umumnya memiliki banyak jenis bangunan yang menjadi aset tetap mereka.

Sebut saja ruang kantor, gedung pabrik, gudang penyimpanan, toko ritel, dan lain sebagainya.

Jika sebuah perusahaan memiliki sebuah bangunan, maka akan dikapitalisasi ke akun aset tetap bangunan.

Tanah atau lahan tempat berdirinya sebuah bangunan juga dicatat dalam akun aset tetap tanah yang terpisah.

Keduanya harus dicatat secara terpisah karena bangunan bisa terdepresiasi (penyusutan nilai), sedangkan tanah tidak.

2. Hardware dan Software Komputer

Sebagian besar perusahaan mempunyai komputer dan program software untuk menjalankan fungsi dasar bisnisnya.

Perangkat keras (hardware) komputer biasanya mencakup PC, laptop, server, dan tablet.

Suatu hardware atau software komputer dikapitalisasi atau tidak, umumnya tergantung pada ambang kapitalisasi perusahaan.

Penting untuk diingat bahwa biaya untuk memperoleh aset dan menyiapkannya untuk digunakan termasuk dalam “biaya aset”.

Misalnya, bila ambang kapitalisasi perusahaan adalah Rp. 75.000.000, maka total unit komputer seharga Rp 50.000.000, maka Rp. 25.000.000 adalah aset tetap.

3. Perabot

Perabotan atau peralatan besar yang nilainya di atas ambang kapitalisasi termasuk ke dalam aset tetap.

Seperti sebuah kasus dengan Contoh aset tetap perusahaan yang memiliki cakupan mulai dari meja, kursi, bilik, kelistrikan, dan lemari penyimpanan arsip.

Untuk perusahaan yang punya ruang istirahat atau dapur, perabotan juga dapat mencakup microwave, kulkas, dan peralatan besar lainnya.

Ketika sebuah perusahaan menetapkan ambang kapitalisasi, maka perusahaan tersebut harus memiliki kebijakan tertulis serta mampu mempertahankannya dalam audit.

4. Tanah

Tanah termasuk contoh aset tetap perusahaan dengan atau tanpa bangunan di lokasi.

Ini merupakan satu-satunya aset tetap yang tidak mudah terdepresiasi dari waktu ke waktu.

Segala perbaikan aset tanah tersebut harus dikapitalisasi secara terpisah dan disusutkan.

Perbaikan tanah atau lahan dapat mencakup penambahan trotoar, jalan masuk, pagar dan penerangan luar ruangan.

5. Mesin

Mesin adalah contoh aset tetap perusahaan berupa peralatan untuk membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka.

Aset ini dapat mencakup peralatan pabrik atau manufaktur, printer komersial atau 3D, mesin transportasi, dan peralatan konstruksi.

6. Kendaraan

Perusahaan juga mencatat berbagai kendaraan yang dimiliki sebagai aset tetap, seperti semi-truck, mobil, pesawat terbang, kapal, dan kereta api.

Perusahaan yang umumnya memiliki beberapa kendaraan yang terdaftar sebagai aset tetap meliputi perusahaan transportasi, maskapai penerbangan, dan agen sewa mobil.

Selain itu, ada juga perusahaan jasa pengiriman serta jalur pelayaran yang memiliki aset tetap kendaraan yang lebih banyak daripada perusahaan lain.

Kendaraan kantor bisa dikategorikan dalam aset tetap perusahaan walaupun faktor lapangan digunakan oleh karyawan.

Langkah-Langkah Mencatat Aset Tetap

Jika Anda melakukan tugas akuntansi untuk sebuah bisnis atau perusahaan, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda coba untuk mencatat aset tetap:

1. Tinjau Catatan Keuangan Tentang Aset Tetap pada Periode Sebelumnya

Langkah pertama, kumpulkan catatan dari tahun-tahun sebelumnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang aset tetap bisnis Anda saat ini.

Setiap perusahaan memiliki catatan dalam melakukan kontroling pada setiap aset tetap selama satu periode atau dalam jangka waktu satu tahun.

Anda juga perlu menghitung penyusutan untuk setiap aset tetap yang dicatat perusahaan Anda untuk memastikan Anda memiliki angka atau nilai yang akurat.

2. Catat Aset Tetap yang Baru Diperoleh

Setiap periode 1 tahun ada baiknya sebuah perusahaan melakukan pengarsipan pada aset tetap yang dimiliki.

Untuk itu setiap barang masuk harus disertai dengan bukti pembayaran yang jelas untuk mengetahui nilai awal aset tetap tersebut. Biasanya staff purchasing lah yang bertanggung jawab untuk membeli keperluan operasional perusahaan.

Masa pemanfaatan dan penyusutan juga perlu di update secara rutin. Agar perusahaan tahu titik terendah nilai dari sebuah aset.

Sebelum layak dibuang atau diperbarui sebuah perusahaan akan menetapkan standar minimal nilai sebuah barang (contoh 8% dari biaya akuisisi).

Nilai minimum ini akan berguna sebagai informasi untuk menghitung penyusutan aset, dan di update tiap 3 bulan untuk keperluan pembaharuan pajak.

Karena banyak faktor dan metode yang mempengaruhi penghitungan penyusutan. Antara perusahaan satu dan lainnya pastinya memiliki cara yang berbeda-beda.

3. Buat Daftar Aset yang Dijual

Aset tetap akan di kredit sesuai nilai historisnya jika terjadi perpindahan aset dalam artian penjualan aset.

Lantas akun akuntansi penyusutan akan didebit dengan jumlah aset yang mengalami penyusutan.
Untung dan rugi transaksi dapat dilihat melalui hasil perhitungan nilai aset yang dijual dengan modal pengadaan barang atau aset. Pastikan untuk menggunakan aplikasi persediaan barang untuk hal ini, sehingga tidak ada aset terjual yang terlewatkan.

Maka dari itu anda harus memahami pengertian dan contoh aset tetap dalam perputaran uang dan pencatatan akuntansi dalam perusahaan yang anda kelola.

Dengan mempelajari artikel ini mengelola akuntansi finansial perusahaan bukanlah hal yang sulit.

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami