Di Indonesia, pelanggaran etika bisnis telah menjadi hal yang biasa. Praktik seperti korupsi, penggelapan pajak, hingga suap, tidak pernah luput dari headline berita setiap harinya.
Padahal, menjalankan bisnis dengan etika sangat penting untuk integritas perusahaan secara keseluruhan. Perilaku etis dalam bisnis dapat menguntungkan perusahaan Anda dan masyarakat dalam jangka panjang.
Seperti apa konsep etika bisnis dalam perusahaan dan bagaimana menerapkan strategi yang tepat untuk mencegah pelanggarannya? Simak selengkapnya.
Apa itu etika bisnis?
Etika bisnis adalah seperangkat prinsip moral, kebijakan, dan nilai yang mengatur bagaimana perusahaan dan individu menjalankan kegiatan usahanya.
Menjalankan bisnis dengan etika sebagai pondasi, dari pimpinan hingga karyawan, sangat penting untuk menjaga integritas perusahaan secara keseluruhan. Perilaku etis dalam bisnis dapat menguntungkan perusahaan dan masyarakat dalam jangka panjang.
Konsep etika bisnis mulai berkembang pada tahun 1960-an. Seiring dengan bertambahnya jumlah konsumen, masyarakat juga menjadi semakin peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan hidup. Mereka mulai menuntut perusahaan untuk bertanggung jawab tidak hanya terhadap keuntungan perusahaan, tetapi juga terhadap dampak kegiatan bisnis terhadap masyarakat dan lingkungan.
Dengan kata lain, perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga harus memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas mereka. Inilah yang menjadi ciri utama dari etika bisnis yang muncul pada era 1960-an.
Contoh pelanggaran etika bisnis
Pelanggaran etika bisnis seperti ini bisa berakibat fatal, mulai dari sanksi hukum, rusaknya reputasi perusahaan, hingga hilangnya kepercayaan dari karyawan dan konsumen. Berikut beberapa contoh pelanggaran etika bisnis yang harus dihindari:
1. Diskriminasi dan kekerasan
Lingkup diskriminasi dan kekerasan di tempat kerja cukup luas. Salah satu contohnya adalah memperlakukan karyawan secara tidak adil berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, atau hal lainnya yang dilindungi undang-undang.
2. Pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Ini artinya perusahaan tidak mematuhi peraturan yang dibuat untuk melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan. Misalnya, tidak menyediakan alat pelindung diri, mengabaikan potensi bahaya di tempat kerja, dan lain sebagainya.
3. Whistle-blowing dan berkata-kata kasar di media sosial
Menjadi whistleblower atau membongkar kebusukan perusahaan di media sosial memang mungkin untuk dilakukan, tapi perlu dengan cara yang baik dan sesuai prosedur. Jangan menggunakan kata-kata kasar dan mengungkapkan hal yang tidak benar yang bisa merusak reputasi perusahaan di media sosial.
4. Suap dan pemberian barang mewah
Perusahaan menyuap atau memberi barang mewah kepada seseorang untuk mempengaruhi keputusannya. Hal ini bisa terjadi sebaliknya.
5. Kecurangan dalam akuntansi
Membuat laporan keuangan palsu, memanipulasi data keuangan, dan tindakan curang lainnya yang dapat merugikan investor dan stakeholder.
6. Spionase perusahaan dan pencurian data
Mencuri rahasia perusahaan kompetitor dengan cara curang atau ilegal untuk mendapatkan keuntungan. Ini termasuk pencurian data digital.
7. Nepotisme dan favoritisme
Memprioritaskan keluarga atau kerabat dalam urusan pekerjaan (nepotisme), atau memberikan perlakuan istimewa kepada karyawan tertentu tanpa alasan yang jelas (favoritisme).
Pentingnya etika bisnis beserta manfaatnya
Etika bisnis yang baik sangat penting untuk memenangkan persaingan di dunia usaha saat ini. Program etika bisnis yang jelas akan menciptakan kode etik yang menjadi pedoman perilaku karyawan, dari level pimpinan tertinggi hingga karyawan baru.
Ketika semua karyawan mengambil keputusan secara etis, reputasi perusahaan sebagai entitas yang berintegritas pun terbentuk. Dengan reputasi yang baik, perusahaan akan menuai berbagai keuntungan.
Berikut beberapa manfaat utama dari menerapkan etika bisnis yang tepat:
1. Pengenalan merek dan pertumbuhan
Perusahaan yang dikenal dengan perilaku etis cenderung memiliki citra positif di pasar. Hal ini dapat membuat merek perusahaan Anda semakin dikenali, sehingga bisnis dapat bertumbuh lebih pesat.
2. Negosiasi yang lebih mudah
Mitra bisnis tentunya lebih percaya untuk bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik. Perusahaan dengan reputasi etis positif akan lebih mudah dalam bernegosiasi kesepakatan dan kontrak.
Baca Juga: 6 Strategi Negosiasi Bisnis yang Aplikatif untuk Eksekutif
3. Kepercayaan terhadap produk dan layanan
Perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan karena pelanggan lebih percaya pada produk dan layanan dari perusahaan yang etis.
4. Retensi dan pertumbuhan pelanggan
Bisnis yang etis juga biasanya memiliki tingkat retensi pelanggan yang tinggi. Hal ini dikarenakan pelanggan menghargai perusahaan yang memperlakukan mereka secara etis, sehingga mereka cenderung terus berbisnis dengan perusahaan tersebut.
5. Menarik karyawan terbaik
Perusahaan dapat menarik dan mempertahankan karyawan berbakat, karena mereka cenderung memilih bekerja di perusahaan yang dikenal etis.
6. Menarik investor
Investor biasanya juga memperhatikan praktik etis perusahaan saat mengambil keputusan investasi. Perusahaan yang berkomitmen terhadap praktik bisnis yang etis lebih mungkin menarik investor.
Strategi dan cara mengatasi pelanggaran etika bisnis
Ada 7 strategi utama yang dapat diterapkan perusahaan untuk mengatasi pelanggaran etika bisnis, sebagai berikut.
1. Tetapkan kode etik bisnis perusahaan dengan jelas
Perusahaan harus memiliki kode etik yang jelas sebagai panduan bagi karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka. Pastikan kode ini disampaikan kepada semua karyawan dan mudah diakses.
Kode ini harus mencakup semua area yang berpotensi menjadi masalah etika dan memberikan pedoman yang jelas tentang cara menangani ketika ada dilema etika.
2. Perkuat kode etik dengan sanksi dan penghargaan
Setelah menetapkan kode etik, perusahaan harus memiliki sistem untuk menegakkannya. Ini termasuk memberikan sanksi untuk pelanggaran dan penghargaan untuk kepatuhan. Hal ini dapat memotivasi karyawan berperilaku etis.
3. Tetapkan batasan yang jelas dalam pemberian dan penerimaan reward
Buat kebijakan yang jelas tentang pemberian dan penerimaan hadiah atau imbalan. Ini dapat membantu mencegah konflik kepentingan dan suap.
4. Buat saluran pengaduan untuk pelanggaran kode etik perusahaan
Mekanisme pelaporan yang aman dan rahasia memungkinkan karyawan melaporkan pelanggaran etika tanpa takut menerima ancaman dari pihak yang dilaporkan.
Hal ini dapat mendorong karyawan untuk melaporkan perilaku tidak etis dan membantu perusahaan menangani masalah ini dengan cepat.
5. Tingkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan kepada karyawan
Transparansi membangun kepercayaan dan akuntabilitas. Komunikasi rutin tentang kinerja perusahaan, proses pengambilan keputusan, dan masalah etika dapat membantu mencapai hal ini.
6. Lindungi hak-hak pekerja
Menghormati dan melindungi hak-hak pekerja adalah aspek mendasar dari etika bisnis. Ini termasuk upah yang adil, kondisi kerja yang aman, dan kepatuhan terhadap undang-undang ketenagakerjaan.
7. Evaluasi berkala
Audit dan penilaian rutin dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah etika sebelum menjadi masalah serius. Hal ini juga digunakan untuk meninjau dan memperbarui kode etik perusahaan.
Strategi untuk mengatasi pelanggaran etika meliputi peningkatan kesadaran dan pelatihan tentang etika bisnis, penerapan sistem pengawasan yang efektif, perlindungan untuk pelapor pelanggaran (whistleblower), peningkatan regulasi dan tata kelola, serta pemberian sanksi yang tegas kepada pelanggar. (Dr. IG. Nyoman Yetna dalam Webinar Etika di Dalam Bisnis)
Kesimpulan
Menjaga standar tinggi etika bisnis adalah investasi dalam masa depan perusahaan, kesejahteraan karyawannya, dan masyarakat di mana mereka beroperasi. Setelah membahas beberapa contoh pelanggaran etika bisnis, perusahaan dapat mengadopsi berbagai strategi untuk mengatasi pelanggaran ini.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, perusahaan dapat mencegah dan mengatasi pelanggaran etika bisnis secara efektif, serta membangun budaya integritas dan perilaku etis. Hal ini tidak hanya menguntungkan perusahaan dan karyawannya, tetapi juga berkontribusi pada lingkungan bisnis yang lebih etis dan bertanggung jawab.
Untuk meminimalisir risiko pelanggaran etika, Solusi SaaS terintegrasi dari Mekari hadir untuk membantu perusahaan.
Mekari menawarkan solusi cloud-based software untuk mempermudah operasional perusahaan, dengan berbagai jaminan keamanan data, kepatuhan regulasi, dan transparansi untuk menciptakan budaya kerja yang aman, etis, dan patuh.
Tertarik menggunakan Mekari? Hubungi tim kami sekarang juga.
Referensi
Indeed. ‘’What Are Business Ethics? Definition, Types and Examples’’
Investopedia. ‘’What Is Business Ethics? Definition, Principles, and Importance’’