Home / Blog / Business & Economy

Mengenal Perbedaan antara Retur Penjualan dan Pembelian dalam Akuntansi

pekerja gudang memutuskan apa yang di retur
Daftar isi
Mode

Sudah tahukah Anda apa perbedaan antara retur penjualan dan pembelian dalam akuntansi? Jika belum, mari simak artikel ini untuk penjelasan lebih lanjut.

Sebagaimana yang Anda ketahui bahwa masyarakat di era digital saat ini cenderung memilih untuk berbelanja online melalui situs e-commerce langganan mereka.

Dalam transaksi pembelian, tidak sedikit pembeli yang merasa tidak puas dengan barang yang dibelinya.

Akibatnya, pembeli biasanya mengembalikan barang kepada penjual. Bagi penjual, pengembalian barang dari pembeli perlu pencatatan yang baik seperti dengan menggunakan software inventory agar laporan inventorynya akurat.

Dengan catatan ini, penjual akan dengan mudah mengetahui retur yang telah terjadi.
Lalu, apa perbedaan antara retur penjualan dan retur pembelian? Berikut ini pembahasannya!

Pengertian Retur Penjualan dan Pembelian

Sebelum mengetahui perbedaan serta jenis-jenis retur penjualan dan pembelian, penting untuk mengetahui terlebih dahulu pengertian retur penjualan dan retur pembelian.

Jadi, Anda dapat dengan mudah memahami perbedaan antara retur penjualan dan pembelian.

1. Pengertian Retur Penjualan

Retur penjualan adalah suatu kondisi dimana penjual menerima barang retur dari pembeli. Pengembalian barang dilakukan karena tidak sesuai dengan harapan.

Dengan adanya retur penjualan, maka utang usaha penjual kepada pemasok pun akan berkurang.

Posisi akun retur penjualan berada pada kolom debit pada jurnal keuangan, sedangkan posisi hutang usaha berada pada kolom kredit. Perhatikan hal ini dalam aplikasi pembukuan usaha anda.

Retur penjualan adalah barang dagangan yang dikirim kembali oleh pembeli kepada penjual.

Alasan pengembalian bisa bervariasi, misalnya karena kelebihan jumlah yang dipesan atau dikirim, atau karena barang cacat.

Pengembalian juga dapat dipicu oleh pengiriman barang yang terlambat, atau barang yang salah dikirim, atau karena spesifikasi produk yang salah.

Penjual mencatat retur ini sebagai debit ke akun sales return dan kredit ke akun piutang usaha.

Jumlah total sales return dalam akun ini merupakan pengurangan dari jumlah penjualan kotor yang dilaporkan dalam suatu periode.

Perusahaan dapat menetapkan kebijakan pengembalian mereka sendiri.

Misalnya menerima pengembalian gratis dalam jangka waktu tertentu, membebankan biaya penyetokan ulang, atau hanya menerima pengembalian dengan tanda terima.

Beberapa perusahaan mungkin menawarkan pertukaran atau kredit toko.

Setelah memverifikasi pengembalian sesuai dengan kebijakan perusahaan, akuntan dapat mencatat transaksi ini dalam akun pengembalian penjualan.

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa retur penjualan adalah ketika pelanggan atau klien mengirim produk kembali ke penjual.

2. Pengertian Retur Pembelian

Jika purchase order adalah pembelian barang dari pemasok kepada penjual, maka retur pembelian adalah retur barang pembeli dari penjual kepada pemasok karena ketidaksesuaian barang dengan harapan.

Dengan adanya retur ini maka utang penjual kepada pemasok akan berkurang.

Posisi hutang dagang ada di kolom debit di jurnal keuangan, sedangkan akun retur penjualan ada di kolom kredit.

Retur pembelian terjadi ketika pembeli barang dagangan, persediaan, aset tetap, atau barang lain mengirimkan kembali barang tersebut kepada penjual.

Selain itu, retur pembelian yang berlebihan dapat mengganggu profitabilitas bisnis, sehingga harus dipantau secara ketat.

Baca Juga: Ketahui Apa Saja Metode Penilaian Persediaan Beserta Perbedaannya

Perbedaan antara Retur Penjualan dan Pembelian

Untuk pembahasan selanjutnya, Anda akan memahami apa saja perbedaan antara retur penjualan dan pembelian dari berbagai sisi.

1. Perbedaan Berdasarkan Alasannya

Beda retur penjualan dan pembelian yang pertama adalah berdasarkan alasan mengapa pelanggan melakukan retur penjualan maupun retur pembelian.

Beberapa alasan mengapa pembeli melakukan retur penjualan antara lain bisa jadi karena kelebihan kuantitas.

Pembeli mungkin telah memesan lebih banyak item daripada yang mereka butuhkan, atau penjual mungkin secara tidak sengaja mengirim produk tambahan.

Maka dari itu, pembeli dapat mengembalikan barang-barang ini kembali ke penjual.

Alasan kedua adalah bisa jadi karena terjadinya keterlambatan pengiriman.
Pembeli mungkin mengembalikan produk jika mereka tidak lagi membutuhkannya.

Misalnya, jika pembeli membutuhkan produk pada tanggal tertentu dan datang terlambat, maka pembeli dapat mengirim kembali produk tersebut.

Retur penjualan juga bisa terjadi lantaran tidak sesuai dengan ekspektasi atau harapan pembeli.

Ini terjadi karena pembeli dapat memesan produk secara online atau melalui telepon tanpa melihat produk.

Namun, ketika produk tiba, mungkin ukuran atau warna berbeda dari yang diharapkan pelanggan, dan pelanggan dapat mengembalikan barang tersebut.

Alasan selanjutnya adalah adanya item yang dipesan secara tidak sengaja. Terkadang pembeli memesan item yang salah yang tidak mereka inginkan.
pembeli juga bisa melakukan retur penjualan dengan alasan produk rusak atau cacat.

Beberapa produk tiba dalam keadaan rusak atau cacat karena proses pembuatan atau pengiriman.

Pembeli biasanya mengirim barang-barang ini kembali ke penjual untuk meminta penggantian.

Sementara itu beberapa alasan terjadinya retur pembelian adalah sebagai berikut:

  • Penjual awalnya memperoleh jumlah yang berlebihan, dan ingin mengembalikan sisanya ke pemasok atau supplier.
  • Pembeli menerima barang yang salah, sehingga pengembalian dari pembeli diretur ke pemasok.
  • Penjual salah mengirim barang.
  • Barang telah terbukti tidak sesuai spesifikasi.

Berdasarkan alasannya, dapat disimpulkan bahwa retur pembelian adalah ketika penjual mengembalikan barang dari pembeli ke pemasok karena spesifikasi barang tidak sesuai.

Sedangkan retur penjualan adalah keadaan dimana pembeli mengembalikan barang kepada penjual.

2. Perbedaan Berdasarkan Pihak yang Terlibat

Perbedaan antara retur penjualan dan pembelian selanjutnya dapat dilihat dari pihak-pihak yang terlibat.

Jika dalam retur pembelian, pihak yang terlibat adalah pemasok dan penjual. Sedangkan jika dalam retur penjualan, pihak yang terlibat adalah pembeli dan penjual.

3. Perbedaan Berdasarkan Jenis Transaksinya

Jenis transaksi retur penjualan dibagi menjadi tiga jenis, di antaranya:

  • Mengurangi piutang pembeli.
  • Melakukan pengembalian pembayaran pembeli.
  • Memerlukan penggantian barang yang rusak dari penjual atau bisa disebut dengan klaim.

Sedangkan dalam retur pembelian, terdapat dua jenis transaksi, yaitu:

  • Pengembalian pembelian kredit, yakni pengembalian barang dari pembeli yang telah membeli secara kredit atau angsuran dianggap lunas jika tepat tanggal jatuh tempo.
  • Retur pembelian tunai, yaitu retur barang yang telah dibeli oleh pembeli secara tunai dan ingin dikembalikan atau ditukar bila barang rusak.

Contoh Entri Retur Penjualan

Entri pengembalian penjualan dapat disajikan berbeda tergantung pada perusahaan dan jenis transaksinya. Berikut ini contoh entri retur penjualan secara umum:

Misalnya, seorang pembeli mengembalikan meja ke penjual satu minggu setelah membelinya seharga Rp. 350.000.000.

Pembeli telah membayarnya secara tunai, dan ketika kembali ke rumah, ternyata pembeli menemukan adanya kerusakan atau kecacatan pada meja tersebut.

Kemudian pembeli tersebut menginginkan pengembalian uang tunai daripada pertukaran atau kredit toko.

Maka dari itu, penjual harus mencatat hal-hal berikut dalam pembukuan keuangan sebagai berikut:

contoh pencatatan retur penjualan

Contoh Entri Retur Pembelian

Sebagai contoh, ketika penjual membeli barang dari pemasok, maka dalam pembukuan, akan ada debit di akun pembelian karena akan menambah persediaan (aset) perusahaan.

Akan ada kredit di akun tunai jika dibeli secara tunai atau kredit di akun hutang, jika pembelian telah dilakukan secara kredit dari pihak ketiga (pemasok).

Ketika penjual mengembalikan barang dari pembelian sebelumnya,baik tunai maupun kredit, maka akun kas atau akun hutang akan berubah.

Masing-masing akan didebit dengan kredit yang sesuai untuk akun pengembalian pembelian karena ada pengembalian barang keluar. penjual kepada pemasok.

Misalnya, ada penjual yang membeli barang dari pemasok senilai Rp. 15.000.000 pada tanggal 1 September 2019 dengan membayar tunai.

Pembelian tersebut dilakukan dengan syarat barang dapat dikembalikan hanya dalam waktu 15 hari sejak tanggal pembelian.

Pada 13 September 2019, penjual mengembalikan barang ke pemasok seharga Rp 1.000.000 karena terdapat kerusakan pada barang.

Pada tanggal 1 September 2019, ketika barang dibeli secara tunai dari pemasok, maka akun pembelian akan didebet, dan akun tunai akan dikreditkan.

Maka, entri retur pembelian yang dicatat adalah sebagai berikut:

contoh pencatatan retur pembelian

Maka dari itu, penjual kemudian mencatat retur pembelian tersebut adalah sebagai berikut:Pada tanggal 13 September 2019, saat barang diretur sebesar Rp. 1.000.000, maka rekening kas akan didebit dengan kredit yang sesuai dengan rekening retur pembelian.

contoh pencatatan di rekening kas

Mulai dari perbedaan berdasarkan pengertian, alasan, pihak yang terkait, jenis, hingga contoh entri jurnalnya.Nah, demikianlah penjelasan terkait perbedaan antara retur penjualan dan pembelian yang perlu Anda ketahui agar pembukuan keuangan bisnis Anda jadi lebih baik.

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami