Daftar isi
4 min read

5 Strategi dan Cara Mengurangi Turnover Karyawan

Cara mengurangi turnover karyawan agar karyawan tidak resign seperti pada gambar

Mekari Insight

  • Tingkat turnover karyawan yang tinggi dapat mengganggu stabilitas perusahaan sehingga penting bagi manajemen untuk meminimalisasinya.
  • Ada berbagai faktor yang dapat menurunkan tingkat turnover karyawan dan meningkatkan kepuasan serta retensi mereka.
  • Kompensasi berupa akses gaji lebih awal dapat menjadi opsi strategi untuk menurunkan turnover karyawan.

Turnover karyawan adalah aktivitas pergantian karyawan dari suatu perusahaan. Umumnya, pengukurannya berlaku secara bulanan atau tahunan. Tingkat turnover tersebut dilihat berdasarkan jumlah tenaga kerja yang berhenti dalam satu periode.

Studi HireVue dari Unleash melaporkan bahwa, 55% perusahaan dunia mengalami turnover yang lebih tinggi di tahun 2022.

Perusahaan-perusahaan di studi tersebut setidaknya mengalami 13% turnover karyawan di tahun ini. Fenomena tersebut disebut sebagai “The Great Resignation”, yaitu pengunduran massal karyawan. 

Dari studi HireVue di atas, kita dapat mengetahui bahwa tenaga kerja saat ini cenderung meninggalkan pekerjaan mereka untuk menemukan yang lebih sesuai dengan keinginan mereka, daripada generasi sebelumnya.

Sebagai pemberi kerja, penting untuk mencari tahu asal penyebabnya dan melakukan tindakan preventif dalam menanggulangi tingginya tingkat turnover karyawan.

Hal ini karena tingkat turnover yang tinggi dapat berdampak pada berbagai hal, termasuk biaya rekrutmen, produktivitas dan stabilitas tim, hingga employer branding

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengetahui penyebab hingga cara mengurangi turnover karyawan.

Baca Juga: Inilah Cara Mengukur Tingkat Kesehatan Keuangan Karyawan

 

 

Apa yang Menyebabkan Turnover Karyawan?

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan karyawan keluar dari perusahaan:

1. Overwork

Berdasarkan hasil survei “2022 Global Talent Trendsdari LinkedIn, pada peringkat satu, ada sebanyak 63% karyawan yang memprioritaskan work-life balance ketika memilih pekerjaan. Hal ini mengindikasikan bahwa karyawan ingin pekerjaan yang tidak mengganggu kenyamanan hidupnya.

Kelelahan terjadi ketika karyawan diminta untuk melakukan tugas tanpa sumber daya yang memadai, ketika mereka merasa kurang kontrol, atau ketika mereka secara konsisten menghadapi lebih banyak stres harian.

Anda harus refleksi: Apakah Anda secara teratur meminta atau mengharapkan karyawan untuk bekerja pada akhir pekan atau setelah jam kerja? Apakah Anda sudah menyediakan teknologi yang tepat dan sumber daya lain yang memadai?

Tim dan manajer HR harus meminta umpan balik kepada karyawan tentang beban kerja mereka—yang kemudian membuat perubahan sesuai kebutuhan dan berkomitmen untuk menyediakan sumber daya yang tepat bagi karyawan.

Baca Juga: 10 Alasan Karyawan Resign dan Cara Mencegah yang Tepat

2. Kompensasi Rendah

Ketika karyawan meninggalkan perusahaan, kompensasi dan tunjangan adalah salah satu alasan utamanya.

Dari hasil survei LinkedIn sebelumnya, pada peringkat kedua ditemukan bahwa 60% karyawan menjadikan kompensasi dan tunjangan sebagai prioritas utama mereka dalam memilih pekerjaan.

Gaji pokok yang lebih tinggi memiliki dampak yang kuat pada retensi, sebab menggaji karyawan dengan baik adalah cara nyata untuk menunjukkan bahwa Anda menghargai kontribusi mereka.

Bagaimana Anda bisa memastikan kompensasi sesuai untuk pasar dan peran SDM? Pertama, pantau gaji perusahaan lain setiap tahun, khususnya untuk pekerjaan yang sulit diisi. 

Kedua, identifikasi kandidat terbaik, lalu perbaiki ketidakseimbangan gaji dengan melakukan analisis kesetaraan gaji antar ras dan gender.

3. Kolega dan Budaya Perusahaan yang Buruk

Berdasarkan survei LinkedIn, pada peringkat ketiga terdapat 40% karyawan yang menjadikan kolega dan budaya perusahaan sebagai prioritas waktu memilih pekerjaan.

Budaya perusahaan dan kolega yang bersikap negatif adalah salah satu alasan yang menyebabkan meroketnya turnover karyawan. 

Ketika karyawan merasakan stres secara konstan, terabaikan, takut membuat kesalahan kecil, atau mengalami intimidasi di tempat kerja, kemungkinan besar, mereka akan kehilangan motivasi dan tidak akan bertahan dengan perusahaan mereka saat ini.

Strategi dan Cara Mengurangi Turnover Karyawan

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab turnover karyawan, sekarang perusahaan dapat membuat strategi retensi yang komprehensif. Berikut adalah strategi-strateginya:

1. Utamakan Fleksibilitas

Penjadwalan yang fleksibel dan kerja jarak jauh adalah dua cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk membantu karyawan mencapai work-life balance yang lebih baik serta mengurangi turnover karyawan.

Selain itu, memberikan karyawan waktu istirahat dan menghormati waktu istirahat juga menjadi hal penting.

Sistem kerja yang fleksibel ini dapat menjadi salah satu cara mengurangi turnover karyawan yang efisien.

2. Tawarkan Gaji Kompetitif

Ikuti perkembangan harga pasar dan tawarkan gaji serta tunjangan yang kompetitif. Perusahaan harus mulai dengan menawarkan gaji awal sesuai dan menarik kandidat yang memenuhi syarat serta berbakat. 

Perusahaan juga harus menawarkan kenaikan gaji secara teratur dan memantau gaji dari perusahaan lain untuk pekerjaan serupa, terutama untuk pekerjaan yang sulit diisi. 

Sebagai pemberi kerja, perusahaan diharapkan untuk membayar lebih bagi karyawan yang memiliki keterampilan yang mumpuni dan menawarkan bonus setiap penyelesaian proyek yang memuaskan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung Persentase Gaji Karyawan?

3. Fasilitasi Pertumbuhan Karyawan dan Tingkatkan Keterlibatkan Aktif

Dalam bekerja, karyawan tidak hanya ingin mencari uang saja, melainkan juga meningkatkan kemampuan serta posisinya dalam karier. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menawarkan program pengembangan seperti pelatihan dan promosi internal agar karyawan merasa tumbuh dan memiliki jalur karier yang baik.

Selain itu, libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, proyek kolaborasi lintas tim, hingga kegiatan internal perusahaan yang lain untuk membangun rasa handarbeni atau memiliki.

Tak hanya itu, jangan lupa memberikan apresiasi atas kontribusi karyawan agar mereka merasa berharga dan menjadi loyal pada perusahaan.

4. Pahami dan Respons Kebutuhan Karyawan

Cara mengurangi turnover karyawan yang keempat adalah menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan karyawan. 

Perusahaan dapat menerima umpan balik karyawan secara rutin dengan berbagai program seperti survei kepuasan kerja hingga sesi one-on-one bersama direct manager

Hal ini bertujuan untuk mengetahui aspirasi, harapan, hingga tantangan yang sedang mereka hadapi secara langsung.

Dari hasil umpan balik tersebut, perusahaan dapat merancang program yang lebih relevan. 

Salah satu contohnya adalah memberikan akses berupa literasi keuangan agar mereka dapat mengelola gajinya dengan lebih baik. 

Pengelolaan keuangan yang baik dapat menghindarkan karyawan dari stres finansial sehingga mereka tetap produktif dan tingkat retensinya dapat terjaga.

5. Evaluasi Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan dapat berarti banyak hal, tetapi umumnya mengacu pada sikap dan keyakinan bersama yang mendefinisikan tempat kerja dan mempengaruhi pengalaman karyawan. 

Anda tidak dapat mengubah atau memperkuat budaya tanpa terlebih dahulu mengidentifikasi jenis budaya apa yang dimiliki perusahaan. 

Ada banyak alat dan konsultan yang dapat membantu dalam hal ini. Salah satunya adalah Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) dari Universitas Michigan, yang membagi budaya perusahaan menjadi create, compete, collaborate dan control. 

Dengan adanya budaya perusahaan yang kuat, maka akan lebih mudah untuk mempertahankan karyawan.

Baca Juga: Cari Pinjaman Uang untuk Dana Pribadi Karyawan

Earned Wage Access, Cara Alternatif Mengurangi Turnover Karyawan

Perusahaan dapat memanfaatkan Earned Wage Access (EWA), yaitu tunjangan yang memungkinkan karyawan untuk menarik gajinya lebih awal dari tanggal kesepakatan, sebagai alternatif dari kompensasi dan tunjangan.

Penting untuk memahami bahwa EWA bukanlah pinjaman atau kasbon karyawan yang perlu pelunasan pada akhir tempo karena dana untuk EWA berasal dari gaji karyawan tersebut. Jadi, karyawan tak perlu khawatir untuk membayar di kemudian hari dan perusahaan pun tak perlu takut arus kasnya akan terganggu.

Dengan Earned Wage Access dari Mekari Flex, perusahaan dapat memiliki competitive advantage dari segi tunjangan yang membuat karyawan di Indonesia tetap bertahan.

Mekari juga hadir sebagai solusi yang terintegrasi untuk HR melalui berbagai software di dalam ekosistemnya.

Jika Anda tertarik untuk menggunakan Earned Wage Access dari Mekari Flex, Anda dapat berkonsultasi gratis dengan tim ahli kami.

 

 

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami