Saat ini, beberapa orang memiliki pinjaman hutang dan menganggapnya sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan.
Secara umum, utang ialah asset berlebih berupa uang yang dipinjamkan dari pihak pertama (pemilik dana) kepada pihak kedua (yang membutuhkan dana). Biasanya ada beberapa faktor yang menyebabkan utang itu timbul.
Adanya kebutuhan mendadak, ketidakseimbangan antara pendapatan yang tidak mencukupi dan kebutuhan yang semakin mahal, kehilangan pekerjaan dan tidak adanya dana darurat menyebabkan berutang menjadi solusi singkat mengatasi keadaan-keadaan semacam ini
Tidak hanya kondisi yang mendesak, namun ternyata ketidakbijakan dalam mengelola keungan juga dapat menimbulkan utang itu ada seperti terlalu mengandalkan kartu kredit dan juga gaya hidup konsumerisme yang selalu diutamakan membuat utang tersebut lumrah dimiliki oleh sebagian besar kalangan.
Memang, utang ini tidak selamanya buruk. Namun sebelum meminjam uang ada baiknya memperhatikan terlebih dahulu latar belakang yang menjadi penyebab harusnya berutang, apakah benar-benar untuk kebutuhan atau hanya sekadar keinginan. Kemudian perhatikan pula tipe si pemberi utang dari segi ketentuan, perjanjian, biaya bunga, serta biaya lainnya yang dibebankan.
Jika utang yang didapat nantinya akan digunakan untuk keperluan yang memiliki manfaat jangka panjang seperti modal usaha, investasi, maupun membeli asset, setidaknya utang ini tidak akan membuat peminjam pusing untuk membayarnya sebab utang yang dimilikinya juga memiliki nilai manfaat. Meskipun tanpa dipungkiri, risiko pasti akan selalu ada.
Namun, jika utang yang digunakan hanya untuk budaya konsumerisme atau hal yang tidak memiliki nilai manfaat dikemudian harinya, si peminjam harus memikirkan matang-matang perlu tidaknya berutang. Sebab, utang ini memiliki biaya bunga yang semakin tinggi dan berisiko akan membuat peminjam terjerat utang sehingga kehilangan asset berharganya untuk membayar semua utang tersebut.
Agar tidak terlilit dalam utang yang semakin membengkak dan dapat dilunasi dengan segera, perencanaan keuangan harus dilakukan. Dalam merencanakan keuangan, sangat diperlukan perencanaan yang matang dengan strategi untuk dapat mengubah utang tersebut menjadi produktif sehingga lebih cepat terbayarkan. Inilah pentingnya mempelajari tentang manajemen utang yang tepat.
Apalagi suatu perusahaan yang sedang memiliki utang untuk menjalankan usaha, maka setiap transaksi keuangan harus dicatat dengan aplikasi pembukuan keuangan, sehingga laporan transaksi keuangan menjadi lebih jelas dan mudah untuk merencanakan ke depannya.
Apa yang dimaksud Manajemen Utang?
Pada dasarnya manajemen utang merupakan proses pelunasan utang yang dimediasi oleh pihak lain yang bertujuan memberikan bantuan kepada pihak yang terlilit utang. Pihak ketiga biasanya akan menentukan jadwal dan ketentuan pembayaran yang baru agar dapat membantu pihak yang berutang dapat membayar dengan jumlah yang terjangkau atau bahkan lebih cepat melunasi utangnya.
Pihak ketiga atau yang dikenal sebagai konselor kredit ini biasanya akan menawarkan kepada pihak yang memiliki utang untuk dibantu dalam hal mengatur pembayarannya sesuai kondisi keuangan yang dimiliki oleh pemilik utang. Perihal utang yang ditangani bisa berupa KTA (Kredit Tanpa Agunan) yaitu pinjaman yang didapat tanpa memerlukan jaminan, KPR (Kredit Pemilikan Rumah), dan juga Kartu Kredit.
Pihak ketiga ini juga bisa berupa layanan aplikasi yang dapat membantu para peminjam untuk mengatur keuangannya agar mendapatkan solusi dalam melunasi utang-utang yang dimilikinya. Manajemen utang yang baik harus disertai strategi yang tepat agar tidak menambah utang baru untuk melunasi utang lainnya atau yang biasa dikenal dengan istilah gali lobang tutup lobang.
Baca Juga: Kenali Apa Itu P2P Lending Beserta Cara Kerja dan Contohnya
Apa Tujuan dari Manajemen Utang?
Tujuan dari Manajemen Utang sendiri ialah menjamin pihak yang berutang memiliki kas atau asset yang dapat mendukung kelancarannya dalam membayar utang. Asset yang dimiliki tentunya harus lebih besar dari utang yang akan dibayarkan, baik utang pokok, bunga, dan denda jika ada. Hal ini tentu bermanfaat untuk menghindari resiko gagal bayar.
Pemilik utang akan merasa terbantu dengan keringanan pembayaran sesuai kondisi keuangannya. Sedangkan pemberi utang tidak khawatir utangnya tidak terbayarkan. Tujuan lainnya ialah agar tidak mempengaruhi perencanaan keuangan lainnya. Besar cicilan utang perbulan setidaknya maksimal 35 % dari pendapatan yang dimiliki.
Apa Saja Tips Manajemen Utang yang Baik?
Seperti yang sudah dijelaskan, manajemen utang yang baik ialah yang memiliki perencanaan matang agar tidak menimbulkan masalah baru lainnya. Terjerat dari lilitan hutang merupakan kondisi yang sangat diinginkan. Cara terbaik ialah berkomitmen mengubah kondisi keuangan anda ke arah yang lebih baik. Selesaikan satu per satu tanggungan yang dimiliki dan hindari utang baru.
Berikut langkah yang dapat dilakukan jika sudah terlanjur terjerat utang dan ingin mulai melunasinya.
1. Buat perencanaan
Perencanaan yang dibuat ini ialah perencanaan mengenai prioritas utang yang harus dibayarkan. Memprioritaskannya bisa dimulai dengan menentukan mana utang yang jumlahnya paling banyak dan suku bunganya paling tinggi. Suku bunga dan denda yang tinggi dapat membuat peminjam terasa tercekik, karena bisa jadi bunga yang ada melebihi utang pokok yang diberikan.
Prioritas utang kedua adalah utang yang melibatkan jaminan, contohnya utang yang harus memberikan jaminan sertifikat asset yang dimiliki. Jika tidak segera dilunasi, maka asset tersebut tidak akan menjadi milik si peminjam utang. Utang ini juga termasuk KPR, karena lengah membayar cicilan pastinya akan menyebabkan asset disita. Pastinya masalah baru akan muncul setelah ini.
Dengan membuat perencanaan, kamu akan merasa terbantu untuk mengetahui jumlah seluruh utang yang harus dibayarkan dan menyiapkan dana untuk menyelesaikan utang tersebut tanpa harus menganggu dana kebutuhan lainnya.
2. Penggabungan utang
Konsolidasi atau penggabungan utang disini dimaksudkan agar kamu hanya membayar utang dari satu pihak saja. Jadi, kamu melakukan pinjaman baru sejumlah seluruh utang yang kamu miliki dengan tujuan untuk melunasi utang-utang yang terpisah saat ini. Hal ini dapat dilakukan apabila kamu memiliki utang lebih dari 1 tempat.
Dengan menggabungkan utang, kamu akan sedikit teringankan karena dapat mengelola keuangan untuk membayar utang yang lebih sesuai kemampuan dan juga tenor pembayaran yang lebih lama. Asalkan utang baru yang kamu munculkan ini benar-benar untuk mengalihkan pembayaran utangmu hanya dengan satu jalur.
3. Pakai Aset yang dimiliki
Jika kamu masih memiliki asset yang tersimpan dan sekiranya mampu digunakan untuk membayar maupun mencicil utang, tidak ada salahnya asset itu digunakan. Aset disini meliputi tanah, tabungan, deposito, emas, perhiasan, bahkan asset lainnya yang memiliki nilai manfaat.
Bukankah asset yang dimiliki memang untuk jangka panjang dan keperluan mendesak? Jangan ragu untuk melepasnya. Karena dengan melepas asset yang kamu miliki, beban utangmu akan sangat berkurang dan bahkan lunas. Jika utang sudah mulai terselesaikan, asset tersebut dapat dikumpulkan lagi dari awal.
4. Negosiasi
Apabila kondisi keuanganmu memang sudah sangat sulit sehingga tidak mampu membayar atau bahkan mencicil utang, cobalah menceritakan secara jujur kondisi yang dialami saat ini kepada pemberi utang baik itu perorangan maupun lembaga. Setidaknya, ada niatan baik untuk tetap membayar utang yang dimiliki meskipun tidak sesuai perjanjian di awal.
Barangkali, pemberi utang juga akan ikut memberikan solusi terkait cara pelunasan utang-utangmu yang sudah menumpuk. Solusi yang didapatkan bisa perpanjangan tenor, pengurangan bunga, dan besarnya cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan.
5. Cari sumber penghasilan lainnya
Kondisi terlilit utang memang menjadikan seseorang untuk berusaha lebih keras untuk mencari penghasilan dari banyak cara. Menekuni usaha sampingan juga dapat memberikan penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk membayar utang.
Dengan mengandalkan kemampuan yang dimiliki dan menekuni bidang tersebut, bisa jadi itu adalah jalan memperbaiki kondisi keuanganmu. Carilah sumber penghasilan yang jelas dan tentunya sebanding dengan kemampuan yang dimiliki.
6. Tekan pengeluaran sebisa mungkin
Niat membayar utang perlu direalisasikan dengan menekan pengeluaran. Pengeluaran yang tidak terlalu penting atau bahkan tidak penting sama sekali memang seharusnya dihindari. Mulailah pintar untuk membedakan mana keinginan dan kebutuhan. Sehingga dana tersebut dapat dialokasikan untuk tambahan melunasi utangmu.
Hiduplah dengan lebih sederhana, tahan ego dan gengsi yang selama ini ada karena tuntutan banyak orang. Tidak perlu terlihat mewah dan mengikuti standar orang-orang jika memang kondisimu belum mampu untuk mencapainya. Alih-alih mendapat pujian, hal ini justru membawa petaka bagi kamu di kemudian harinya.
7. Jangan membuka lubang baru.
Kesalahan fatal yang dilakukan sebagian masyarakat ialah gali lobang tutup lobang, atau dengan menambah utang baru untuk membayar utang lainnya. Jika utang barunya mencukupi untuk membayar semua tunggakan, mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Namun, jika jumlahnya hanya sebagian kecil dari total utang, maka hal ini dapat membuat utang makin membengkak.
Utang baru yang ditimbulkan dengan tenor cepat hanya akan membantu sesaat. Tanpa sadar, hal ini justru menyesatkan. Karena utang baru tersebut juga harus dibayarkan dalam jangka waktu yang singkat. Terlebih jika pinjaman dan suku bunganya lebih tinggi, bukan malah mengurangi jumlah utang tapi yang ada hanya menambah jumlah utang dari sebelumnya.
Apa yang harus dilakukan jika utang sudah lunas terbayarkan?
Jangan sekali-kali masuk ke dalam lubang yang sama. Jika sudah mengalami kepahitan karena utang, jangan lagi memulai berutang. Tanpa utang, tentunya hidup menjadi tenteram. Kamu bisa tidur nyenyak, makan nyenyak, dan beraktivitas tenang tanpa memikirkan kewajiban yang perlu kamu bayarkan.
Syukurilah hidup yang kamu jalani saat ini. Lebih baik hidup sederhana tapi hati tenang dibandingkan hidup berfoya-foya dan dihantui oleh banyaknya tanggungan. Menghindari perilaku konsumtif dapat membuat keuangan lebih baik. Baik konsumtif secara tunai maupun mencicil. Karena budgetnya dapat dialihkan ke dana darurat yang membuatmu tidak perlu berutang saat ada kebutuhan mendesak.
Usahakan rutin menabung meskipun sedikit. Tabungan ini akan sangat bermanfaat bagi kehidupan jangka panjang nantinya. Anda juga dapat melakukan cara mudah menabung agar lebih efisien dan rutin.
Apabila pendapatanmu meningkat, maka pengeluaran juga tetap ditekan sesuai kondisi saat ini. Sehingga peningkatan pendapatanmu dialihkan untuk meningkatkan jumlah tabunganmu.
Hal yang terpenting ialah membuat anggaran pengeluaran. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dikeluarkan tetap dalam batas kontrol. Sekalipun ada keperluan mendadak, anggarannya tidak melenceng jauh dari yang sudah ditetapkan. Dan kamu pun akan terhindar dari jeratan hutang yang menyiksa.
Jika perusahaan Anda menggunakan EWA atau earned wage access, maka Anda tidak perlu khawatir lagi dengan keperluan mendadak. Hal ini karena program EWA dapat memberikan akses gaji karyawan lebih awal tanpa perlu menunggu tanggal gajian.