Home / Blog / Business & Economy

Cara Menghitung Take Home Pay Beserta Rumus Lengkap

pengusaha menghitung take home pay untuk para karyawan
Daftar isi
Mode

Banyak dari Anda yang mungkin salah kaprah dalam memahami take home pay, jika sudah begitu maka akan salah juga dalam cara menghitung take home pay itu sendiri. Mungkin Anda terdengar cukup familiar dengan istilah take home pay? Mungkin bagi sebagian Anda para karyawan maupun sebagai pemberi kerja, istilah take home pay tidak asing lagi di telinga sehingga cara menghitung take home pay pun akan mudah untuk diterapkan.

Secara sederhana, take home pay merupakan pembayaran upah yang akan diterima oleh karyawan di mana proses menghitung take home pay mempertimbangkan banyak hal mulai dari penambahan pendapatan rutin, pendapatan insidental yang akan dikurangi dengan komponen pemotongan gaji. Agar Anda mudah dalam membedakan take home pay dengan gaji, maka akan dibahas secara menyeluruh ditambah pembahasan mengenai menghitung take home pay itu sendiri.

Apa Itu Take Home Pay?

Sebelum beranjak terlalu jauh untuk mengetahui cara menghitung take home pay, ada baiknya Anda mengetahui secara menyeluruh apa itu take home pay. Take home pay atau lebih sering dikenal dengan nama THP ini merupakan pendapatan yang akan diterima oleh penerima gaji pada bulan tertentu, dimana yang akan diberikan oleh pemberi gaji seperti perusahaan atau badan usaha tertentu.

Istilah ini sendiri sering kali disalah artikan sebagai gaji pokok atau pendapatan rutin, sehingga menghitung take home pay pun akan keliru karena pada nyatanya take home pay sendiri berbeda dengan gaji pokok itu, baik dalam segi definisi maupun jumlahnya.

Secara mudahnya, take home pay merupakan bayaran utuh yang akan diterima atau didapatkan oleh karyawan dari sebuah perusahaan. Dengan begitu, tentu berbeda menghitung take home pay dan gaji pokok itu sendiri. Dimana dalam arti secara harfiahnya take home pay di artinya sebagai penghasilan karyawan yang dibawa pulang ke rumah atau penerimaan gaji bersih karyawan tersebut, yang biasanya sudah terdiri dari gaji pokok itu sendiri, tunjangan jabatan, uang makan, uang transportasi dan lain sebagainya.

Secara lebih jelasnya, bahwa take home pay ini berbeda halnya dengan pendapatan rutin. Dimana jika pendapatan rutin merupakan penghasilan yang biasanya telah dijanjikan dalam perjanjian tertulis berupa jumlah nominal yang akan diterima setiap bulannya oleh karyawan yang bersangkutan. Sedangkan, take home pay sendiri mempunyai nominal yang secara dengan tanggung jawab setiap karyawannya. Dimana nominal take home pay akan bertambah jika mendapatkan bonus dan dapat berkurang jika bolos dalam bekerja, sehingga menghitung take home pay pun sendiri adanya.

Jadi, take home pay merupakan pendapatan utuh yang dapat diterima oleh setiap karyawan setiap bulannya. Pendapatan utuh ini termasuk dalam pendapatan dari gaji pokok dan gaji insidentil yang telah dikurangi oleh beberapa komponen seperti pajak penghasilan, iuran BPJS dan lain sebagainya.

Sehingga, menghitung take home pay akan berbeda dengan menghitung gaji pokok itu sendiri.
Sudah sampai posisi ini, sekarang sudah mengerti bukan apa itu take home pay? Jika sudah, maka akan dilanjutkan untuk mengetahui secara detail mengenai perbedaan take home pay dengan gaji pokok sebelum beranjak ke cara menghitung take home pay itu sendiri.

Baca Juga: Tips Alokasi Gaji Bulanan untuk Hidup yang Lebih Terencana

 

 

Apa Saja yang Membedakan Take Home Pay dengan Gaji Pokok?

Semakin penasaran bagaimana menghitung take home pay itu sendiri? Sabar, jangan tergesa – gesa karena kali ini Anda akan mendapatkan ilmu baru mengenai cara membedakan take home pay dengan gaji pokok.

Pertama, mungkin saja dari penjelasan diatas Anda sudah cukup memahami mengenai perbedaan take home pay dengan gaji pokok. Dimana jika mengacu pada Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor 7 pada Tahun 1990 tentang Pengelompokan Upah. Gaji pokok sendiri merupakan imbalan dasar yang akan dibayarkan pada pekerja berdasarkan tingkatan atau jenis pekerjaan yang karyawan lakukan dengan pekerjaan tertentu yang besarannya sudah ditetapkan berdasarkan kesepakatan perusahaan dengan karyawan.

Jadi, secara singkatnya dapat disebutkan bahwa gaji pokok ini merupakan salah satu komponen utama dari adanya penghasilan yang akan diterima atau didapatkan oleh karyawan setiap bulannya dan bukan merupakan gaji bersih yang akan diterima atau didapatkan oleh karyawan tersebut.

Menghitung take home pay itu sendiri akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya gaji pokok itu sendiri. Dimana gaji pokok mempunyai besaran yang berbeda – beda dan tergantung pada jenis pekerjaan serta posisi masing – masing karyawan. Akan tetapi, perlu untuk diperhatikan bahwa nominal dari gaji pokok akan sama setiap bulan yang diterima atau didapatkan oleh karyawan tersebut.

Hal ini jelas berbeda jauh dengan take home pay, dimana ada take home pay yang jumlahnya bisa berbeda – beda setiap bulannya yang akan disesuaikan dengan berbagai komponen – komponen gaji lainnya. Sehingga, jelas ada cara menghitung take home pay secara khusus karena ini berbeda dengan gaji pokok.

Selain itu, untuk penetapan gaji pokok juga harus didasarkan oleh dua ketentuan. Pertama, dimana jika komponen gaji karyawan yang hanya terdiri dari gaji pokok tanpa adanya tambahan tunjangan, maka gaji pokok tidak boleh kurang dari upah minimum yang berlaku di masing – masing daerahnya.

Kemudian, untuk gaji karyawan terdiri dari gaji pokok ditambah dengan adanya tunjangan baik itu tetap ataupun tidak tetap. Maka dari itu, gaji pokok karyawan jumlahnya paling sedikit harus mencapai 75 persen dari gaji pokok dan tunjangan yang ada.

Apa Saja Komponen untuk Cara Menghitung Take Home Pay?

Untuk proses menghitung take home pay itu sendiri mempunyai beberapa acuan perhitungan, hal ini guna menghindari adanya kesalahpahaman antara karyawan dengan para staf Human Resource pada perusahaan. Sehingga, akan lebih baik jika pihak perusahaan dapat menyampaikan terlebih dahulu mengenai ketentuan atau komponen upah yang berlaku dalam suatu perusahaan pada karyawannya masing – masing.

Sehingga, dalam pengertian dari take home pay itu sendiri akan ada beberapa istilah yang mengikutinya atau menyertainya sebelum beranjak ke cara menghitung take home pay ataupun komponen yang mempengaruhinya.

1. Pendapatan Rutin

Buat Anda yang belum paham, coba simak informasinya secara mendetail bahwa pendapatan rutin ini merupakan komponen dari gaji rutin yang akan diberikan perusahaan kepada karyawannya masing – masing berdasarkan kesepakatan yang dibuat dalam Perjanjian tertulis. Pendapatan rutin ini biasanya terdiri dari gaji pokok, tunjangan tetap dan tidak lupa pula tunjangan tidak tetapnya.

2. Pendapatan Insidental

Ada pula istilah yang selalu mengikuti atau menyertai take home pay itu pendapatan insidental. Pendapatan insidental itu sendiri merupakan pendapatan tidak tetap yang akan diterima atau didapatkan oleh karyawan karena adanya alasan tertentu, seperti contoh mendapatkan uang lembur, bonus, lana ataupun adanya prestasi lain dari perusahaan. Sehingga, akan menambahkan jumlah dari pendapatan insidental itu sendiri.

3. Komponen Pemotongan Gaji

Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa komponen pemotongan gaji juga akan menyertai atau mengikuti take home pay. Biasanya komponen pemotongan gaji ini akan berupa bentuk seperti iuran BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, PPh 21 ataupun adanya tunggakan kepada perusahaan dan lain sebagainya.

Setelah Anda paham apa saja istilah yang akan menyertai atau mengikuti dari take home pay ini, selanjutnya ada beberapa komponen yang perlu ada dalam perhitungan take home pay. Berikut beberapa komponen perhitungan take home pay yang harus ada.

  1. Pendapatan Rutin
  2. Pendapatan Insidental
  3. Komponen Pemotongan Gaji

Komponen Upah

Wah! Ternyata komponen dalam menghitung take home pay ini sama halnya dengan istilah – istilah yang mengikuti atau menyertainya. Sehingga, tidak perlu untuk dibahas kembali. Akan tetapi ada beberapa informasi yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 78 pada Tahun 2015 tentang Upah. Bahwa upah ini sendiri juga terdapat komponen yang mengikutinya, diantaranya yaitu sebagai berikut.

1. Gaji Pokok

Sebelum Anda semakin penasaran mengenai bagaimana menghitung take home pay ini. Ada baiknya Anda menyimak dengan baik agar semakin mengerti, dimana gaji pokok ini merupakan sebuah upah dasar yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada para karyawannya sesuai dengan tingkatan, jabatan ataupun jenis pekerjaan.

Dan untuk nominal besarannya sendiri pun sudah ditetapkan berdasarkan kesepakatan yang ditulis dalam sebuah kontrak kerja yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, baik karyawan maupun perusahaannya. Maka dari itu, dengan Anda mengerti secara baik mengenai komponen ini nanti akan memudahkan Anda dalam cara menghitung take home pay dengan benar, akurat dan cepat.

2. Tunjangan Tetap

Selain dari gaji pokok, komponen upah lain yang akan mengikuti atau menyertainya yaitu tunjangan tetap. Jadi, tunjangan tetap merupakan sebuah pembayaran yang dilakukannya oleh sebuah perusahaan kepada karyawannya masing – masing yang akan dilakukan secara rutin.

Dimana tunjangan tetap ini akan berhubungan dengan adanya prestasi atau target dari perusahaan yang sudah dicapai oleh setiap karyawannya. Sehingga, jika Anda memahami dan mengerti komponen ini dengan baik maka mudah untuk Anda mempelajari bagaimana menghitung take home pay.

3. Tunjangan Tidak Tetap

Seperti yang sudah dijelaskan di awal secara singkatnya, bahwa komponen upah yang selalu mengikuti atau menyertainya yaitu tunjangan tidak tetap. Yang dimaksud dengan tunjangan tidak tetapi ini yaitu pemberian upah secara tidak tetap oleh sebuah perusahaan kepada karyawan ataupun keluarganya.

Dimana jelas bahwa pembayaran tunjangan tidak tetap ini biasanya akan dilakukan berdasarkan satuan waktu yang berbeda dengan pembayaran gaji tetap. Sehingga, jika Anda memahami dan mengerti dengan baik komponen yang mengikutinya ini maka secara tidak langsung akan mempermudah Anda dalam melakukan penghitungan take home pay.

Selain memahami acuan dari perhitungan gaji karyawan, hal penting lainnya yang perlu untuk diingat dan dimengerti yaitu mengenai aturan atau ketentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang berlalu dalam perusahaan tersebut.

Di mana di dalam Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2003 pasal 89 menyebutkan bahwa upah minimum akan ditentukan secara langsung setiap tahunnya agar dapat menciptakan kehidupan yang layak untuk masyarakat segera umumnya.

Jika upah yang diterima oleh karyawan tidak mencukupi kebutuhan, perusahaan dapat menyediakan Early Wage Access atau Akses Gaji Lebih awal bagi karyawannya melalui Mekari Flex.

Cara Menghitung Take Home Pay

Sampai pada tahap cara menghitung take home pay, perlu untuk diketahui bahwa prinsip dari cara menghitung take home pay yaitu dari jumlah keseluruhan upah yang diterima oleh setiap karyawan yang sudah bekerja pada sebuah perusahaan. Sedangkan untuk rumus cara menghitung take home pay itu sendiri berasal dari pengertian upah itu sendiri yang disebutkan pada Undang – Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2004 pasal 1 Ayat 30.

Dimana pada intinya menyebutkan bahwa upah merupakan hak pekerja yang akan diterima dan dinyatakan dalam bentuk tunai berupa uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada para pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kontrak kerja yang sudah disepakati, maupun peraturan perundangan – undangan termasuk dalam adanya tunjangan bagi pekerja serta keluarga atas sesuatu pekerjaannya yang dilakukannya.

Karena mudahnya cara menghitung take home pay berdasarkan pengertian diatas, maka besaran take home pay nanti merupakan total dari keseluruhan upah karyawan, ditambah dengan adanya pendapatan insidental, kemudian jangan lupakan adanya pengurangan atau dikurangi dengan pemotongan atas kewajiban karyawan.

Sehingga, secara garis besarnya cara menghitung take home pay dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut.

Rumus Take Home Pay = (Pendapatan Rutin + Pendapatan Insidental) – (Potongan BPJS – PPh 21 + Potongan Lainnya yang Menjadi Kewajiban)

Agar mudah untuk memahami cara menghitung take home pay dengan rumus tersebut, maka ini ada beberapa contoh kasus yang dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran sesaat belajar cara menghitung take home pay itu sendiri.

1. Contoh Kasus Cara Menghitung Take Home Pay Perusahaan ABC

Dimana disebutkan bahwa seorang karyawan perusahaan ABC ini mempunyai gaji pokok sebesar Rp 5.000.0000,-. Dan pada bulan Juni 2018, karyawan perusahaan ABC tersebut mempunyai potongan pinjaman di kantornya sebesar Rp 100.000,- dan iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp 200.000,- dan iuran BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 50.000,-.

Dan pada bulan yang sama pula yaitu Juni 2018, karyawan perusahan ABC tersebut menerima bonus atas pencapaian target yang dicapai sebesar Rp 2.000.000,-. Maka dari itu, cara menghitung take home pay yaitu sebagai berikut :

Cara Menghitung Take Home Pay Karyawan Perusahaan ABC = (Pendapatan Rutin + Bonus) – (Pinjaman + Iuran BPJS Kesehatan + Iuran Ketenagakerjaan)
= ( Rp 5.000.000,- + Rp 2.000.000,-) – ( Rp 100.000,- + Rp 200.000,- + Rp 50.000,-)
= Rp 7.000.000,- – Rp 350.000,-
= Rp 6.650.000,-

Dari cara menghitung take home pay di atas di bulan Juni 2018 karyawan yang bekerja di Perusahaan ABC mendapatkan sebesar Rp 6.650.000,-.

Oleh karena itu take home pay yang akan diterima secara keseluruhan termasuk gaji yang diterima karyawan setelah dikurangi oleh berbagai macam potongan atau kewajiban, maka perhitungan di atas jelas akan melihatkan penjumlahan gaji pokok ditambah adanya berbagai tunjangan dan dipotong berbagai kewajiban.

2. Contoh Kasus Cara Menghitung Take Home Pay Perusahaan HIJ

Terdapat seorang karyawan perusahaan HIJ yang mempunyai gaji pokok sebesar Rp 6.000.0000,-. Dan pada bulan September 2020, karyawan perusahaan HIJ tersebut mempunyai potongan pinjaman di kantornya sebesar Rp 500.000,- dan iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp 300.000,- dan iuran BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 50.000,-.

Dan pada bulan yang sama pula yaitu September 2020, karyawan perusahan HIJ tersebut menerima bonus atas pencapaian target yang dicapai sebesar Rp 3.000.000,-. dengan adanya prestasi pencapaian penjualan perusahaan sebesar Rp 1.000.000,-. Maka dari itu, cara menghitung take home pay yaitu sebagai berikut :

Cara Menghitung Take Home Pay Karyawan Perusahaan HIJ = (Pendapatan Rutin + Bonus) – (Pinjaman + Iuran BPJS Kesehatan + Iuran Ketenagakerjaan)
= ( Rp 6.000.000,- + Rp 3.000.000,- + Rp 1.000.000,-) – ( Rp 500.000,- + Rp 300.000,- + Rp 50.000,-)
= Rp 10.000.000,- – Rp 850.000,-
= Rp 9.150.000,-

Dari cara menghitung take home pay di atas di bulan September 2020 karyawan yang bekerja di Perusahaan HIJ mendapatkan sebesar Rp 9.150.000,-.

Oleh karena itu take home pay yang akan diterima secara keseluruhan termasuk gaji yang diterima karyawan setelah dikurangi oleh berbagai macam potongan atau kewajiban, maka perhitungan di atas jelas akan melihatkan penjumlahan gaji pokok ditambah adanya berbagai tunjangan dan dipotong berbagai kewajiban.

Cara menghitung take home pay ini akan berkaitan juga dengan bagian keuangan dan divisi HRD, dimana divisi HRD diharapkan mampu mensosialisasikan kepada para karyawan akan dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Sehingga, sosialisasi ini penting untuk dilakukan karena sebagian besar karyawan kurang memahami apa itu take home pay, bagaimana cara membedakannya ataupun hal – hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk menggunakan media penunjang lainnya.

Aplikasi payroll merupakan salah satu alat bantu yang mampu menghitung take home pay karyawan secara otomatis dan bisa diintegrasikan dengan aplikasi absensi yang dimiliki oleh perusahaan. Biasanya selain menghitung jumlah gaji karyawan, aplikasi ini juga dapat membantu dalam proses pembayaran gaji karyawan.

 

 

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami