Dilansir dari Zippia, 72% karyawan percaya bahwa work life balance adalah faktor yang sangat penting ketika memilih pekerjaan. Namun, seringkali situasi pekerjaan menuntut untuk bekerja lebih keras lagi.
Hal tersebut tentunya memiliki dampak yang kurang baik bagi kesehatan fisik maupun mental pekerja. Dengan memiliki work life balance, artinya ada harmoni di antara aspek kehidupan dan karir Anda. Kualitas hidup pun akan berangsur-angsur meningkat.
Walau sulit, namun ada cara untuk belajar belajar memadukan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka agar memperoleh hidup berkualitas.
Mau tahu informasi menarik ini lebih lanjut? Yuk, baca artikel berikut ini sampai akhir!
Apa itu work life balance?
Work life balance adalah upaya mengurangi stres pekerjaan dan menetapkan cara yang konsisten untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan hidup. Tujuannya adalah untuk bekerja tanpa mengorbankan keseimbangan hidup Anda.
Work life balance mencerminkan prioritas antara kegiatan pribadi dan profesional, serta tugas yang terkait dengan pekerjaan. Ini mulai hangat dibicarakan ketika ramainya tren bekerja dari rumah.
Sebelumnya, membawa pekerjaan kantor ke rumah terasa sulit atau bahkan tidak mungkin, sehingga terdapat batasan jelas antara kehidupan profesional dan pribadi.
Namun, saat WFH, dengan kemajuan teknologi seperti software berbasis cloud computing, dan akses internet yang merata, karyawan dapat ‘secara permanen’ terhubung dengan tempat kerja, sehingga batasan kehidupan profesional dan pribadi menjadi kabur.
Baca Juga: Kepuasan Kerja Karyawan: Apa Itu, Indikator, dan Manfaatnya
Faktor yang mempengaruhi work life balance
Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi keseimbangan kerja dan kehidupan masing-masing orang, sebagai berikut.
1. Faktor individual
Faktor ini berasal dari internal seorang individu. Hal ini meliputi kepribadian, kesejahteraan, dan kecerdasan emosional.
2. Faktor organisasi
Faktor ini merupakan sesuatu yang di luar kendali individu, serta berasal dari organisasi atau perusahaan tempat seseorang bekerja. Beberapa di antaranya adalah dukungan atasan, dukungan perusahaan, rekan kerja, stres kerja, teknologi, dll.
3. Faktor sosial
Faktor sosial berasal dari lingkungan sosial di mana seseorang berinteraksi sehari-hari, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, dukungan dari keluarga dan pasangan, konflik keluarga, tuntutan sosial, dll.
4. Faktor lainnya
Ini merupakan faktor yang tidak berasal dari individu, perusahaan, maupun lingkungan sosial. Beberapa di antaranya adalah usia, gender, status orangtua, jabatan, pengalaman, pendapatan, dll.
Indikator work life balance
Hal ini mungkin menjadi pertanyaan bagi Anda, bagaimana mengetahui apakah Anda sudah menerapkan work life balance yang efektif atau tidak? Ini bukan semata-mata membandingkan waktu yang dihabiskan di kantor dan di rumah. Ada beberapa indikator yang bisa menggambarkan efektivitas work life balance.
1. Alokasi waktu
Indikator ini menunjukkan bagaimana alokasi waktu Anda sehari-hari. Apakah Anda sering menghabiskan terlalu banyak waktu di kantor, sehingga lupa untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman?
Jika jawabannya iya, maka besar kemungkinan Anda belum dapat menyeimbangkan kerja dan kehidupan sehari-hari dengan baik.
2. Kondisi kesehatan
Aspek ini juga perlu Anda perhatikan. Kondisi kesehatan fisik dan mental yang baik menjadi pertanda bahwa kehidupan personal dan pekerjaan Anda cukup seimbang.
Anda bisa menilai sendiri, apakah selama ini Anda sering mengalami kelelahan, susah tidur, anxiety, atau gangguan kesehatan lainnya. Penting untuk segera mengenali gejala tersebut, karena konsekuensinya dapat berakibat fatal dalam jangka panjang.
3. Kualitas hubungan
Anda dapat menilai kualitas hubungan dengan rekan kerja dan keluarga atau teman di kehidupan pribadi. Work life balance yang buruk biasanya akan berdampak pada kualitas hubungan.
Anda jadi tidak terlalu dekat dengan keluarga dan teman karena hampir tidak punya waktu untuk mereka, sementara hubungan dengan rekan kerja juga tidak begitu baik karena padatnya pekerjaan.
Data dari TonerBuzz mengungkapkan bahwa karyawan yang telah mencapai work life balance menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi, sebesar 21%. (TonerBuzz, 2023)
Mengapa work life balance itu penting?
Ada banyak alasan pentingnya work life balance, terutama untuk keberhasilan karir Anda. Berikut alasannya:
1. Meminimalisir tingkat stres
Stres di tempat kerja dinilai menjadi penyebab menurunkan tingkat kesejahteraan dan angka turnover karyawan yang tinggi di Indonesia.
Selain itu, sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa pekerjaan mereka adalah sumber penyebab stres, terutama dalam budaya kerja yang sibuk, atau biasa disebut hustle culture.
Dengan work life balance, Anda bisa memprioritaskan waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan, seperti berkumpul dengan keluarga, mengejar hobi, atau beristirahat. Sehingga, tingkat stres pun berkurang.
2. Meningkatkan kondisi kesehatan mental
Ketika Anda merasa kehidupan pribadi dan beban pekerjaan seimbang, Anda lebih mampu menghadapi emosi dan pikiran negatif.
Otak manusia tidak diciptakan untuk merasa stres dan tertekan dalam waktu yang lama.Maka dari itu, menciptakan keseimbangan dalam hidup dapat memberi Anda ruang bernapas untuk berpikir, yang memungkinkan Anda mengelola emosi lebih baik lagi.
Andamenjadi lebih peka terhadap sekitar,mampu menghadapi masalah dengan cara yang sehat, serta dapatmembuat keputusan yang lebih bijak.
3. Menjaga kesehatan fisik
Setelah mencapai keseimbangan kehidupan kerja dan personal, Anda bisa memiliki kesehatan tubuh yang lebih baik.
Ini karena Anda bisa menyisakan waktu untuk makan makanan sehat, tidur yang cukup,dan olahraga rutin.
Dengan begitu, tubuh Anda akan menjadi lebih bugar dan memiliki daya tahan yang cukup untuk menyelesaikan setiap pekerjaan dengan efisien.
4. Memperbaiki kualitas hubungan sosial
Terlalu banyak bekerja bisa merampas waktu berharga Anda dengan orang-orang terdekat. Sulit memberikan perhatian penuh kepada keluarga jika Anda merasa lelah dan kewalahan.
Oleh karena itu, work life balance penting agar Anda bisa menghabiskan lebih banyak quality time dengan keluarga dan teman-teman.
5. Meningkatkan produktivitas dan performa kerja
Bila Anda ingin meningkatkan produktivitas dan performa kerja secara keseluruhan, kuncinya adalah menerapkan work life balance.
Dengan strategi manajemen waktu yang tepat, Anda berkesempatan untuk memulihkan energi, meningkatkan fokus, dan pada akhirnya dapat mencapai hasil kerja yang lebih optimal.
6. Menjadi kunci kesuksesan dan kebahagiaan
Jika kesuksesan karir adalah prioritas Anda, work life balance menjadi kunci untuk meraihnya. Gaya hidup seimbang bisa mendorong kreativitas dan produktivitas, membuka pintu peluang sukses dalam segala aspek kehidupan.
Selain itu, work life balance juga memberikan kontribusi besar terhadap tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup. Anda memiliki lebih banyak waktu untuk menyenangkan diri sendiri, sehingga hal itu membawa dampak positif dalam hidup.
Cara mewujudkan work life balance
Berikut adalah tips yang bisa Anda biasakan untuk membangun work life balance yang sehat:
1. Evaluasi kondisi Anda sekarang
Langkah pertama, kenali dulu situasi Anda saat ini. Apakah Anda terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat kerja, sehingga kehidupan pribadi terabaikan? Atau waktu Anda kurang cukup untuk pengembangan karir?
Identifikasi berapa banyak waktu yang diberikan untuk setiap prioritas. Dengan begini, Anda bisa menemukan bagian yang tidak seimbang dan mulai memperbaikinya.
2. Pahami prioritas
Setelah melihat situasi saat ini, selanjutnya adalah menentukan apa yang paling penting untuk Anda. Prioritas bisa berarti berkumpul dengan keluarga, mencari hobi baru, atau mengembangkan karir.
Dengan menentukan prioritas, Anda bisa membuat keputusan yang sesuai. Tapi, tidak ada salahnya bila Anda mengubah prioritas tersebut seiring waktu.
3. Susun jadwal yang realistis
Bila Anda sudah menemukan prioritas, mulailah membuat jadwal untuk melakukan hal tersebut. Jika Anda memprioritaskan untuk lebih banyak quality time dengan keluarga, maka tetapkan waktu yang sesuai untuk kegiatan itu setiap harinya.
Pastikan untuk membuat jadwal yang realistis, supaya Anda bisa menjalankannya dengan konsisten.
4. Perhatikan kesehatan Anda
Kesehatan harus selalu jadi fokus utama Anda. Ini termasuk kesehatan fisik dan mental. Di sela-sela jadwal yang dibuat, sisihkan waktu untuk berolahraga, makan teratur, tidur cukup, dan menyenangkan diri sendiri bila diperlukan.
Beri diri Anda waktu untuk istirahat, supaya terhindar dari kelelahan dan stres yang berdampak buruk pada kualitas hidup dan kerja.
5. Tentukan boundaries
Tetapkan batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan. Artinya, jangan melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan jadwal dan skala prioritas yang sudah Anda buat. Misalnya, jangan memeriksa email kantor di luar jam kerja.
Dengan menetapkan batasan ini, Anda dapat memastikan bahwa pekerjaan tidak mengambil alih kehidupan pribadi Anda.
Kesimpulan
Perlu diingat bahwa untuk mencapai work life balance adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sesuaikan tips ini sesuai dengan kebutuhan Anda, karena yang berhasil untuk satu orang, mungkin tidak sama dengan orang lain.
Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan Anda dan karyawan, Anda bisa mulai menggunakan software HR. Pekerjaan HR bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif, sehingga HR dapat merencanakan strategi untuk mencapai work life balance bagi seluruh lapisan organisasi. Tunggu apalagi? Hubungi kami sekarang.