Home / Blog / Business & Economy

Return to Office Jelang 2024, Muncul Pro dan Kontra

work from office advantages and disadvantages
Daftar isi
Mode

Pandemi COVID-19 mengalihkan model kerja banyak perusahaan menjadi remote atau jarak jauh. Namun, pasca pandemi usai, muncul perdebatan mengenai perlu atau tidaknya kembali ke kantor. 

Sebanyak 90% perusahaan berencana menerapkan kebijakan kembali ke kantor pada akhir tahun 2024, menurut laporan dari Resume Builder, yang mensurvei 1.000 pemimpin perusahaan.

Hal tersebut menimbulkan pro dan kontra. Beberapa berpendapat bahwa bekerja dari kantor dapat meningkatkan produktivitas, sementara yang lain menolak dan memilih untuk tetap bekerja dari jarak jauh.

Seperti apa perbandingan antara setiap model kerja? Apa saja kelebihan dan kekurangannya? Yuk, kupas tuntas pro dan kontra Return to Office, melalui artikel ini. 

Wacana kembali ke kantor 

Dilansir dari CNBC, pada tahun 2022, 10.000 dari 15.000 eksekutif global setuju bahwa budaya perusahaan punya banyak kontribusi kepada nilai pasar perusahaan mereka. Mereka juga meyakini bahwa budaya perusahaan yang baik hanya bisa dibangun dan dijaga bila setiap orang bekerja di tempat yang sama. 

Pandangan tersebut didukung oleh banyak CEO, salah satunya Andy Jassy dari Amazon. Ia merasa karyawannya lebih mudah untuk belajar dan mempraktikkan budaya perusahaan saat bekerja bersama-sama di kantor. 

Munculnya wacana baru untuk mengakhiri kerja jarak jauh sejalan dengan banyaknya CEO yang mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap model kerja dari rumah (WFH). Mereka berpendapat bahwa produktivitas, kolaborasi, dan keterlibatan karyawan semuanya mengalami penurunan tanpa adanya kerja dari kantor (WFO).

Namun, tanggapan dari karyawan terhadap wacana tersebut adalah sebagian dari mereka memilih untuk berhenti bekerja daripada kembali ke kantor. Keputusan ini didasarkan pada sejumlah alasan, yang akan kita bahas lebih lanjut.

 

 

Work from office advantages and disadvantages

Ada beberapa aspek yang kemungkinan menjadi pertimbangan utama eksekutif bisnis dan karyawan terkait wacana kembali bekerja di kantor, di antaranya: 

1. Kelebihan kembali bekerja di kantor 

Lebih sedikit distraksi

Beberapa karyawan mungkin tinggal dalam lingkungan yang tidak cukup kondusif untuk bekerja. Ada anak kecil yang sering kali menangis, peliharaan yang berisik, tetangga yang mengganggu, dan banyak gangguan lainnya. 

Dengan bekerja di kantor, distraksi tersebut tentu lebih sedikit bahkan tidak ada – karyawan bisa lebih fokus untuk menyelesaikan tugasnya. 

Kolaborasi efektif dengan rekan kerja

Berada di lokasi yang sama dengan rekan kerja dan atasan memberikan peluang untuk berkomunikasi secara langsung. Situasi ini dapat membentuk hubungan yang lebih baik, terutama bagi karyawan baru yang memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. 

Selain itu, bila perlu diskusi mendadak, karyawan bisa langsung menemui rekan kerjanya atau berkumpul di ruang meeting. Sesi brainstorming jadi lebih efektif, sehingga pengambilan keputusan pun dapat lebih cepat. 

Work-life balance

Minimnya gangguan di tempat kerja bisa meningkatkan fokus, sehingga pekerjaan bisa selesai lebih cepat dan efisien. Karena ada jarak fisik antara rumah dan kantor, bisa tercipta batasan yang lebih jelas antara kehidupan profesional dan pribadi. 

Karyawan yang bisa mengelola waktunya dengan efektif dapat meninggalkan kantor tepat waktu. Sehingga, mereka bisa menggunakan waktu di luar jam kerja untuk aktivitas pribadi, tanpa terlalu banyak pikiran terkait pekerjaan. 

Baca Juga: Kenali Apa Itu Work Life Balance dan Pentingnya untuk Karir Anda

2. Kekurangan kembali bekerja di kantor 

Waktu perjalanan (commute time)

Berdasarkan data dari Statista, 40% masyarakat Indonesia menghabiskan 15-29 menit waktu di jalan. Berangkat dan pulang dari kantor memang memakan cukup banyak waktu, apalagi bila jaraknya cukup jauh. 

Ditambah lagi kemacetan dan hiruk pikuk di jalan raya, atau berdesak-desakan di dalam angkutan umum. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kelelahan yang mungkin berdampak pada kinerja karyawan.

Biaya yang dikeluarkan

Bekerja dari kantor cenderung lebih mahal, karena lebih banyak pengeluaran. Mulai dari biaya transportasi, makan siang, pakaian formal, dan bahkan mungkin biaya penitipan anak bagi ibu yang bekerja.

Kurangnya fleksibilitas

Ketika bekerja dari kantor, karyawan diharuskan mematuhi aturan jam kerja yang telah ditetapkan. Mereka perlu hadir di meja kerja selama jangka waktu tertentu, yang dapat membatasi fleksibilitas mereka. 

Fleksibilitas untuk mengatur jam kerja yang paling produktif sering kali terbatas ketika bekerja dari kantor. Hal ini dapat menghambat kreativitas dan kenyamanan bagi karyawan yang merasa lebih produktif di jam-jam tertentu.

Jam kerja fleksibel dapat juga membantu karyawan yang punya tanggung jawab rumah tangga (misalnya ibu bekerja) atau mereka yang punya pekerjaan sampingan. Namun, hal itu mustahil dilakukan ketika bekerja dari kantor. 

Adakah model kerja yang menjamin kepuasan semua pihak?

Mekari telah melakukan survei kecil melalui akun Instagram @talentaco terkait model kerja pilihan masyarakat saat ini. Hasilnya, 59% responden merasa nyaman bekerja dari rumah, sementara 41% lainnya mengusulkan untuk memulai model kerja hybrid. 

survei model kerja idaman jelang 2024

Banyak karyawan ingin tetap bekerja dari rumah, sementara pimpinan perusahaan meyakini bahwa bekerja dari kantor lebih efektif untuk kemajuan bisnis. Dalam hal ini, terjadi bentrokan pendapat.

Hal ini memunculkan dorongan menuju solusi yang lebih fleksibel, yaitu model kerja hybrid. Karyawan diberikan pilihan untuk bekerja remote selama beberapa hari, dan tetap bisa berkolaborasi efektif dengan rekan kerja secara langsung di kantor pada hari berikutnya. 

Menurut survei, 41% memilih model kerja hybrid, yang berarti mereka bersedia bekerja dari kantor asalkan tidak setiap hari. Konsep bekerja full WFO, yaitu selama 5 hari dalam seminggu, dianggap kurang relevan bagi karyawan yang sudah pernah merasakan kebijakan kerja jarak jauh. 

Dengan begitu, karyawan lama dapat mulai berkompromi untuk mulai bekerja dari kantor sesekali. Di sisi lain, perusahaan juga bisa memastikan bila karyawan tetap produktif dan menerapkan budaya perusahaan dengan baik. 

Penting untuk diingat bahwa perlu komunikasi yang efektif dalam menerapkan aturan model kerja baru ini kepada karyawan. Dengan menyampaikan informasi secara jelas dan terbuka, perusahaan dapat membantu karyawan untuk lebih cepat beradaptasi dengan model kerja yang baru. 

Kesimpulan

Tujuan strategi kembali ke kantor adalah untuk kemajuan bisnis secara keseluruhan. Karena itu, penting untuk mengukur metrik kesuksesan strategi tersebut. Jika turnover karyawan meningkat, mungkin ada hal yang perlu Anda evaluasi.

Penting juga untuk mendengarkan feedback dari karyawan untuk menyesuaikan strategi RTO menjadi lebih baik lagi, karena pendapat mereka punya pengaruh besar.

Selain memilih strategi yang tepat dan berkomunikasi secara efektif, perusahaan juga perlu memperhatikan kesejahteraan karyawan. Ini memiliki dampak pada keputusan karyawan untuk tetap bekerja dalam jangka waktu yang lebih lama di perusahaan.

Memberikan benefit yang sesuai bisa menjadi salah satu caranya. Dengan flexible benefit dari Mekari Flex, karyawan bisa mencairkan gaji lebih awal, serta menentukan benefit yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Tertarik mencoba? Hubungi kami sekarang juga!

Referensi

CNBC. “90% of companies say they’ll return to the office by the end of 2024
Resume Builder. ”90% of Companies Will Return to Office By the End of 2024
The Washington Post. ”Return to the office? These workers quit instead

 

 

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami