Persaingan untuk mencari talenta berkualitas semakin kompetitif. Untuk menemukannya, HR harus mulai memanfaatkan teknologi secara efektif. Karena itulah, talenta digital menjadi sangat berharga.
Dilansir melalui Kompas, Indonesia membutuhkan 600.000 talenta digital setiap tahunnya, namun universitas hanya mampu mencetak lulusan di bidang digital sebesar 200.000 saja. Hal ini menjadi tantangan khususnya bagi HR, dalam mencari cara inovatif untuk mengatasi kesenjangan talenta digital ini.
Dengan memahami digital talent landscape atau lanskap talenta digital, HR dapat merancang langkah strategis yang efektif untuk mengisi kesenjangan ini dan memastikan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
Digital Talent, Apa Itu?
Digital talent merujuk pada tenaga profesional yang mampu untuk menggunakan serta beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang. Dalam digital talent landscape, minat pada talenta digital melambung tinggi.
Individu yang berkontribusi dalam lanskap talenta digital umumnya adalah digital natives, yaitu orang yang sudah terpapar teknologi sejak kecil – membuat mereka lebih familiar dan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang lingkungan digital. Keterampilan yang mereka miliki juga cocok dengan permintaan pasar masa kini, terutama dalam hal keterampilan teknis seperti pemrograman, analisis data, kecerdasan buatan (AI), cybersecurity, digital marketing, dll.
Sebagai pekerja terampil, digital talent memiliki preferensi ideal terkait tempat mereka bekerja. Dilansir dari McKinsey, bukan hanya sekadar besarnya kompensasi gaji yang diberikan, talenta digital juga mengharapkan adanya pengembangan dan kemajuan dalam karir mereka.
Mengapa transformasi digital talent dianggap penting?
Penting bagi perusahaan untuk memahami lanskap talenta digital dan melakukan transformasi yang sesuai, untuk:
- Mengidentifikasi peran dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan saat ini dan masa depan untuk menyukseskan transformasi digital.
- Menarik dan mempertahankan talenta digital terbaik dalam lingkungan yang kompetitif dan dinamis.
- Membantu mengembangkan dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang ada untuk memenuhi tuntutan bisnis digital yang terus berubah.
Tren Utama dalam Digital Talent Acquisition Market
Mengingat banyaknya perubahan dalam digital talent acquisition market, berikut adalah tren terbaru yang bisa menjadi fokus dalam pembentukan strategi pengembangan sumber daya manusia:
1. Pergeseran keterampilan yang dicari oleh perusahaan
Pekerjaan repetitif kini sudah dapat digantikan oleh teknologi, sehingga perusahaan butuh keterampilan yang dapat melengkapi dan menggunakan teknologi tersebut dengan tepat. Keterampilan yang dimaksud meliputi literasi digital, literasi data, penggunaan AI, juga didukung dengan soft skills seperti kreativitas, critical thinking, dan leadership.
Orang-orang yang bekerja di bidang teknologi harus terus belajar hal-hal baru agar tetap kompeten. Oleh karena itu, perusahaan harus meningkatkan cara mereka melatih dan meningkatkan keterampilan karyawan mereka. Tidak hanya memberikan sertifikat, namun perusahaan harus membantu karyawan membangun keterampilan dasar dan berkembang dalam berbagai peran yang memerlukan keterampilan tersebut.
2. Perubahan dalam tren mobilitas kerja
Mobilitas kerja merujuk pada kesempatan karyawan untuk naik jabatan atau beralih ke peran pekerjaan yang membantu perkembangan karier mereka. Survey yang dilakukan oleh LinkedIn membuktikan bahwa lebih banyak karyawan yang memilih untuk meninggalkan perusahaan daripada mengikuti mobilitas internal.
Hal ini dipicu karena proses perekrutan internal yang cukup kompleks sementara menemukan pekerjaan lain dianggap lebih mudah. Selain itu, mobilitas karir biasanya berlangsung secara linear, yaitu naik ke jabatan yang lebih tinggi. Artinya, semakin tinggi jabatan, maka semakin banyak orang yang harus dikelola. Namun, dalam konteks talenta digital, tidak semua orang yang berkinerja tinggi ingin menjadi manajer.
Karena itu, diperlukan jalur karir alternatif yang memungkinkan talenta digital terbaik untuk berkolaborasi dengan banyak rekan kerja mereka tanpa harus mengawasi mereka. Selain kemampuan digital, diperlukan juga keahlian dalam bersosialisasi dan memengaruhi orang lain untuk dapat naik pangkat dalam jalur alternatif ini.
Perusahaan perlu mempersiapkan infrastruktur yang sesuai dalam inisiatif ini. Beberapa diantaranya adalah transisi karir yang mudah, ekspektasi kinerja yang jelas, serta kompensasi yang sesuai dengan nilai yang ditawarkan oleh karyawan.
3. Tren Bekerja Jarak Jauh
Pasca pandemi, banyak perusahaan masih menerapkan tren kerja jarak jauh. Talenta digital lebih suka bekerja secara remote karena keterampilan mereka memungkinkan mereka untuk bekerja dari mana saja, tidak harus di kantor.
Tren ini membuka pintu bagi perusahaan untuk memiliki akses ke sejumlah besar calon karyawan potensial di seluruh dunia, tanpa terbatas oleh lokasi geografis. Ini membantu perusahaan mengatasi kekurangan keterampilan, membuat komposisi tenaga kerja jadi beragam, dan menemukan karyawan yang paling cocok dengan kebutuhan mereka.
Perusahaan perlu mengadopsi teknologi dan proses baru agar dapat melakukan perekrutan dan penempatan talenta digital secara efisien. Misalnya, perusahaan perlu menggunakan platform digital untuk mencari, menyaring, dan mewawancarai calon karyawan, serta memberikan alat dan sumber daya yang diperlukan agar mereka dapat bekerja dari jarak jauh. Selain itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku ketika melakukan perekrutan lintas negara.
Di satu sisi, tren ini dapat meningkatkan keterlibatan, kepuasan, dan produktivitas karyawan dengan memberi mereka fleksibilitas untuk bekerja di lingkungan yang mereka pilih dan mengejar tujuan karir mereka. Namun, di sisi lain, tren ini juga bisa menimbulkan tantangan seperti masalah komunikasi, kolaborasi, isolasi, atau kelelahan.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memberikan dukungan dan bimbingan yang memadai untuk membantu karyawan mengatasi perubahan dan tantangan yang muncul akibat bekerja jarak jauh.
Perubahan dalam Preferensi dan Nilai Talenta Digital
Generasi muda, khususnya milenial dan Generasi Z, membawa perbedaan dalam nilai dan preferensi terkait pekerjaan dan lingkungan kerja. Ini adalah beberapa perbedaannya:
- Fleksibilitas. Generasi muda menginginkan fleksibilitas dalam jadwal kerja, lokasi, dan peran. Mereka ingin kontrol atas kapan, di mana, dan bagaimana mereka bekerja. Mereka lebih terbuka untuk pindah pekerjaan jika merasa tidak puas dengan situasi saat ini.
- Work-life balance. Mereka mencari keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional dan mengharapkan perusahaan untuk mendukung hal ini. Mereka juga lebih mungkin mengambil cuti atau istirahat saat diperlukan.
- Teknologi. Sebagai digital native, mereka sangat melek teknologi. Mereka mengharapkan tempat kerja yang memprioritaskan teknologi, serta fasilitas dan pelatihan digital yang memadai.
- Tempat kerja yang inklusif. Generasi muda menghargai kesetaraan di tempat kerja. Mereka ingin lingkungan yang saling terbuka dan menghargai terhadap beragam latar belakang, perspektif, dan pengalaman.
- Pengakuan dan feedback terkait kinerja. Generasi muda sangat menghargai masukan dan pengakuan. Mereka ingin tahu bagaimana kinerja mereka, cara meningkatkan diri, dan langkah untuk memajukan karir mereka. Selain itu, mereka juga perlu menerima pujian dan penghargaan atas prestasi mereka.
Untuk memenuhi harapan talenta digital generasi muda, perusahaan dapat:
- Menyediakan fleksibilitas dalam kerja, termasuk kesempatan untuk bekerja dimana saja, asalkan mereka dapat memenuhi target yang telah ditentukan.
- Menawarkan dukungan kesejahteraan fisik dan mental. Ini dapat berupa asuransi kesehatan, cuti, atau layanan konseling.
- Berinvestasi dalam teknologi yang mendukung kerja digital. Seperti laptop, software, dan platform yang mendukung pekerjaan mereka sehari-hari. Karena generasi muda juga haus untuk belajar teknologi terbaru, perusahaan juga perlu menyediakan pelatihan dan wadah untuk mereka belajar.
- Menciptakan budaya yang inklusif dan beragam. Perusahaan dapat merekrut, mempertahankan, dan mengembangkan talenta dari berbagai latar belakang, perspektif, dan pengalaman. Hal ini dapat membantu karyawan merasa dihargai dan dihormati apa adanya, serta mendorong inisiatif untuk belajar satu sama lain.
- Memberikan pengakuan dan feedback secara teratur. Generasi muda lebih menghargai feedback yang diberikan secara lebih sering, bahkan dalam bentuk informal, daripada hanya mendapatkan ulasan tahunan. Pendekatan ini dapat memotivasi mereka untuk terus berkembang, karena mereka dapat mengidentifikasi dengan lebih cepat area di mana mereka bisa meningkatkan kinerja mereka.
Dampak Teknologi Terbaru dalam Digital Talent Landscape
Seiring berjalannya waktu, teknologi baru yang semakin berkembang, seperti AI dan automasi, dapat melakukan lebih banyak tugas yang dilakukan manusia. Namun, perlu dicatat bahwa teknologi ini juga akan menciptakan sejumlah besar pekerjaan baru.
Permintaan akan tenaga digital diperkirakan akan meningkat di berbagai sektor seiring dengan kemajuan teknologi. Sebagai contoh, ada peningkatan permintaan untuk software developer, data analyst, dan spesialis digital lainnya.
Meskipun beberapa pekerjaan mungkin akan hilang, namun teknologi baru ini dapat meningkatkan kualitas pekerjaan manusia dengan memungkinkan mereka fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami dampak teknologi ini.
- Permintaan talenta digital meningkat
Perkembangan teknologi baru seperti AI dan otomatisasi telah menyebabkan meningkatnya permintaan akan keterampilan digital. Perusahaan membutuhkan profesional yang dapat mengembangkan, menerapkan, dan memelihara teknologi ini.
Hal ini mencakup keterampilan dalam pemrograman, analisis data, cybersecurity, dan banyak lagi. Seiring dengan semakin canggihnya AI dan otomatisasi, kebutuhan akan talenta dengan keterampilan digital tingkat lanjut terus meningkat.
- Soft skills yang mumpuni
Meskipun keterampilan digital tetap penting, permintaan akan soft skills juga semakin meningkat. Bila teknologi sudah bisa menangani tugas repetitif, manusia diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks, seperti berpikir kreatif, berkomunikasi efektif, dan bekerja dalam tim. Keterampilan digital diharapkan untuk digabungkan dengan soft skill agar dapat bersaing di pasar kerja yang berubah.
- Persaingan untuk mendapatkan talenta digital
Dengan meningkatnya permintaan akan keterampilan digital di berbagai sektor, persaingan untuk mendapatkan talenta digital terbaik menjadi semakin ketat. Selain menawarkan paket kompensasi dan tunjangan yang menarik, perusahaan juga perlu memahami tren pekerjaan yang sedang diminati oleh talenta digital masa kini untuk menarik dan mempertahankan para profesional tersebut.
Untuk dengan cepat dan efisien menganalisis tren dari beragam data sumber daya manusia, HR dapat memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Cara Menghadapi Lanskap Talenta Digital yang Berubah
Lanskap talenta digital yang terus berubah memerlukan pendekatan proaktif dari perusahaan agar tetap kompetitif dengan kebutuhan industri yang terus berkembang. Berikut beberapa digital talent management strategy yang dapat membantu organisasi menavigasi lanskap ini:
1. Investasi pada skill yang relevan di masa depan
Untuk mengimbangi perubahan lanskap digital, perusahaan harus berinvestasi dalam pengembangan keterampilan digital karyawannya. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai cara, seperti program pelatihan dan kolaborasi lintas fungsi.
Pendekatan yang berhasil dalam meningkatkan kemampuan karyawan melibatkan penggabungan metode pembelajaran formal, seperti pelatihan bersertifikasi, dengan metode pembelajaran informal, seperti mentoring, partisipasi dalam proyek kerja, dan kolaborasi dengan rekan kerja dari departemen yang berbeda.
2. Memanfaatkan teknologi yang berkembang
Dalam era transformasi digital, HR perlu lebih banyak waktu untuk mengelola talenta digital secara lebih efektif. Namun, hal tersebut menjadi sulit dilakukan apabila pekerjaan repetitif seperti perhitungan gaji dan rekrutmen masih dikerjakan secara manual. Karena itu, untuk memudahkan HR dalam mengelola pekerjaan administratif, perusahaan dapat menggunakan software HR dengan fitur yang lengkap.
3. Memahami preferensi talenta digital
Mereka memiliki preferensi pribadi mengenai manfaat di tempat kerja yang mereka anggap ideal. Ini mencakup program pengembangan dan peluang karir yang menarik, dukungan terhadap kesejahteraan karyawan, serta makna dalam pekerjaan yang mereka lakukan.
Untuk menarik dan mempertahankan lebih banyak talenta digital, perusahaan, terutama tim HR, harus secara jelas mengkomunikasikan manfaat-manfaat ini kepada karyawan.
Kesimpulan
Dalam menghadapi lanskap talenta digital yang berubah, perusahaan harus terus memantau dan beradaptasi dengan perubahan, sehingga mereka dapat tetap bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Perubahan keterampilan yang dicari oleh perusahaan, perubahan dalam mobilitas kerja, hingga perubahan nilai generasi muda, semuanya memengaruhi cara perusahaan merekrut dan mempertahankan talenta digital.
Teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan dan automasi juga memengaruhi tuntutan terhadap talenta digital. Oleh karena itu, perusahaan harus mengadopsi strategi yang adaptif, sehingga perusahaan tetap bertahan di perubahan yang tidak menentu.
Pilih solusi teknologi yang tepat untuk memastikan bisnis Anda berkembang ke arah yang lebih baik. Perkenalkan Mekari, solusi yang telah dipercaya oleh lebih dari 35.000 bisnis untuk mengembangkan inovasi digital mereka. Yuk, hubungi kami sekarang!
Referensi
McKinsey & Company. “Cracking the code on digital talent”
Huawei. “Future of Work Digital Talent Insight”
Thebridge. “What’s next for digital talent recruitment”