Home / Blog / Business & Economy

5 Strategi Mengurangi Turnover Karyawan

HR mendiskusikan turnover karyawan
Daftar isi
Mode

Turnover karyawan adalah aktivitas pergantian karyawan dari suatu perusahaan, yang biasanya diukur secara bulanan atau tahunan. Tingkat turnover tersebut dilihat berdasarkan jumlah tenaga kerja yang berhenti dalam satu periode.

Tingkat turnover karyawan mencakup turnover sukarela dan tidak sukarela. Dalam hal ini, sukarela artinya karyawan mengundurkan diri atas alasan tertentu. Sedangkan, tidak sukarela berarti diberhentikan perusahaan.

Menurut studi HireVue yang dilansir dari Unleash melaporkan bahwa, 55% perusahaan dunia mengalami turnover yang lebih tinggi di tahun 2022.

Perusahaan-perusahaan di studi tersebut setidaknya mengalami 13% turnover karyawan di tahun ini. Fenomena tersebut disebut sebagai “The Great Resignation”, yaitu pengunduran massal karyawan. 

Dari studi HireVue di atas dapat dilihat apabila tenaga kerja saat ini lebih cenderung meninggalkan pekerjaan mereka untuk menemukan yang lebih sesuai dengan keinginan mereka, daripada generasi sebelumnya.

Sebagai pemberi kerja, penting untuk mencari tahu asal penyebabnya dan melakukan tindakan preventif dalam menanggulangi tingginya tingkat turnover karyawan.

Maka dari itu, Mekari akan membahas faktor-faktor yang menyebabkan turnover dan mengupas berbagai strategi untuk mengatasi isu tersebut. Simak pembahasan di bawah ini.

Baca Juga: Inilah Cara Mengukur Tingkat Kesehatan Keuangan Karyawan

Apa yang Menyebabkan Turnover Karyawan?

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan karyawan keluar dari perusahaan:

1. Overwork

Berdasarkan hasil survei “2022 Global Talent Trendsdari LinkedIn, pada peringkat satu, ada sebanyak 63% karyawan yang memprioritaskan work-life balance ketika memilih pekerjaan. Hal ini mengindikasikan bahwa karyawan ingin pekerjaan yang tidak mengganggu kenyamanan hidupnya.

Kelelahan terjadi ketika karyawan diminta untuk melakukan tugas tanpa sumber daya yang memadai, ketika mereka merasa kurang kontrol, atau ketika mereka secara konsisten menghadapi lebih banyak stres harian.

Anda harus refleksi: Apakah Anda secara teratur meminta atau mengharapkan karyawan untuk bekerja pada akhir pekan atau setelah jam kerja? Apakah Anda sudah menyediakan teknologi yang tepat dan sumber daya lain yang memadai?

Tim dan manajer HR harus meminta umpan balik kepada karyawan tentang beban kerja mereka—yang kemudian membuat perubahan sesuai kebutuhan dan berkomitmen untuk menyediakan sumber daya yang tepat bagi karyawan.

2. Kompensasi Rendah

Ketika karyawan meninggalkan perusahaan, kompensasi dan tunjangan adalah salah satu alasan utamanya.

Dari hasil survei LinkedIn sebelumnya, pada peringkat kedua ditemukan bahwa 60% karyawan menjadikan kompensasi dan tunjangan sebagai prioritas utama mereka dalam memilih pekerjaan.

Gaji pokok yang lebih tinggi memiliki dampak yang kuat pada retensi, sebab menggaji karyawan dengan baik adalah cara nyata untuk menunjukkan bahwa Anda menghargai kontribusi mereka.

Bagaimana Anda bisa memastikan kompensasi sesuai untuk pasar dan peran SDM? Pertama, pantau gaji perusahaan lain setiap tahun, khususnya untuk pekerjaan yang sulit diisi. 

Kedua, identifikasi kandidat terbaik, lalu perbaiki ketidakseimbangan gaji dengan melakukan analisis kesetaraan gaji antar ras dan gender.

3. Kolega dan Budaya Perusahaan yang Buruk

Berdasarkan survei LinkedIn, pada peringkat ketiga terdapat 40% karyawan yang menjadikan kolega dan budaya perusahaan sebagai prioritas waktu memilih pekerjaan.

Budaya perusahaan dan kolega yang bersikap negatif adalah salah satu alasan yang menyebabkan meroketnya turnover karyawan. 

Ketika karyawan merasakan stres secara konstan, diabaikan, takut membuat kesalahan kecil, atau mengalami intimidasi di tempat kerja, kemungkinan besar, mereka akan kehilangan motivasi dan tidak akan bertahan dengan perusahaan mereka saat ini.

 

 

Strategi-strategi Mengatasi Turnover Karyawan

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab turnover karyawan, sekarang perusahaan dapat membuat strategi retensi yang komprehensif. Berikut adalah strategi-strateginya:

1. Utamakan Fleksibilitas

Penjadwalan yang fleksibel dan kerja jarak jauh adalah dua cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk membantu karyawan mencapai work-life balance yang lebih baik serta mengurangi turnover karyawan.

Selain itu, memberikan karyawan waktu istirahat dan menghormati waktu istirahat juga menjadi hal penting.

2. Tawarkan Gaji Kompetitif

Ikuti perkembangan harga pasar dan tawarkan gaji serta tunjangan yang kompetitif. Perusahaan harus mulai dengan menawarkan gaji awal sesuai dan menarik kandidat yang memenuhi syarat serta berbakat. 

Perusahaan juga harus menawarkan kenaikan gaji secara teratur dan memantau gaji dari perusahaan lain untuk pekerjaan serupa, terutama untuk pekerjaan yang sulit diisi. 

Sebagai pemberi kerja, perusahaan diharapkan untuk membayar lebih bagi karyawan yang memiliki keterampilan yang mumpuni dan menawarkan bonus setiap penyelesaian proyek yang memuaskan.

3. Evaluasi Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan dapat berarti banyak hal, tetapi umumnya mengacu pada sikap dan keyakinan bersama yang mendefinisikan tempat kerja dan mempengaruhi pengalaman karyawan. 

Anda tidak dapat mengubah atau memperkuat budaya tanpa terlebih dahulu mengidentifikasi jenis budaya apa yang dimiliki perusahaan. 

Ada banyak alat dan konsultan yang dapat membantu dalam hal ini. Salah satunya adalah Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) dari Universitas Michigan, yang membagi budaya perusahaan menjadi create, compete, collaborate dan control. 

Dengan adanya budaya perusahaan yang kuat, maka akan lebih mudah untuk mempertahankan karyawan.

Baca Juga: Cari Pinjaman Uang untuk Dana Pribadi Karyawan

Earned Wage Access, Cara Alternatif Mengatasi Turnover Karyawan

Seperti yang dibahas sebelumnya, kompensasi dan tunjangan menjadi alasan utama karyawan meninggalkan perusahaan. Hal ini tentunya semakin memicu tumbuhnya kesadaran dari perusahaan untuk memberikan kompensasi dan tunjangan yang tinggi.

Namun, tak semua perusahaan mampu menaikan gaji karyawannya secara berkala. Maka dari itu, perusahaan dapat mengembangkan tunjangan yang mengatasi tekanan keuangan pekerja, sebagai pelengkap atau pengganti potensial dari kenaikan gaji.

Pengganti alternatif tersebut adalah Earned Wage Access (EWA), yaitu tunjangan yang memungkinkan karyawan untuk menarik gajinya lebih awal dari tanggal yang sudah ditentukan.

Penting untuk diketahui, bahwa EWA bukanlah pinjaman atau kasbon karyawan yang perlu dibayar, sebab dana diambil dari gaji karyawan tersebut. Jadi, karyawan tak perlu khawatir untuk membayar di kemudian hari dan perusahaan pun tak perlu takut arus kasnya akan terganggu.

Dengan Earned Wage Access dari Mekari Flex, perusahaan dapat memiliki competitive advantage dari segi tunjangan yang membuat karyawan di Indonesia tetap bertahan.

Jika Anda tertarik untuk menggunakan Earned Wage Access dari Mekari Flex, Anda dapat berkonsultasi gratis dengan tim ahli kami.

 

 

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami