Pernahkah Anda merasa bahwa Anda melakukan semuanya untuk tim, sementara mereka hampir tidak melakukan apapun? Mencoba melindungi tim dari berbagai masalah di tempat kerja, namun akhirnya malah mendapat tekanan dari banyak pihak?
Jika jawabannya iya, maka kemungkinan Anda adalah seorang umbrella manager, pemimpin yang mengambil terlalu banyak tanggung jawab dan melindungi tim mereka dari segala tantangan atau kesulitan.
Ini mungkin terdengar seperti hal yang baik, tetapi sebenarnya dapat berdampak negatif pada kinerja dan pertumbuhan tim. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi penyebab dan konsekuensi dari umbrella management, dan bagaimana cara untuk mengatasinya.
Apa itu umbrella manager?

Umbrella manager adalah seorang pemimpin yang melindungi tim mereka dari situasi sulit dan masalah yang datang. Biasanya, mereka sering mengambil alih pekerjaan dan keputusan yang merupakan akuntabilitas timnya.
Terkadang, umbrella manager juga menghindari konfrontasi dan feedback konstruktif, karena takut akan mempengaruhi semangat kerja tim mereka.
Walau niatnya baik, tetapi kebiasaan ini dapat memiliki konsekuensi negatif bagi diri mereka sendiri, tim mereka, dan organisasi secara keseluruhan.
Baca Juga: 7 Ciri Social Leader Berpengaruh yang Perlu Anda Ketahui
Penyebab umbrella management
Sebenarnya, apa penyebab gaya kepemimpinan umbrella manager?
1. Tidak percaya pada timnya
Seringkali, umbrella manager punya kepercayaan rendah akan kemampuan timnya. Mereka tidak yakin timnya dapat menangani masalah secara mandiri, dan takut akan timbul kesalahan yang akan merusak reputasi atau hubungan dengan stakeholders.
Target dan harapan tinggi dari perusahaan membuat umbrella boss merasa bertanggung jawab atas hasil kerja timnya, dan ingin memastikan bahwa semuanya berjalan dengan sempurna.
2. Ingin memiliki kontrol penuh
Pada beberapa kasus, umbrella manager cenderung ingin memegang kendali penuh atas pekerjaan dan segala proses yang mempengaruhi tim.
Kemungkinan ini terjadi karena mereka berpikir bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan lebih baik dan lebih cepat daripada anggota tim. Selain itu, dengan mengambil alih tugas atau keputusan, mereka bisa mencegah kesalahan atau konflik.
3. Toleransi rendah terhadap risiko
Pada dasarnya, umbrella manager juga tidak toleran terhadap risiko dan ketidakpastian. Karena itu, mereka cenderung menghindari dampak negatif atau feedback buruk—walau konstruktif—dari atasan atau stakeholders lain.
Hal itu dilakukan untuk melindungi tim dari kritik dan kesalahan yang mungkin timbul dari kesalahan mereka.
Dampak negatif umbrella manager
Tujuannya baik, apakah gaya manajemen seperti ini punya dampak negatif? Tentu saja. Berikut adalah beberapa alasannya:
1. Menghambat perkembangan dan kemandirian tim

Anggota tim tidak punya kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan semakin mandiri, apabila manajer mengambil alih pekerjaan mereka.
Karena terbiasa bergantung pada manajer untuk berbagai arahan dan pengambilan keputusan, potensi pertumbuhan anggota tim juga menjadi terhambat.
Apa akibatnya? Anggota tim jadi tidak termotivasi dan enggan untuk terlibat, karena mereka merasa bahwa kemampuan dan kontribusi mereka tidak dihargai.
2. Menciptakan budaya kerja yang tidak akuntabel
Bila manajer selalu turun tangan untuk mengambil keputusan atau memperbaiki kesalahan, anggota tim akan merasa bahwa mereka tidak punya tanggung jawab penuh atas hasil kerja mereka.
Budaya ini kemudian akan menciptakan kurangnya sense of ownership dan tanggung jawab, yang berpotensi merusak kinerja dan produktivitas tim.
3. Menyebabkan kekecewaan di antara anggota tim
Gaya manajemen ini kemungkinan besar dapat menimbulkan frustasi dan kekecewaan di kalangan anggota tim. Merasa bahwa ide dan kontribusi mereka kurang diakui, menyebabkan moral dan kepuasan kerja menurun.
Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat mengakibatkan turnover karyawan yang tinggi, karena anggota tim memilih untuk bekerja di lingkungan yang lebih menghargai kontribusinya.
Baca Juga: Turnover Karyawan: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
4. Melemahkan kemampuan tim untuk menyelesaikan masalah
Kebiasaan umbrella manager untuk ikut campur bisa menghambat kemampuan tim untuk menyelesaikan masalah secara mandiri. Karena setiap situasi dihadapi oleh manajer, anggota tim tidak punya keterampilan yang diperlukan untuk menemukan solusi.
Tim yang terlalu bergantung pada manajernya menyebabkan kurangnya resiliensi. Akhirnya, tim tidak dapat beradaptasi dengan tantangan baru, sehingga efektivitas kinerja mereka terbatas.
Baca Juga: Hati-hati Budaya Workaholic Dalam Dunia Kerja!
Solusi mengatasi umbrella management
Mengetahui banyaknya dampak negatif yang bisa menghambat pertumbuhan tim dalam jangka panjang, gaya manajemen boss umbrella ini harus dihentikan.
Lakukan pendekatan yang lebih memberdayakan dan kolaboratif. Tidak hanya meningkatkan kinerja tim, tetapi juga berkontribusi pada lingkungan kerja yang positif dan produktif.
Berikut adalah tipsnya:
1. Delegasi tugas dan tanggung jawab

Delegasi adalah kunci dari manajemen yang efektif. Dengan mendelegasikan tugas, manajer tidak hanya membagi beban kerja, namun juga memberdayakan anggota tim dengan memberi mereka tanggung jawab.
Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri anggota tim, keterampilan mereka, dan memupuk sense of ownership. Pemimpin harus mulai memahami kemampuan anggota tim masing-masing, dan mendelegasikan tugas yang sesuai dengan itu.
2. Berikan kesempatan pada anggota tim
Melakukan kesalahan adalah hal yang tidak bisa dihindari, dan merupakan bagian dari proses belajar. Alih-alih turun tangan untuk memperbaiki setiap kesalahan, pemimpin bisa membiarkan anggota tim belajar dari kesalahan mereka.
Cara tersebut efektif untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan meningkatkan resiliensi. Seiring berjalannya waktu, anggota tim akan semakin merasa nyaman untuk mengakui dan belajar dari kegagalan.
3. Berikan feedback yang konstruktif
Feedback sangat penting untuk proses perkembangan diri. Sebagai pemimpin, penting untuk secara berkala memberikan feedback yang membangun ke anggota tim mereka.
Tidak hanya fokus pada area yang harus diperbaiki, namun juga tetap mengapresiasi kemajuan dan prestasi anggota timnya. Ini membantu setiap anggota tim untuk memahami apa yang mereka bisa tingkatkan, dan apa yang sudah mereka capai.
Baca Juga: 7 Bentuk Apresiasi Terbaik Untuk Karyawan
4. Ciptakan budaya kerja yang terbuka dan bertanggung jawab
Pemimpin harus memupuk budaya di mana anggota tim merasa nyaman untuk berbagi ide, kekhawatiran, dan tantangan bagi mereka. Meeting secara berkala dengan komunikasi yang transparan dapat membantu mencapai hal ini.
Tidak perlu khawatir untuk menuntut pertanggungjawaban anggota tim atas tugas dan tanggung jawab mereka, karena itu dapat meningkatkan komitmen dan dedikasi pada pekerjaan mereka.
Kesimpulan
Seorang umbrella manager, meskipun bisa dinilai efektif untuk menjaga konsistensi, tapi lebih banyak dampak negatif yang signifikan bagi kinerja timnya. Tantangan ini bisa diatasi dengan beralih ke pendekatan yang lebih kolaboratif, sehingga memupuk budaya kerja yang lebih positif.
Perlu diingat, kunci manajemen yang efektif adalah keseimbangan. Hindari kontrol berlebihan dan mulai berikan kepercayaan pada anggota tim Anda. Ini tidak hanya akan membuat mereka semakin produktif, namun kemampuan mereka semakin berkembang.
Referensi
Linkedin. ‘’Stop Being an Umbrella Manager and Start Supporting Your Team’’
Linkedin. ‘’Dampak Negatif Umbrella Manager dalam Tempat Kerja’’