Home / Blog / Business & Economy

Harga Pokok Penjualan: Pengertian, Komponen, dan Perhitungan

harga pokok penjualan bisnis manufaktur
Daftar isi
Mode

Harga pokok penjualan (HPP) atau cost of goods sold (COGS) mungkin menjadi salah satu istilah akuntansi yang paling penting untuk diketahui oleh para pemilik bisnis.

HPP mencakup semua biaya langsung yang terlibat dalam produk manufaktur. Memahami HPP serta bagaimana cara mengelola komponennya dapat memudahkan Anda selaku pemilik usaha dalam menjalankan bisnis.

Lalu, apa sih yang dimaksud dengan harga pokok penjualan atau COGS? Mari kupas tuntas seputar HPP dengan menyimak artikel di bawah ini!

Apa itu Harga Pokok Penjualan (HPP)?

Jika pendapatan mewakili total penjualan produk dan layanan perusahaan, maka HPP adalah akumulasi biaya untuk membuat atau memperoleh produk tersebut.

HPP adalah istilah akuntansi dengan definisi khusus berdasarkan prinsip akuntansi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam menentukan HPP, perusahaan harus menerapkan prinsip inventory cost.

Definisi tersebut memberikan panduan antara biaya mana yang harus dimasukkan dan formula terkait untuk menghitung HPP.

Yang paling penting, harga pokok penjualan adalah komponen kunci untuk menentukan dua metrik bisnis penting, yakni laba kotor perusahaan dan margin kotornya.

Laba kotor diperoleh dengan mengurangkan HPP dari pendapatan, sedangkan margin kotor adalah laba kotor dibagi pendapatan.

Semakin tinggi HPP perusahaan, semakin rendah laba kotornya. Jadi, HPP merupakan konsep yang penting untuk dipahami.

HPP, kadang-kadang disebut juga sebagai “biaya penjualan,” dan umumnya dicatat pada laporan laba rugi perusahaan, tepat di bawah garis pendapatan.

COGS mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk yang ditawarkan perusahaan.

Sebagian besar adalah biaya variabel untuk membuat produk, misalnya, bahan baku, tenaga kerja, biaya pemeliharaan mesin dan sebagainya.

Contoh biaya yang umumnya termasuk HPP meliputi:

  • Bahan baku
  • Barang yang dibeli untuk dijual kembali
  • Biaya pengiriman barang
  • Retur dan potongan pembelian
  • Diskon perdagangan atau tunai
  • Buruh pabrik
  • Bagian yang digunakan dalam produksi
  • Biaya penyimpanan
  • Biaya overhead pabrik
Baca Juga: Memahami Pengertian, Tujuan, dan Komponen Rekonsiliasi Bank

Mengapa Harus Menghitung Harga Pokok Penjualan?

Alasan perusahaan harus menghitung nilai HPP untuk patokan seberapa besar laba yang diinginkan oleh perusahaan.

Perusahaan juga memerlukan dana untuk gaji karyawan serta berbagai operasional perusahaan. Namun, ada beberapa item yang dikecualikan dari HPP.

Mulai dari biaya penjualan, umum dan administrasi seperti biaya distribusi kepada pelanggan, sewa kantor, iklan, biaya akuntansi dan hukum, dan gaji manajemen.

Sederhananya, semua biaya non operasional, seperti bunga dan belanja modal, juga bukan termasuk HPP.

Selain itu, pengecualian HPP termasuk juga biaya untuk produk yang tetap tidak terjual pada akhir periode tertentu. Sebaliknya, ini tercermin dalam berapa banyak persediaan di gudang pada akhir periode yang terlihat di aplikasi gudang yang digunakan.

Baca Juga: Stock Opname: Pengertian, Tujuan, dan Manfaat

Komponen Harga Pokok Penjualan

1. Persediaan Awal

Persediaan awal merupakan persediaan yang ada di awal periode akuntansi perusahaan.

Saldo persediaan awal barang dapat di lihat dari neraca saldo periode berjalan atau di awal perusahaan tahun sebelumnya.

2. Persediaan Akhir

Persediaan akhir merupakan persediaan barang di akhir periode akuntansi perusahaan atau akhir tahun buku berjalan.

3. Pembelian Bersih

Pembelian bersih merupakan keseluruhan pembelian barang yang dilakukan secara tunai dan kredit.

Ada beberapa unsur dalam pembelian bersih, antara lain pembelian kotor, pengurangan harga, retur pembelian, dan potongan pembelian.

4. Penjualan Bersih

Pembelian bersih merupakan salah satu pendapatan perusahaan yang terdiri dari tiga komponen, seperti retur pembelian, pembelian kotor, dan pengurangan harga.

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Setiap akuntan harus tahu dan paham tentang rumus HPP dasar dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.

Rumus HPP terdiri dari tiga variabel, di antaranya inventaris awal, pembelian, dan inventaris akhir. Lalu, bagaimana cara menghitung HPP yang benar? Coba lakukan empat langkah berikut ini:

  • Identifikasi persediaan awal bahan baku, kemudian barang dalam proses dan barang jadi, berdasarkan jumlah persediaan akhir periode sebelumnya.
  • Tentukan biaya pembelian bahan baku yang dilakukan selama periode tersebut, dengan mempertimbangkan ongkos angkut, perdagangan dan diskon tunai.
  • Jangan lupa tentukan saldo persediaan akhir. Biasanya, ini didasarkan pada jumlah siklus fisik dan dilakukan sesuai dengan metode penilaian persediaan pilihan perusahaan.
  • Pastikan bahwa biaya produksi langsung lainnya dimasukkan dalam penilaian persediaan.

Berikut ini rumus HPP umum yang harus diketahui oleh seorang akuntan

1. Rumus Penjualan Bersih

Penjualan bersih = Total Nilai Penjualan – Retur Penjualan

2. Rumus Pembelian Bersih

Pembelian Bersih = ( Pembelian + Ongkos angkut pembelian) – (Retur pembelian + Potongan pembelian)

3. Rumus Persediaan Barang

Persediaan barang = Persediaan Awal – Persediaan Akhir

4. Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP)

HPP= (Persediaan Awal + Pembelian) – Persediaan Akhir

5. Contoh Studi Kasus Perhitungan

Perhatikan ilustrasi cara menghitung harga pokok penjualan di bawah ini untuk memudahkan Anda dalam memahaminya:

Perusahaan A menjual meja dapur kelas atas kepada konsumen. Pada 1 Januari 2019, ia menyimpan lima meja dalam inventaris, masing-masing senilai Rp. 1.000.000. Kemudian, sepanjang periode, Perusahaan A membeli 10 meja tambahan dari pemasoknya.

Pada 31 Desember 2019, Perusahaan A menghitung ada tiga meja yang tidak terjual di gudangnya.
Inilah cara perusahaan menghitung HPP-nya:

Contoh Perhitungan

HPP = (Persediaan Awal + Pembelian) – Persediaan Akhir
= (Rp. 5.000.000 + Rp. 10.000.000) – Rp. 3.000.000
= Rp. 15.000.000 – Rp. 3.000.000
= Rp. 12.000.000

Contoh di atas merupakan cara penghitungan sederhananya. Adapun contoh HPP pada laporan akuntansi perusahaan adalah sebagai berikut:

cara menghitung harga pokok penjualan

Berdasarkan tabel laporan di atas, maka Anda dapat mengetahui bahwa HPP UD. Tribhakti per tanggal 31 Juni 2022 adalah sebesar Rp. 58.750.000.

Cara menghitung harga pokok penjualan juga dapat dilakukan dengan aplikasi. Biasanya aplikasi akuntansi online yang baik memiliki fitur untuk menghitung laporan keuangan dan biaya secara otomatis.

Pentingnya Harga Pokok Penjualan

Sekarang kita telah membahas apa itu HPP, cara menghitungnya, beserta contohnya, selanjutnya akan dibahas tentang alasan mengapa Anda perlu memahaminya.

Berikut ini penjelasan beberapa alasan pentingnya sebuah perusahaan memiliki HPP:

1. Menghitung Marjin Laba Kotor

Untuk menghitung berapa besar margin laba kotor, Anda perlu mengetahui harga pokok penjualan Anda.

Gross Profit Margin (margin laba kotor) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan dengan mengungkapkan jumlah uang yang tersisa dari penjualan setelah dikurangi HPP.

Margin laba kotor dihitung dengan mengurangkan HPP dari total pendapatan dan kemudian membagi angka tersebut dengan total pendapatan.

2. Menentukan Harga Jual

Menetapkan harga jual untuk produk Anda adalah salah satu hal tersulit dalam bisnis.

Jika terlalu tinggi, maka tidak ada orang yang akan tertarik dengan produk yang Anda tawarkan.

Sebaliknya, jika terlalu rendah, maka Anda akan sulit untuk mendapatkan keuntungan.

Menemukan harga yang cocok dapat dilakukan jika Anda memiliki harga pokok penjualan yang dihitung secara akurat.

Dengan mengetahui HPP, Anda akan tahu persis berapa banyak yang harus Anda jual untuk menutupi pengeluaran Anda yang lain, seperti gaji karyawan dan pemasaran.

3. Efisiensi Produk Anda

Dengan menghitung dan melihat gambaran keseluruhan HPP, susunan laporan akuntansi Anda akan lebih terperinci.

Hal tersebut dapat membantu Anda dalam meningkatkan efisiensi produksi produk.

Anda dapat lebih mudah dalam menentukan cara untuk menghemat uang pada setiap produk.

Selain cara menghemat uang, Anda juga dapat menemukan cara untuk membuat proses produksi lebih cepat dan efisien.

4. Bedakan antara Biaya Langsung dan Tidak Langsung

Memahami HPP dan menghitungnya dengan benar juga bisa membantu Anda untuk mengetahui perbedaan antara biaya langsung dan tidak langsung.

Contoh biaya langsung dalam perusahaan adalah biaya produksi dan biaya bahan baku.

Sementara itu, biaya tidak langsung meliputi biaya overhead pabrik dan biaya operasional.

Lebih rinci, contoh biaya tidak langsung di antaranya sebagai berikut:

  • Biaya sewa
  • Gaji karyawan
  • Pemasaran
  • Biaya Hukum dan Akuntansi
  • Pajak

Nah, itu tadi penjelasan terkait Harga Pokok Penjualan (HPP) dalam perusahaan.

Memiliki pemahaman tentang seputar HPP ini sangat penting untuk perkembangan bisnis Anda di masa depan. So, jangan malas untuk belajar dan memahaminya, ya!

Buat Anda yang ingin lebih memahami cara perhitungan HPP, Mekari University menyediakan pilihan kelas menarik tentang Managerial Accounting yang akan membahas konsep, perilaku, dan pelaporan biaya di perusahaan.

Selain menghitung biaya dan membuat laporan keuangan, Mekari juga memiliki software ERP yang mendukung operasional bisnis Anda, seperti aplikasi absensi online, aplikasi slip gaji, aplikasi invoice dan aplikasi stok barang.

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami