Mekari Insight
- CapEx adalah pengeluaran investasi untuk aset jangka panjang seperti mesin atau gedung, sedangkan OpEx adalah biaya rutin harian seperti gaji, sewa, dan listrik. Keduanya punya peran penting dalam operasional dan pertumbuhan bisnis.
- CapEx berdampak jangka panjang, membutuhkan analisis dan perencanaan matang. OpEx lebih fleksibel dan cepat disesuaikan, ideal untuk menjaga kelangsungan operasional. Keseimbangan keduanya penting agar bisnis tetap efisien dan siap berkembang.
- Mekari Expense mempermudah pencatatan dan analisis CapEx dan OpEx secara otomatis dan terintegrasi. Dengan koneksi ke Mekari Jurnal dan Talenta, pengelolaan keuangan jadi lebih transparan, cepat, dan strategis.
Pernahkah Anda menghadapi situasi di mana harus membeli mesin baru yang mahal namun tahan bertahun-tahun, atau bayar tagihan listrik, gaji, dan sewa kantor tiap bulan. Dua-duanya penting, kan?
Nah, keputusan tersebut dibedakan menjadi dua jenis pengeluaran: CapEx (Capital Expenditure) dan OpEx (Operational Expenditure). Meski sama-sama soal uang keluar, cara penggunaannya, efeknya ke keuangan, bahkan perlakuan pajaknya—semuanya beda.
Di artikel ini, Mekari akan bahas perbedaan CapEx dan OpEx secara lengkap. Baca lebih lanjut.
Perbedaan CaPex dan OpEx secara garis besar
Untuk memahami perbedaan mendasar antara CapEx dan OpEx secara lebih jelas, berikut adalah tabel perbandingan yang merangkum berbagai aspek penting.
Aspek | CaPex (Capital Expenditure) | OpEx (Operational Expenditure) |
---|---|---|
Definisi | Pengeluaran untuk membeli, membangun, atau meningkatkan aset tetap dengan manfaat jangka panjang. | Pengeluaran rutin untuk menjalankan operasional bisnis sehari-hari. |
Tujuan Pengeluaran | Investasi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas, produktivitas, atau efisiensi. | Menjaga kelangsungan operasional bisnis secara harian/bulanan. |
Contoh | Pembelian mesin, pembangunan gedung, pembelian kendaraan, pengembangan software. | Gaji karyawan, biaya listrik, sewa kantor, biaya pemasaran, utilitas. |
Frekuensi Pengeluaran | Tidak rutin, biasanya dalam jumlah besar dan terjadi secara periodik/proyek tertentu. | Rutin, terjadi secara berkala (harian, mingguan, bulanan, tahunan). |
Pengaruh pada Laporan Keuangan | Dicatat sebagai aset di neraca, depresiasi/amortisasi selama masa manfaat aset. | Dicatat sebagai beban di laporan laba rugi, langsung mengurangi laba. |
Jangka Waktu Pembebanan Biaya | CAPEX dihitung dan dikeluarkan pada saat pembelian, tetapi nilainya dapat didepresiasi selama beberapa tahun ke depan. | OPEX dihitung dan dikeluarkan pada saat biaya tersebut terjadi. Pada umumnya dalam periode tertentu. |
Pengaruh pada Pajak | Tidak langsung dikurangkan, hanya depresiasi/amortisasi yang bisa jadi pengurang pajak tiap tahun. | Dapat langsung dikurangkan dari penghasilan kena pajak pada tahun berjalan. |
Fleksibilitas | Rendah, karena aset sudah terikat dan sulit diubah dalam jangka pendek. | Tinggi, dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dan kondisi bisnis. |
Risiko | Risiko tinggi karena investasi besar dan berdampak jangka panjang. | Risiko lebih rendah karena dapat dikontrol dan disesuaikan dengan cepat. |
Manfaat Ekonomi | Memberikan manfaat ekonomi jangka panjang, mendukung pertumbuhan bisnis. | Memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, menjaga operasional tetap berjalan. |
Apa itu CapEx dan OpEx dengan contohnya
Pengeluaran perusahaan terbagi jadi dua kategori besar: Capital Expenditure (CapEx) dan Operational Expenditure (OpEx). Keduanya sama-sama penting, tapi punya fungsi dan dampak yang berbeda terhadap keuangan perusahaan.
1. Capital Expenditure (CapEx)

CapEx adalah pengeluaran untuk membeli atau meningkatkan aset jangka panjang. Ini biasanya menyangkut investasi besar yang manfaatnya bisa dirasakan lebih dari satu tahun ke depan.
Contoh CapEx:
- Pembelian mesin baru untuk pabrik.
- Akuisisi tanah atau bangunan untuk membuka cabang baru.
- Pembangunan gedung kantor atau fasilitas produksi.
- Renovasi besar-besaran fasilitas perusahaan.
- Investasi infrastruktur teknologi seperti server atau data center.
- Pengadaan kendaraan operasional dalam jumlah besar.
- Pembelian hak paten atau kekayaan intelektual.
2. Operational Expenditure (OpEx)

OpEx adalah biaya operasional harian yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Pengeluaran ini bersifat rutin dan manfaatnya langsung habis dalam periode yang sama.
Contoh OpEx:
- Gaji dan tunjangan karyawan.
- Biaya sewa gedung kantor atau pabrik.
- Tagihan listrik, air, internet, dan utilitas lainnya.
- Pembelian alat tulis kantor dan perlengkapan harian.
- Biaya pemasaran dan iklan.
- Servis rutin kendaraan atau mesin produksi.
- Pembayaran premi asuransi bisnis.
- Jasa profesional seperti konsultan hukum atau akuntan.
- Berlangganan software berbasis cloud (SaaS).
- Biaya perjalanan dinas dan akomodasi.
Baca Juga: 8 Cara Efisiensi Biaya Operasional Perusahaan yang Aplikatif
Implikasi CapEx dan OpEx dalam keputusan & strategi bisnis
Pengeluaran CapEx dan OpEx memiliki peran yang berbeda dalam perencanaan bisnis. Keduanya harus dikelola dengan pertimbangan strategis agar tujuan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan tercapai dengan seimbang.
1. Capital Expenditure (CapEx)
CapEx berkaitan dengan keputusan strategis karena menyangkut pembelian atau peningkatan aset yang berdampak dalam jangka panjang. Pengeluaran ini dapat meningkatkan kapasitas, efisiensi, serta nilai perusahaan.
Namun, jika tidak dikelola dengan tepat, CapEx dapat mengurangi fleksibilitas keuangan dan membebani arus kas.
Contoh strategi: Perusahaan manufaktur memutuskan membeli mesin otomatis baru untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menurunkan biaya dalam beberapa tahun ke depan.
2. Operational Expenditure (OpEx)
OpEx lebih berfokus pada pengeluaran rutin yang diperlukan agar operasional bisnis tetap berjalan setiap hari. Pengelolaan OpEx yang efektif dapat meningkatkan profitabilitas tanpa perlu melakukan investasi besar.
Namun, penghematan OpEx yang berlebihan berisiko menurunkan kualitas layanan atau menghambat kinerja operasional.
Contoh strategi: Startup teknologi memilih menggunakan layanan cloud (OpEx) daripada membeli server fisik (CapEx), karena lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan skala bisnis.
Perbandingan implikasi strategis
- CapEx memerlukan analisis kelayakan, perencanaan jangka panjang, serta persetujuan dari manajemen puncak karena melibatkan risiko dan dampak jangka panjang.
- OpEx lebih mudah dikendalikan dan disesuaikan dalam waktu singkat, memungkinkan perusahaan cepat merespons perubahan pasar atau kebutuhan internal.
Keseimbangan CapEx dan OpEx sangat penting. Pengeluaran CapEx yang terlalu besar bisa mengganggu stabilitas keuangan, sedangkan OpEx yang efisien membantu menjaga kelangsungan operasional tanpa mengorbankan potensi pertumbuhan.
Baca Juga: Expense Management: Strategi Kelola Pengeluaran Lebih Efisien
Faktor yang membuat pengelolaan CapEx dan OpEx jadi lebih rumit
Ngatur CapEx dan OpEx tidak semudah kelihatannya. Ada banyak tantangan yang bisa membuat prosesnya jadi lambat, tidak efisien, atau bahkan salah arah. Ini dia beberapa faktor yang sering jadi penghambat:
1. Konflik prioritas
Sering kali perusahaan harus memilih antara investasi jangka panjang (CapEx) atau kebutuhan operasional harian (OpEx). Padahal dua-duanya penting. Ketika anggaran terbatas, menentukan mana yang harus didahulukan bisa membingungkan.
2. Keterbatasan anggaran
Setiap keputusan pengeluaran harus benar-benar dipertimbangkan karena dana terbatas. Jika alokasi CapEx dan OpEx tidak direncanakan dengan matang, bisa-bisa malah mengganggu jalannya operasional atau menghambat rencana ekspansi.
3. Kurangnya otomatisasi
Banyak perusahaan, terutama yang belum terdigitalisasi penuh masih mengelola keuangan secara manual. Ini membuat proses approval, pelacakan, dan pencatatan CapEx dan OpEx jadi lambat, rawan salah, dan boros tenaga.
4. Integrasi sistem yang terbatas
Jika sistem keuangan dan operasional tidak terintegrasi satu sama lain, pemantauan CapEx dan OpEx jadi terhambat. Tanpa integrasi, data tersebar di banyak tempat dan sulit diakses secara real-time, membuat pengambilan keputusan kurang responsif.
5. Keterbatasan teknologi
Adopsi teknologi masih jadi tantangan, apalagi di kalangan UMKM. Padahal, teknologi bisa bantu otomatisasi proses dan menyederhanakan pengelolaan CapEx dan OpEx secara keseluruhan.
6. Kualitas data yang rendah
Data yang tidak lengkap, tidak rapi, atau bahkan salah bisa membuat analisis jadi keliru. Akhirnya, keputusan yang diambil juga bisa meleset dari target.
Baca Juga: Expense Reporting Lebih Cepat dan Akurat dengan Teknologi OCR
7. Keterampilan dan pengetahuan yang terbatas
Tidak semua orang di perusahaan punya kemampuan untuk menganalisis investasi atau memahami tools teknologi keuangan. Minimnya pelatihan dan pemahaman ini bisa jadi penghambat besar dalam pengelolaan CapEx dan OpEx yang lebih strategis.
Kelola CapEx dan OpEx lebih strategis dengan software expense management
Mengelola CapEx dan OpEx secara efektif bukan hanya soal mencatat angka, tapi juga bagaimana perusahaan bisa mengambil keputusan yang lebih tepat, cepat, dan terukur.
Di sinilah software expense management berperan besar sebagai solusi modern.

- Untuk pengelolaan CapEx, software expense management membantu merencanakan dan menganalisis kebutuhan investasi jangka panjang. Terlebih jika dilengkapi fitur pengadaan (procurement), perusahaan bisa menilai kebutuhan aset sejak tahap permintaan hingga pembelian, sehingga keputusan investasi lebih tepat sasaran dan sesuai prioritas bisnis.
- Sementara itu, untuk OpEx, software ini mempermudah pemetaan pengeluaran rutin seperti gaji karyawan, pajak, utilitas, dan budget pemasaran. Dengan integrasi ke software akuntansi dan HRIS, seluruh pengeluaran operasional bisa dipantau secara real-time, terekonsiliasi otomatis, dan lebih mudah dianalisis dari satu platform terpusat.
Mekari Expense hadir sebagai solusi expense management yang lengkap dan terintegrasi. Dengan dashboard terpusat, perusahaan dapat mengelola seluruh transaksi pengeluaran — baik CapEx maupun OpEx — dengan transparan dan efisien.
Mekari Expense juga terhubung langsung dengan ekosistem Mekari Jurnal (akuntansi) dan Mekari Talenta (HRIS), menjadikannya pilihan ideal untuk perusahaan yang ingin menjalankan manajemen keuangan secara lebih strategis, cerdas, dan menyeluruh.
Referensi
Investopedia. ”CapEx vs. OpEx: What’s the Difference?”