Daftar isi
4 min read

Hal yang Wajib Perusahaan Ketahui Sebelum Memberikan Pinjaman Karyawan

Karyawan menerima utang setelah memenuhi aturan pinjaman karyawan di perusahaan

Mekari Insight

  • Aturan pinjaman karyawan di perusahaan penting sebelum membuat program pinjaman bagi karyawan.
  • Dengan kebijakan yang tepat, perusahaan dapat mendukung kesejahteraan finansial karyawan dengan tetap menjaga arus kas yang sehat.
  • Flex Installment dari Mekari Flex dapat menjadi salah satu solusi alternatif untuk mendukung financial wellness karyawan.

Pinjaman karyawan merupakan pinjaman yang diajukan oleh karyawan kepada perusahaan tempatnya bekerja. Seperti pinjaman pada umumnya, karyawan diharapkan untuk membayar kembali pinjaman kepada perusahaan.

Biasanya, pinjaman karyawan diberikan sebagai salah satu upaya perusahaan untuk menunjukan kepedulian mereka terhadap kesejahteraan finansial karyawan

Tak hanya itu, pinjaman karyawan juga menjadi strategi retensi perusahaan untuk mempertahankan karyawan-karyawan terbaiknya.

Berdasarkan PwC Employee Financial Wellness Survey tahun 2022:

76% karyawan tertarik dengan perusahaan yang peduli dengan kesejahteraan karyawannya

Oleh karenanya, penting bagi perusahaan untuk menyediakan pinjaman bagi karyawannya. 

Namun sebelum menyediakan pinjaman bagi karyawan, perusahaan harus mengetahui beberapa hal seperti pro dan kontra, tata aturan, dan skema pinjaman.

Di artikel ini, Mekari akan membahas hal-hal tersebut secara komprehensif. Simak pembahasan berikut.

Baca Juga: Tips Mendukung Kesejahteraan Finansial Karyawan dengan Literasi Keuangan

 

 

Pro dan Kontra Pinjaman Karyawan

Menyediakan pinjaman karyawan tentunya memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan maupun karyawan. Berikut adalah benefit atau keuntungan yang didapatkan dari pinjaman karyawan:

1. Keamanan Finansial

Pembayaran pinjaman yang konsisten ditambah bunga tambahan dapat berkontribusi positif pada arus kas perusahaan. Pinjaman tersebut juga memberikan keamanan finansial bagi karyawan sebagai dana berisiko rendah yang dapat membantu mereka menghadapi kesulitan finansial.

2. Peningkatan Kinerja dan Retensi Karyawan

Menurut laporan Financial Literacy Begins in the Office oleh PFEEF, berbagai perusahaan mengatakan bahwa kesehatan finansial secara keseluruhan untuk tenaga kerja mereka berarti:

  • Tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi (76%)
  • Loyalitas (65%)
  • Produktivitas (55%).

Hal ini membuktikan bahwa pinjaman yang diberikan oleh perusahaan dapat mengurangi stres dan memberi karyawan rasa kepemilikan finansial, yang dapat membantu mereka bekerja lebih baik di tempat kerja.

Kepuasan kerja dan stres yang lebih rendah dapat meningkatkan produktivitas serta retensi karyawan secara keseluruhan.

3. Pendanaan Berisiko Rendah dan Mudah

Suku bunga pinjaman karyawan umumnya lebih rendah daripada bentuk pendanaan lain dan tidak memerlukan pemeriksaan skor kredit. Hal-hal tersebut menjadikan pinjaman dari perusahaan sebagai pilihan yang terjangkau dan dapat diakses oleh pekerja.

Keuntungan tentunya datang bersamaan dengan kerugian. Berikut adalah beberapa kerugian yang harus perusahaan pertimbangkan sebelum memberikan pinjaman kepada karyawan:

1. Risiko Gagal Bayar

Terdapat kemungkinan apabila karyawan yang meminjam uang dari perusahaan tidak dapat membayar kembali pinjaman, ketika mereka di-PHK di tengah periode pinjaman atau mengalami kesulitan keuangan lainnya yang lebih parah. 

Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan dapat menyertakan ketentuan kerugian pinjaman dan persyaratan ke dalam perjanjian.

2. Risiko Konflik Karyawan

Pinjaman karyawan pastinya memiliki syarat dan ketentuan yang harus dilalui. Perusahaan bisa saja menerapkan syarat dari level jabatan atau periode bekerja karyawan. 

Dari syarat tersebut, tentunya ada beberapa karyawan yang tidak memenuhi persyaratan dan tak dapat mengajukan pinjaman. Hal ini dapat menimbulkan rasa ketidakadilan antara yang mendapatkan pinjaman dan yang tidak. 

Tak hanya itu, karyawan yang tidak memenuhi syarat juga bisa menuduh manajemen perusahaan memiliki favoritisme atau pilih kasih, sehingga menimbulkan konflik antar karyawan dan juga manajemen.

Maka dari itu, perusahaan dapat membuat program peminjaman yang konsisten dan bijaksana agar konflik antar pekerja dapat dihindari di kantor.

Baca Juga: Dana Darurat untuk Karyawan: Apa itu dan Bagaimana Cara Mempersiapkannya?

Membuat Aturan Pinjaman Karyawan di Perusahaan

Sebelum membuat program dan perjanjian, perusahaan perlu membuat aturan pinjaman karyawan di perusahaan terlebih dahulu. 

Pembuatan aturan dan kebijakan yang jelas penting agar arus kas perusahaan tidak terganggu dan sistem pengajuan pinjaman karyawan berjalan dengan baik.

Berikut beberapa contoh aturan pinjaman karyawan di perusahaan yang dapat Anda terapkan saat membuat program pinjaman karyawan:

  1. Setelah wawancara, tentukan berapa banyak uang yang akan ditawarkan berdasarkan kebutuhan karyawan dan kemampuan membayar kembali (rasio utang terhadap pendapatan mereka). Selain itu, perusahaan juga dapat menawarkan jumlah tetap kepada semua karyawan secara setara.
  2. Konsultasikan dengan akuntan dan pengacara bisnis untuk menilai situasi secara akurat (seperti jumlah maksimum yang dapat dipinjamkan oleh perusahaan dan frekuensinya), kemudian buatlah draf dokumen perjanjian yang sesuai.
  3. Putuskan siapa yang akan menjadi administrator rencana pinjaman karyawan untuk menandatangani dokumen dan memantau pemotongan gaji.
  4. Buat akun pembayaran pinjaman untuk karyawan dengan software HR untuk mengatur pemotongan gaji otomatis dan menangkap detail yang relevan.
  5. Tanda tangani dokumen dan gunakan notaris bersertifikat jika perlu.

Skema Pengajuan Pinjaman Karyawan

Selain aturan pinjaman karyawan di perusahaan, Anda juga perlu mempertimbangkan berbagai aspek untuk pinjaman bagi karyawan. Aspek-aspek tersebut mencakup:

1. Jumlah Pinjaman

Pertama, manajemen perusahaan harus memikirkan alasan kesulitan atau masalah finansial seperti apa yang cukup baik untuk mendapatkan pinjaman. Jangan sampai perusahaan memberikan dana pinjaman untuk kebutuhan konsumtif yang cuma-cuma.

Kedua, pertimbangkan juga batasan nominal serta frekuensi peminjaman bagi karyawan. Perlu ada batasan maksimum dan minimum bagi karyawan sebelum meminjam uang pada perusahaan.

Ketiga, lihat dan pertimbangkan rasio utang dengan pendapatan karyawan. Dengan begini, perusahaan dapat meminimalisasi potensi gagal bayar.

Terakhir, Anda dapat mendasarkan penentuan nominal peminjaman berdasarkan level jabatan dan periode waktu kerja.

2. Metode Pembayaran

Umumnya, metode pembayaran pinjaman karyawan yang utama dalam perusahaan adalah dengan memotong langsung dari karyawan. Selain umum, metode ini juga merupakan metode pembayaran yang paling efisien.

Selain itu, Anda dapat mengatur metode pembayaran alternatif sebelum status pekerjaan mereka berubah, takut-takut apabila karyawan mengundurkan diri atau terkena PHK ketika masih mempunyai utang.

Tujuan penetapan metode pembayaran adalah untuk menerima pembayaran tepat waktu atau menghindari karyawan melarikan diri tanpa memenuhi kesepakatan mereka.

3. Jangka Waktu Pembayaran

Adanya jangka waktu pembayaran memberikan rasa urgensi bagi karyawan untuk cepat-cepat melunasi pinjamannya. Perusahaan juga bisa secara jelas menagih pinjaman ketika sudah jatuh tempo.

4. Syarat Lain yang Spesifik

Membuat program pinjaman karyawan juga harus mempertimbangkan berbagai aspek spesifik lainnya dari karyawan.

Contohnya, jika karyawan sedang memiliki pinjaman, apakah mereka boleh mengajukan pengunduran diri, batas waktunya, hingga bagaimana sistem pelunasan jika perusahaan menghendaki karyawan mengundurkan diri selama masa pinjaman.

Syarat-syarat spesifik seperti ini perlu agar seluruh sistem berjalan baik dan bagian HR serta keuangan dapat mengelola pinjaman dengan baik.

Anda dapat berdiskusi dengan tim keuangan untuk membuat strategi serta syarat yang spesifik tersebut, sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan perusahaan Anda.

Solusi Alternatif Pinjaman Karyawan, Flex Installment

Pinjaman karyawan memang menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan finansial. Namun, tak semua karyawan menyukai ide “meminjam” kepada pihak asing di luar perusahaan yang tak tahu kondisi mereka. Seringkali, pinjaman menjadi momok memalukan karena mereka merasa terekspos ketika orang lain tahu mereka sedang kesulitan.

Maka dari itu, fitur Flex Installment bisa menjadi alternatif bagi karyawan yang kesusahan secara finansial. 

Flex Installment adalah salah satu cara untuk mendukung kesejahteraan finansial karyawan dengan pendanaan yang terjamin dan aman. Dengan fitur ini, Anda dapat mengakomodir kebutuhan pendanaan untuk kebutuhan darurat karyawan.

Dengan Flex Installment dari Mekari Flex, perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana tambahan, sehingga arus kas perusahaan pun tetap lancar tidak terganggu. Lalu, hemat administrasi karena pencatatan terkait pemotongan gaji dari pembayaran pendanaan berjalan secara otomatis dan akan langsung tertera dalam payroll karyawan. 

Perusahaan juga tak perlu takut rugi, sebab saat karyawan mengundurkan diri sebelum pembayaran selesai sepenuhnya, sisa cicilan dapat langsung tertagih ke karyawan. Jadi Anda tidak perlu khawatir apabila karyawan akan kabur dengan dana tersebut.

Jika Anda tertarik untuk menggunakan Flex Installment dari Mekari Flex, Anda dapat mengetahui info lebih lanjut tentang fitur dengan menghubungi kami lewat whatsapp.

 

 

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami