Dalam dunia akuntansi, terdapat berbagai jenis metode untuk stok barang, contohnya yaitu metode FIFO LIFO. Nah, untuk yang pertama kali mendengar istilah FIFO LIFO, maka mungkin akan bertanya-tanya apa itu kedua metode stok barang tersebut. Agar lebih mudah memahaminya, ketahui terlebih dahulu apa kepanjangan dari FIFO dan LIFO dalam dunia akuntansi.
Pertama, FIFO merupakan singkatan dari First In First Out, sedangkan LIFO adalah singkatan dari Last In First Out. Pengertian sederhana dari FIFO adalah metode akuntansi atau manajemen persediaan barang dengan konsep mengkonsumsi atau memakai barang yang diterima lebih awal. Sedangkan, LIFO adalah manajemen persediaan barang dengan menggunakan atau mengkonsumsi terlebih dahulu barang yang diterima terakhir.
Nah, sebuah perusahaan penting untuk menentukan metode manakan yang akan digunakan, karena manajemen persediaan atau Supply Chain Management adalah salah satu tanggung jawab yang berat serta berdampak pada persediaan barang.
Selain LIFO dan FIFO, masih banyak metode persediaan barang lainnya yang biasa digunakan dalam sebuah perusahaan. Jika menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur lengkap, maka perusahaan dapat memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis.
Namun, metode FIFO LIFO lah yang paling umum digunakan sebagai metode manajemen persediaan barang dalam sebuah perusahaan. Nah, agar Anda lebih paham apa itu metode FIFO dan LIFO dalam dunia akuntansi, yuk simak definisi lengkap dan perbedaannya di bawah ini.
Definisi FIFO (First In First Out)
Nah, pertama-tama penting Anda ketahui apa itu pengertian dari metode FIFO dalam manajemen persediaan barang.
Metode FIFO adalah sebuah teknik manajemen aset dalam sebuah perusahaan. Perusahaan yang menggunakan metode ini menjual barang dari persediaan tokonya dari lot yang pertama atau tertua terlebih dahulu.
Sederhananya, barang yang diletakkan terlebih dahulu di dalam investaris maka barang itu terlebih dahulu yang keluar atau dijual.
Nah, metode FIFO ini banyak digunakan oleh pengusaha saat ini karena dinilai logis dan tepat. Jadi, perusahaan akan menggunakan barang yang masuk terlebih dahulu ke dalam inventaris untuk mengurangi resiko keusangan atau kerusakan.
Maka dari itu, jumlah stok yang ada di tangan adalah stok terbaru yang berada di harga pasar pada saat itu juga. Metode FIFO juga dinilai cocok untuk manajemen buku persediaan barang karena, khususnya jika ada penurunan harga.
Definisi LIFO (Last In First Out)
Setelah mengetahui apa itu pengertian dari FIFO, maka selanjutnya penting juga untuk mengetahui pengertian dari LIFO adalah.
Secara bahasa, metode Last In First Out berarti yang “Terakhir Masuk, Pertama Keluar”. Metode ini digunakan untuk menilai atau mengukur jumlah dari persediaan barang dalam sebuah perusahaan.
Metode ini memiliki prinsip berdasarkan asumsi atau perkiraan bahwa barang yang masuk terakhir kali akan terjual terlebih dahulu.
Jika terjadi inflasi, maka nilai atau jumlah stok barang yang belum terjual akan memiliki nilai yang rendah. Sebaliknya, nilai harga pokok pada inflasi mengalami kenaikan atau akan tinggi.
Dengan demikian, perusahaan bisa mendapatkan keuntungan atau laba serta PPh yang rendah. Di sisi lain, ketika terjadi deflasi maka scenario akan terbalik, karena disebabkan oleh harga umum yang jatuh atau turun, sehingga PPh dan laba menjadi lebih tinggi.
Akan tetapi, perlu Anda ketahui bahwa metode LIFO ini tidak lagi digunakan dalam manajemen persediaan barang. Hal ini karena asumsi-asumsi tersebut terbukti tidak logis serta dalam sebuah organisasi bisnis.
Perbedaan Metode FIFO LIFO
Setelah Anda tahu apa pengertian dari FIFO dan LIFO, maka akan lebih mudah memahami apa saja perbedaan dari FIFO LIFO.
1. Metode yang Digunakan
Perbedaan yang paling utama yaitu terletak pada metode penilaiannya, dimana LIFO adalah metode yang mengeluarkan pertama kali lot yang diterima terakhir kali.
Sedangkan, metode FIFO mengeluarkan terlebih dahulu lot yang sudah diterima terlebih dahulu.
2. Stok di Tangan
Perbedaan FIFO LIFO yang selanjutnya yaitu terletak pada stok yang ada di tangan.
Di FIFO, stok di tangan adalah stok yang terbaru, sedangkan di LIFO stok yang di tangan adalah stok yang terlama.
Baca Juga: Apa Pengertian, Tujuan dan Manfaat dari Stock Opname?
3. Harga Pokok Penjualan
FIFO dan LIFO juga memiliki perbedaan dalam hal harga pokok penjualannya.
Pada metode LIFO, harga pokok penjualannya adalah harga yang menunjukkan harga pasar pada saat ini.
Hal ini berbeda dengan metode FIFO yang mana stok barang yang belum terjual merupakan barang yang memiliki harga pasar saat ini.
4. Penilaian Inventaris
Perbedaan FIFO LIFO selanjutnya yaitu mengenai penilaian inventaris. Dalam metode LIFO, metode ini tidak diizinkan menilai inventaris jika mengikuti aturan dari Kerangka Pelaporan Keuangan Internasional.
Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk metode FIFO yang artinya metode FIFO bisa melakukan penilaian terhadap inventaris.
5. Inflasi
Ketika terjadi inflasi, pada metode LIFO, pajak penghasilan atau PPh menunjukkan jumlah minimum.
Sebaliknya, ketika ada kondisi inflasi, dalam metode FIFO PPh menunjukkan jumlah yang tinggi.
6. Deflasi
Lalu, bagaimana yang terjadi jika terjadi deflasi dalam sebuah perekonomian? Hal ini juga akan mempengaruhi perhitungan pajak penghasilan atau PPh.
Dalam metode LIFO, jumlah dari PPh yang ditunjukkan lebih besar, sedangkan dalam FIFO, jumlah PPh akan menjadi berkurang.
Keuntungan Metode FIFO
Nah, setelah Anda mengetahui apa saja perbedaan dari metode FIFO LIFO, yuk ketahui juga apa saja keuntungan dari metode FIFO yang dianggap sebagai metode yang lebih logis untuk melakukan manajemen persediaan.
Nah, berikut ini sejumlah keuntungan dari penggunaan metode FIFO untuk mengelola stok barang dalam sebuah perusahaan.
1. Mudah Dipahami dan Diterima
Keuntungan dari metode FIFO yang pertama yaitu mudah untuk dipahami dan diterima. Hal ini karena FIFO mengikuti alur alami inventaris barang, yakni produk tertua yang ada dalam gudang dijual terlebih dahulu. Dengan demikian, seorang pengusaha lebih mudah dan sederhana dalam membuat pembukuan.
Tidak hanya itu, penggunaan metode FIFO juga menghindari pengusaha dalam membuat kesalahan atau meminimalisir kesalahan, walau dalam metode apapun seperti LIFO dapat tetap diminimalisir kesalahannya jika terdata dengan aplikasi inventory.
Hal inilah yang membuat metode FIFO lebih banyak digunakan dalam sebuah perusahaan daripada metode LIFO.
2. Meminimalisir Pemborosan
Selain bisa meminimalisir kesalahan, penggunaan metode FIFO juga dapat mengurangi pemborosan.
Mengapa demikian? Hal ini karena perusahaan akan menjual barang tertua terlebih dahulu, sehingga biaya yang disebabkan oleh penurunan kualitas produk dapat terhindar.
Selanjutnya, barang yang terdata dalam aplikasi gudang ada dalam inventaris, akan tetap mempunyai kualitas produk yang baik, sehingga perusahaan bisa menjual barang inventaris tersebut dengan harga yang tinggi.
Nah, hal inilah yang membuat penggunaan metode FIFO dapat meminimalisir adanya pemborosan.
Kelemahan Metode FIFO
Meskipun metode FIFO memiliki sejumlah kelebihan, metode ini juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya yaitu metode FIFO dapat membuat jumlah PPh menjadi lebih tinggi.
Selain itu, Anda harus berhati-hati dalam mengambil keuntungan, jangan terlalu sedikit karena Anda akan berada dalam fase yang berbahaya.
Kesimpulannya, kedua metode ini memiliki kelemahan dan kekurangannya masing-masing. Biasanya aplikasi stok barang yang memiliki fitur lengkap sudah dapat diatur ingin menggunakan metode FIFO atau LIFO.
Jadi, Anda bisa memilih antara FIFO LIFO yang paling sesuai dengan usaha Anda.
Untuk memaksimalkan pengelolaan stok barang dan menghindari kerugian yang tidak perlu, ikuti kursus Inventory Management di Mekari University sekarang.