Mekari Insight
- Turnover adalah tingkat pergantian karyawan dalam periode tertentu, baik secara sukarela maupun tidak sukarela.
- Turnover yang tinggi berdampak pada biaya rekrutmen, produktivitas tim, stabilitas perusahaan, dan citra employer branding.
- Software HRIS seperti Mekari Talenta menyediakan HR analytics dan dashboard turnover karyawan untuk memantau tren resign serta merancang strategi retensi yang lebih efektif.
Dengan melacak turnover karyawan, perusahaan dapat menilai atau mengukur tingkat pergantian karyawan dan apa faktor penyebabnya.
Perputaran ini mencakup pergantian secara sukarela maupun tidak.
Karyawan yang memutuskan untuk meninggalkan perusahaan atas kemauan mereka sendiri disebut perputaran sukarela.
Alasannya bisa bermacam-macam, misalnya karena mendapat pekerjaan baru, alasan pribadi, melanjutkan pendidikan, pensiun, dan lain-lain.
Sedangkan perputaran yang tidak disengaja mencakup para karyawan yang diberhentikan karena masalah kinerja atau perilaku.
Atau bisa jadi karyawan tersebut merupakan bagian dari PHK atau pengurangan pegawai.
Turnover karyawan merupakan perhitungan penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Entah pergantian tersebut secara sukarela atau tidak sukarela, perusahaan sebagai job giver harus mempertimbangkan alasan, biaya, dan dampaknya.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu turnover karyawan beserta penyebab dan cara mengatasinya, simak pembahasan artikel berikut ini!
Apa Itu Turnover Karyawan?
Turnover karyawan, atau tingkat pergantian karyawan, adalah ukuran yang menunjukkan seberapa banyak karyawan meninggalkan perusahaan dalam suatu periode tertentu dan perlu digantikan dengan karyawan baru.
Umumnya, perusahaan menghitung turnover secara tahunan, meskipun ada juga yang memantau per bulan atau per kuartal.
Setiap kali seorang karyawan berhenti bekerja—baik karena resign, pensiun, habis kontrak, atau terkena PHK—maka akan tercatat sebagai bagian dari turnover karyawan.
Dalam konteks sumber daya manusia, turnover karyawan menggambarkan:
- Berapa lama karyawan bertahan di perusahaan sebelum keluar.
- Seberapa sering perusahaan harus merekrut dan melatih karyawan baru untuk menggantikan yang pergi.
- Sejauh mana stabilitas tim dan lingkungan kerja dapat dipertahankan dari waktu ke waktu.
Jadi, turnover yang tinggi artinya karyawan tidak bertahan lama sehingga perusahaan perlu merekrut dan melatih karyawan baru yang menyebabkan stabilitas lingkungan kerja terganggu dan memakan banyak biaya.
Tak hanya itu, tingkat turnover yang tinggi juga dapat berdampak negatif pada employer branding.
Oleh karena itu, perusahaan perlu terus menjaga bahkan menurunkan turnover rate dengan membangun strategi retensi karyawan yang efektif.
Penyebab Turnover Karyawan
Sudah pahamkah Anda tentang apa itu turnover karyawan? Jika sudah, mari ke pembahasan lebih lanjut, yakni penyebabnya.
Berikut ini beberapa faktor utama penyebab terjadinya turnover karyawan:
1. Kurangnya Motivasi Karyawan

Penyebab pertama terjadinya turnover karyawan adalah kurangnya motivasi kerja.
Sebagian besar karyawan masih memiliki keyakinan bahwa tujuan atau motivasi mereka bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Padahal, pekerjaan atau karir memiliki arti yang lebih daripada itu, yakni sebagai ciri, identitas, dan tujuan hidup seseorang, terutama bagi individu yang profesional.
Jadi, tak heran jika orang-orang mencari karir yang sesuai dengan passion mereka di perusahaan impian agar dapat melakukan peran dan tugasnya dengan maksimal.
Namun, dalam perjalanan karirnya, tak sedikit orang yang sulit untuk mencapai hal tersebut.
Mereka memilih bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, meskipun tidak sesuai dengan passion atau bidang keahliannya.
Hal tersebut tentu mengakibatkan motivasinya berkurang dalam bekerja karena sulit untuk mencintai pekerjaan tersebut sehingga lebih banyak mengalami tekanan.
Apabila motivasi kerja kurang, maka yang terjadi adalah kurangnya perkembangan dan kemajuan dalam karir maupun kinerjanya.
Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sangat penting untuk mempertahankan karyawan yang baik.
Jika seorang karyawan merasa terjebak dalam posisi buntu, mereka cenderung melihat ke perusahaan yang berbeda untuk kesempatan meningkatkan status dan pendapatan mereka.
2. Terlalu Banyak Beban Pekerjaan
Mungkin tampak wajar bahwa, dalam periode tekanan ekonomi, perusahaan meminta para karyawan untuk mengambil tanggung jawab ekstra.
Kebanyakan perusahaan akan meminta karyawan untuk mengisi waktu luang dengan bekerja lembur, bahkan akhir pekan atau hari libur.
Hal tersebut tentu mengakibatkan karyawan sulit untuk membagi waktu antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi mereka.
Inilah yang menyebabkan turnover karyawan pada suatu perusahaan menjadi lebih tinggi, karena karyawan menjadi frustasi dan memilih untuk meninggalkan perusahaan.
3. Gaji Lebih Rendah daripada Beban Kerja
Penyebab utama dan kerap menyebabkan tingginya tingkat turnover karyawan adalah sistem penggajian yang tidak sepadan dengan tanggung jawab pekerjaan.
Perusahaan dengan tingkat employee turnover yang rendah akan menyadari bahwa dengan memberi gaji pokok yang lebih tinggi berdampak kuat pada retensi karena beberapa alasan.
Yakni, dengan membayar karyawan sesuai dengan keahliannya adalah cara nyata untuk menunjukkan bahwa perusahaan menghargai kontribusi mereka.
Lalu bagaimana cara untuk memastikan bahwa pemberian kompensasi sudah sesuai atau lebih tinggi dengan posisi dan peran karyawan?
Pertama, teruslah berikan kenaikan gaji pokok tahunan. Pantau sistem penggajian perusahaan lain setiap tahun.
Banyak perusahaan yang menerapkan sistem penggajian ditambah pembayaran bonus berdasarkan penyelesaian proyek.
Jangan lupa untuk menerapkan proses manajemen sumber daya manusia (SDM) guna mengidentifikasi karyawan terbaik, dan perbaiki ketidakseimbangan gaji dengan melakukan analisis kesetaraan gaji.
4. Kurangnya Feedback dan Pengakuan
Memberikan umpan balik atau feedback merupakan salah satu cara untuk memastikan komunikasi antara karyawan dengan atasan berjalan dengan baik.
Feedback juga memiliki dampak positif terhadap kemajuan kinerja karyawan, terutama dalam hal pengembangan skill dan menciptakan tim yang solid.
Jika seorang karyawan telah bekerja keras untuk menyelesaikan tugasnya, umpan balik yang jujur dapat membantu mereka mengelola beban kerja dan lebih fokus.
Umpan balik juga merupakan upaya perusahaan untuk mengakui kerja keras para karyawannya.
Mengabaikan pemberian umpan balik justru akan membuat karyawan jadi berkecil hati, serta minim bimbingan dan arahan.
5. Sistem Seleksi Karyawan yang Kurang Tepat
Menemukan karyawan yang sesuai dengan kriteria perusahaan bukanlah perkara yang mudah.
Akan tetapi, memaksakan kecocokan dengan karyawan yang jelas-jelas tidak tepat untuk budaya atau nilai perusahaan juga bisa memberikan dampak yang kurang baik.
Meskipun Anda kesulitan untuk mengisi suatu posisi di perusahaan, memilih karyawan yang tidak sesuai kriteria merupakan keputusan yang kurang tepat.
Baik itu bagi perusahaan maupun karyawan tersebut. Itu karena jika karyawan menempati posisi yang tidak cocok dengannya, maka itu akan menjadi tekanan tersendiri.
Baca Juga: Pengertian, Fungsi dan Metode Pengembangan Sumber Daya Manusia
Cara Menghitung Turnover Karyawan
Salah satu cara paling umum untuk mengukur turnover karyawan adalah dengan melihat persentase karyawan yang keluar dalam periode tertentu dibandingkan dengan rata-rata jumlah karyawan pada periode yang sama.
Dengan begitu, perusahaan bisa menilai apakah tingkat pergantian karyawan masih wajar atau sudah perlu waspada.
Rumus tingkat turnover karyawan
Turnover rate (%) = (Jumlah karyawan yang keluar dalam periode tertentu : Rata-rata jumlah karyawan dalam periode tersebut) × 100%
Catatan:
“Karyawan yang keluar” bisa mencakup resign, pensiun, hingga PHK, baik sukarela maupun tidak, bergantung kebijakan pengukuran di perusahaan Anda.
Langkah-langkah menghitung turnover karyawan
Setelah mengetahui rumusnya, berikut adalah cara menghitung turnover karyawan dalam langkah-langkah praktis dan sistematis:
1. Tentukan periode pengukuran
Tentukan terlebih dahulu apakah Anda ingin menghitung turnover secara bulanan, kuartalan, atau tahunan agar data yang digunakan konsisten.
2. Hitung jumlah karyawan yang keluar pada periode tersebut
Catat semua karyawan yang berhenti bekerja dalam periode tersebut, baik karena resign, pensiun, maupun PHK (sesuai definisi turnover yang digunakan perusahaan).
3. Hitung rata-rata jumlah karyawan pada periode tersebut
Cara paling sederhana adalah dengan menghitung rata-rata jumlah karyawan di awal dan di akhir periode adalah:
Rumus rata-rata jumlah karyawan:
Rata-rata jumlah karyawan = (Jumlah karyawan awal periode + Jumlah karyawan akhir periode) : 2.
4. Masukkan ke dalam rumus turnover
Bagi jumlah karyawan yang keluar dengan rata-rata jumlah karyawan, lalu kalikan 100 untuk mendapatkan persentasenya.
Contoh perhitungan turnover karyawan
Agar lebih mudah memahami, Anda bisa melihat contoh perhitungan tingkat turnover berikut.
Misalnya, dalam satu tahun:
- Jumlah karyawan pada awal tahun: 190 orang
- Jumlah karyawan pada akhir tahun: 210 orang
- Jumlah karyawan yang keluar (resign dan PHK): 12 orang
Langkah perhitungannya:
1. Hitung rata-rata jumlah karyawan:
(190 + 210) : 2 = 400 : 2 = 200 orang
2. Masukkan ke rumus turnover:
Turnover rate = (12 : 200) × 100%
Turnover rate = 0,06 × 100% = 6%
Artinya, tingkat turnover karyawan perusahaan Anda pada tahun tersebut adalah 6% dan bisa dijadikan indikator untuk mengevaluasi kondisi kerja, strategi rekrutmen, maupun program retensi karyawan.
Cara Mengatasi Turnover Karyawan
Tingkat employee turnover yang tinggi memang berdampak negatif bagi perusahaan.
Oleh karena itu, Anda harus tahu bagaimana cara mengatasi hal tersebut. Berikut ini beberapa strategi retensi karyawan yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan tingkat turnover di perusahaan.
1. Beri Tunjangan dan Kompensasi yang Pantas Kepada Karyawan
Setiap karyawan pasti ingin kontribusi mereka dihargai oleh perusahaan. Jadi, lakukan suatu upaya untuk mengakui keberhasilan mereka dan menghargai upaya mereka.
Salah satunya adalah dengan memberikan gaji, tunjangan, dan kompensasi yang sesuai dengan kinerja mereka.
Salah satu indikator kinerja yang dapat diukur adalah masalah kehadiran karyawan, apakah karyawan tersebut hadir selalu tepat waktu atau tidak. Dengan menggunakan aplikasi absensi online seharusnya menjadi lebih mudah dan data juga lebih akurat, sehingga pemberian kompensasi juga tepat.
Menawarkan penghargaan dan merayakan prestasi karyawan mungkin tampak tidak penting, tetapi itu akan mengarah pada peningkatan loyalitas mereka.
2. Pastikan Keseimbangan Kehidupan Kerja yang Baik
Upaya selanjutnya untuk mengatasi turnover karyawan adalah dengan memastikan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi karyawan.
Jangan ragu untuk mendorong karyawan Anda untuk mengambil istirahat libur, maupun cuti, dengan kemudahan mengajukannya menggunakan software HR terbaik menurut anda.
Dan pastikan beban kerja mereka cukup terkendali sehingga mereka tidak dipaksa untuk pulang terlambat atau berangkat kerja lebih awal setiap hari.
Meskipun uang mungkin bukan alasan utama, pastikan Anda membayar karyawan dengan upah yang adil serta meningkat setara dengan pengembangan profesional mereka.
Dengan melakukannya Anda dapat memastikan karyawan tidak mulai mencari penawaran yang lebih baik di perusahaan lain.
3. Berinvestasilah pada Karyawan Anda
Karyawan Anda ingin tahu bahwa mereka adalah bagian berharga dari tim Anda.
Dengan turut berperan aktif dalam pengembangan profesional, mereka ingin menunjukkan bahwa Anda berinvestasi dalam kesuksesan mereka.
Kemudian pada gilirannya, ini akan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Melakukan promosi, pelatihan, dan memberi feedback positif juga akan mendorong perkembangan kinerja karyawan.
Ukur dan Turunkan Tingkat Turnover Karyawan dengan Software HRIS
Turnover yang tinggi menguras biaya rekrutmen, mengganggu operasional, dan menurunkan moral tim.
Agar bisa mengukur dan menekan angka keluar-masuk karyawan, Anda perlu data yang rapi, proses people yang konsisten, dan tindak lanjut yang cepat.
Mekari Talenta adalah aplikasi HRIS terbaik untuk membantu HR memantau risiko, menstandarkan proses, dan menindaklanjuti temuan agar turnover berkurang dan retensi meningkat.
Dengan Mekari Talenta, Anda dapat:
- Memantau tren turnover & retensi lewat HR analytics untuk meminimalkan serta memitigasi pergantian karyawan agar kinerja perusahaan lebih stabil.
- Menjaga keadilan kompensasi dengan payroll terintegrasi sehingga perhitungan gaji, lembur, dan potongan menjadi lebih akurat.
- Membangun jalur kinerja & apresiasi melalui performance management agar ekspektasi jelas, perkembangan karyawan terarah, dan apresiasi tersalurkan dengan baik.
- Mengambil keputusan berbasis data karena analitik HR terhubung otomatis dengan modul absensi, payroll, dan performa sehingga mempercepat tindakan korektif yang berdampak pada retensi.
Jaga dan kembangkan strategi retensi yang efektif untuk mengurangi turnover karyawan bersama Software HRIS Mekari Talenta sekarang!
