Jika Anda pernah belajar akuntansi, mungkin Anda sudah sering mendengar istilah piutang. Pengertian piutang itu sendiri adalah sebuah transaksi akuntansi yang mengusung konsep penagihan kepada pihak konsumen sebagai penanggung hutang.
Macam-Macam Piutang
Untuk lebih jelasnya, ada beberapa jenis piutang yang wajib Anda ketahui, sebagai berikut :
1. Wesel Tagih
Pengertian wesel tagih disini ialah merujuk pada surat resmi bentuk pengukuran terhadap kewajiban. Wesel tagih merupakan janji tertulis dari debitur untuk membayar sejumlah uang kepada kreditur pada tanggal tertentu di masa depan. Biasanya wesel tagih mempunyai periode mulai dari 60 sampai 90 hari bahkan lebih. Wesel tagih tidak mengharuskan pembayaran bunga. Bisa saja wesel tagih diterbitkan tanpa mengenakan bunga kepada debiturnya.
Baca Juga: Sistem Pembayaran: Pengertian, Prinsip, Komponen dan Contoh
2. Piutang Usaha
Pembelian secara kredit yang dilakukan oleh pelanggan biasa disebut sebagai kredit atau klaim. Biasanya kemunculan kredit tersebut disebabkan oleh penawaran barang maupun jasa. Selain itu, piutang usaha tersebut diperkirakan dikumpulkan sekitar 30 hari atau sampai 60 hari. Jenis piutang usaha seperti ini yaitu jenis obligasi terbesar milik sebuah perusahaan.
3. Piutang Lainnya
Piutang lainnya adalah piutang yang tidak termasuk ke dalam kategori piutang usaha maupun wesel tagih. Adapun contoh dari piutang lainnya disini yaitu pengembalian pajak, kredit pembayaran gaji karyawan di muka, dan gaji. Untuk elemen ini hanya diklasifikasi dalam neraca saja, sebab tidak dimasukkan ke dalam aktivitas operasional dari perusahaan.
Klasifikasi Piutang
Berbeda dengan jenis-jenisnya, piutang atau juga dikenal dengan istilah ugutan juga dikelompokkan berdasarkan 2 klasifikasi, di antaranya piutang bukan dagang dan piutang dagang. Simak klasifikasi piutang berikut :
1. Piutang Bukan Dagang
Piutang bukan dagang (non-trade receivables) adalah piutang yang muncul dari transaksi yang bukan merupakan transaksi penjualan barang dan jasa, melainkan dari aktivitas lain di luar kegiatan operasional perusahaan.
2. Piutang Dagang
Piutang dagang adalah piutang yang muncul dari kegiatan transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang merupakan kegiatan operasional utama perusahaan.
Piutang dagang adalah jenis piutang yang lazim ditemui dalam kegiatan bisnis yang melakukan penjualan barang dan jasa secara kredit atau non-tunai.
Ciri-Ciri dari Piutang
Untuk lebih memahami piutang, ada beberapa karakteristik dan ciri khas yang dimiliki oleh ugutan, berikut ini :
1. Tanggal
Piutang memiliki dua macam tanggal, yaitu tanggal dicatatnya piutang, dan tanggal jatuh tempo, di mana piutang tersebut harus dibayar.
Kedua tanggal ini penting untuk diperhatikan, karena menggambarkan seberapa cepat suatu bisnis mendapatkan pembayaran dari transaksi kreditnya. Semakin lama tanggal jatuh tempo suatu transaksi kredit, maka semakin lama bisnis tersebut menerima uang pembayaran dari transaksinya.
2. Pemberlakuan Bunga
Suatu transaksi piutang biasanya tidak dikenakan bunga jika dibayarkan tepat waktu sesuai dengan jatuh tempo yang disepakati pada awal transaksi kredit.
Namun biasanya, untuk mendisiplinkan pembayaran piutang, maka pihak penjual dapat mengenakan bunga kepada pembeli yang terlambat dalam melunasi hutangnya, dengan harapan pembeli akan menghindari bunga sehingga melakukan pembayaran tepat waktu.
3. Nilai Jatuh Tempo
Nilai jatuh tempo tercatat dalam faktur yang menjadi bukti bahwa perusahaan telah melakukan penagihan kepada pembeli, dengan jatuh tempo dan nilai yang telah disepakati sesuai yang tertulis pada faktur (invoice).
Bentuk-Bentuk dari Pernyataan Piutang
Pernyataan ini biasanya berbentuk formulir dengan didalamnya disajikan jumlah kewajiban debitur yang dilengkapi oleh rincian piutang secara detail sesuai tanggal tertentu. Terdapat 4 macam bentuk dari pernyataan piutang, yaitu :
1. Pernyataan Satuan
Untuk pernyataan satuan biasanya memerlukan berbagai informasi, seperti saldo kewajiban dari debitur yang terjadi di awal bulan, serta mutase kredit maupun debit dalam 1 bulan. Biasanya untuk tiap transaksi debitur akan dijelaskan secara rinci pada akhir bulan.
2. Pernyataan Saldo Akhir Bulan
Termasuk pernyataan yang pembuatannya sangat simple dan mudah, sebab hanya memuat informasi terkait saldo piutang pada akhir bulan kepada debitur saja. Jadi, Anda tidak menyertakan informasi ke pihak debitur lainnya sebagai dasar dari rekonsiliasi melalui beberapa catatan.
Baca Juga: Rekonsiliasi Bank: Pengertian, Tujuan, Prosedur hingga Komponen
3. Pernyataan Faktur Belum Dibayar
Ini adalah pernyataan yang didalamnya terdapat beberapa faktur dengan status belum dilunasi debitur di waktu/tanggal tertentu berikut jumlah nominal dan tanggal faktur.
4. Pernyataan Saldo Berjalan Memakai Rekening Konvensional
Pernyataan ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan pernyataan piutang satuan. Hanya saja dari segi catatan piutang biasanya terdapat perbedaan.
Apa Bedanya Piutang dengan Utang?
Dilihat dari definisi kedua istilah ini juga berbeda. Pengertian utang itu sendiri yakni sejumlah uang atau dana tertentu yang telah dipinjam dari pihak atau orang lain, dalam jangka waktu tertentu ada kewajiban untuk membayar kembali sesuai kesepakatan.
Dengan utang inilah, artinya masih ada hak milik pihak atau orang lain dalam bisnis yang Anda miliki. Umumnya hak milik yang dimaksud yaitu barang ataupun dalam bentuk uang, hal ini tentu berbeda dari pengertian piutang. Artinya ialah adanya kepemilikan baik dari kita sebagai individu maupun perusahaan yang belum dibayarkan oleh orang maupun pihak lain.
Tips Pengelolaan Piutang Untuk Perusahaan Dengan Baik
Tujuan mengelola piutang yaitu supaya kendala terkait kredit macet tak akan terjadi, karena hal tersebut bisa membuat arus kas bisnis Anda terhambat. Perusahaan umumnya dapat melakukan transaksi baik dengan cara kredit maupun cash dalam aktivitas penjualan produknya.
Nah, saat terjadi pembayaran secara kredit inilah akan muncul yang namanya piutang usaha sehingga mengakibatkan aktivitas berkelanjutan hingga waktu berlakunya habis. Meskipun demikian, pengelolaan ini harus tetap dilakukan dengan baik.
Apalagi biasanya ada beberapa jenis utang maupun bentuk piutang perusahaan dalam proses menghasilkan produk. Dengan mengelola piutang perusahaan menggunakan software akuntansi, hal ini dapat meringankan beban perusahaan secara kontinu.
Penetapan skala prioritas pada sistem keuangan perusahaan sangat penting, salah satunya skala prioritas terkait pengelolaan piutang maupun hutang usaha. Dengan melakukan manajemen keduanya, tentu akan berperang penting bagi kebijakan pengelolaan yang dilakukan perusahaan dengan tepat.
Tentu saja hal tersebut bisa meminimalisir terjadinya kredit macet hingga pemborosan yang dilakukan oleh perusahaan.
Di bawah ini, ada beberapa tips atau kiat untuk mengelola piutang dengan tepat bagi perusahaan, diantaranya :
1. Penetapan Syarat Kredit
Pihak perusahaan wajib menetapkan syarat kredit kepada pelanggan selaku pemohon kredit, biasanya tercantum lewat SOP Perusahaan. Dengan kata lain, ada beberapa yang harus ditetapkan oleh perusahaan diantaranya besarnya angsuran, periode, bunga, hingga tenor kredit.
Ada beberapa pertimbangan yang perlu ditekankan perusahaan dalam penentuan persyaratan kredit ini. Beberapa faktor tersebut diantaranya periode kredit, gambaran terkait kondisi dari calon klien, sifat dari ekonomi produk, dan lainnya.
2. Menerapkan Sistem Standar Kredit Berbasis 5C
Tujuan penerapan standar kredit ini dilakukan untuk mengetahui minimal kelayakan kredit yang dimiliki oleh pemohon. Perusahaan selaku pemberi kredit juga harus mempertimbangkan terjadinya kemungkinan penunggakan dari pemohon kredit. Penerapannya umumnya melibatkan basis 5C atau five C of Credit, dengan elemen-elemen yang termasuk didalamnya, yaitu capacity, characters, conditions, capital, dan collateral.
- Capacity : Penilaian tentang kemampuan pemohon kredit yang bersifat subjektif.
- Character : Perusahaan menilai kejujuran pemohon kredit untuk memenuhi kewajibannya.
- Collateral : Perusahaan menilai bentuk jaminan sebagai kekuatan anggaran keuangan daripemohon kredit.
- Capital : Perusahaan menilai kemampuan finansial secara umum dari calon pelanggan.
- Conditions : Perusahaan menilai perubahan yang mungkin terjadi dalam kemampuan finansial pemohon.
Kelima elemen di atas penting sekali dalam pembuatan standar kredit yang dilakukan perusahaan kepada calon pemohon kredit atau pelanggan.
3. Penagihan Oleh Perusahaan Secara Rutin
Sudah merupakan kewajiban perusahaan untuk melakukan penagihan kepada pelanggan secara rutin sesudah pelanggan sebagai penerima kredit mendapatkan sejumlah dana yang mereka pinjami. Ada beberapa bentuk penagihan rutin yang bisa dilakukan perusahaan, diantaranya lewat pesan yang dikirimkan via email, telepon hingga platform lainnya agar pelanggan tetap diingatkan tentang kredit yang mereka miliki.
Tujuannya untuk menekan resiko terjadinya kredit macet, karena dengan begitu pelanggan akan membayar angsuran kredit sebelum terjadinya jatuh tempo.
4. Penilaian Terhadap Piutang
Perusahaan yang memberikan piutang kepada pemohon kredit tentu saja mengharapkan proses penagihan berlangsung dengan lancar. Inilah pentingnya melakukan penilaian sejak diberikannya dana kepada pemohon kredit. Ada 2 metode yang bisa digunakan yaitu penghapusan langsung dan cadangan terhadang kerugian piutang.
Untuk penghapusan langsung biasanya dipakai apabila ternyata kerugian diakui Ketika piutang telah dihapuskan. Sedangkan pada metode cadangan kerugian biasanya diberlakukan apabila ternyata tidak bisa dilakukan penagihan sama sekali.
Fungsi Pengelolaan Piutang Usaha
Fungsi pengelolaan atau manajemen terhadap adanya piutang usaha, terdiri dari 4 komponen di bawah ini :
- Pengorganisasian, manajemen piutang akan memungkinkan perusahaan menciptakan struktur organisasi dan terjadinya kebijakan terkait tata cara penagihan dan pencatatan piutang supaya prosesnya bisa berjalan lebih mudah dan lancar.
- Perencanaan, manajemen piutang dapat membantu perusahaan dalam merencanakan anggaran menggunakan pembayaran kredit. Termasuk di dalam proses perencanaan adalah menetapkan target berapa lama rata-rata piutang dibayarkan oleh pembeli.
- Pengarahan, perusahaan melakukan pengarahan melalui kebijakan serta peraturan agar komponen piutang yang tertagih dan tidak tertagih dapat dibedakan.
- Monitoring, perusahaan wajib melakukan monitoring terkait piutang dengan tujuan mengetahui efektivitas manajemen atau pengelolaan yang dilakukan.
Tujuan dari Pengelolaan Piutang
Perusahaan wajib melakukan pengelolaan terhadap komponen ini, untuk menekan terjadinya resiko akibat pemasukan kredit, terhadap beberapa hal berikut :
- Tidak tertagihnya semua bentuk piutang, ini adalah resiko yang bisa merugikan perusahaan. Akibat kurangnya monitoring, kesalahan dalam memilih pihak pelanggan atau pemohon kredit hingga beberapa potensi yang terjadi. Salah satunya kondisi yang melibatkan stabilitas negara.
- Resiko tidak dibayarkannya piutang tersebut sebagai bentuk piutang. Pencatatan keuangan berperan penting, sebab salah saja mengkategorikannya bisa menimbulkan terjadinya pengurangan laba pada perusahaan.
- Perputaran arus piutang yang minim terhadap modal, bisa mengakibatkan nilai modal yang lebih besar. Akhirnya modal kerja pun menjadi tidak produktif kembali.
- Pelunasan melewati jatuh tempo, jika hal ini terjadi dapat menimbulkan beban untuk perusahaan pemberi piutang.
- Terjadinya kesalahan teknis, Ketika memasukkan data dan melakukan penagihan.
- Rusaknya data terkait pelacakan kredit.
- Buruknya kinerja karyawan yang bertugas untuk menagih piutang.
Manfaat Manajemen Piutang Bagi Perusahaan
Berdasarkan penjelasan di atas, tentu kita sudah bisa membayangkan bahwa manajemen piutang sangat penting bagi perusahaan. Berikut ulasan lebih lanjut tentang manfaat pengelolaan piutang bagi perusahaan :
1. Siap Menghadapi Kompetitor
Dengan menjalankan sistem penjualan kredit, maka perusahaan telah berupaya meningkatkan laba atau profit. Sebab metode penjualan seperti ini semakin memperluas jangkauan perusahaan, sehingga diharapkan perusahaan mampu menghadapi kompetitor. Di sisi lain, penjualan kredit tentu memiliki resiko yang harus ditanggung perusahaan. Sementara untuk menekan resiko tersebut, perusahaan bisa melakukan cara mengelola kredit atau piutang yang dilakukan oleh pelanggan dan sudah dijelaskan dalam pembahasan di atas.
Pembukuan transaksi keuangan yang rapi dan akurat dengan aplikasi pembukuan juga akan meminimalisir resiko dalam menjalankan sistem penjualan kredit.
2. Meminimalisir Terjadinya Kecurangan
Manajemen kredit tentu saja dapat mengurangi hal-hal yang berdampak besar bagi perusahaan, salah satunya untuk menekan risiko kecurangan. Adapun yang dimaksud dengan resiko kecurangan disini yaitu akibat tidak terbayarnya kredit semua tagihan. Hal ini mungkin bisa disebabkan oleh perusahaan yang tidak selektif dalam memberikan kredit kepada pelanggan.
3. Tingkatkan Laba Perusahaan
Manajemen kredit bagi perusahaan juga dapat meningkatkan profit sebuah bisnis atau usaha. Melalui pengorganisasian dengan baik, dengan demikian kredit pun bisa ditagih dan perusahaan bisa menerima hasil kredit tersebut untuk dimasukkan ke dalam kas.