Sebagai pebisnis yang berbasis trading, sudah tahukah Anda mengenai laporan neraca perusahaan dagang?
Jika belum, maka Anda wajib membaca artikel ini yang akan membahas tentang neraca perusahaan dagang beserta jenis-jenis dan contohnya.
Secara umum, laporan neraca terdiri dari 3 komponen utama yaitu aset, kewajiban (liabilitas), dan ekuitas pemilik (pemegang saham).
Laporan ini dapat mempermudah Anda dalam mengukur nilai bisnis pada periode tertentu, sehingga Anda dapat lebih memahami posisi keuangan bisnis Anda.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai neraca perusahaan dagang, mari simak artikel berikut ini!
Pengertian Laporan Neraca
Neraca adalah salah satu jenis laporan keuangan yang dirancang untuk mengomunikasikan berapa nilai perusahaan atau organisasi dengan tepat.
Dalam neraca tercantum beberapa komponen atau akun penting yakni aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik perusahaan pada periode tertentu.
Biasanya, neraca akan disiapkan dan didistribusikan setiap sebulan, triwulan, atau satu tahun sekali.
Waktu penyiapannya tergantung pada frekuensi pelaporan sebagaimana ditentukan oleh undang-undang atau kebijakan perusahaan.
Laporan neraca berisi mengenai ringkasan bisnis pada suatu periode akuntansi tertentu untuk kemudian dilakukan peninjauan, baik secara internal maupun eksternal.
Peninjauan laporan neraca perusahaan dagang secara internal umumnya dilakukan oleh pemimpin bisnis, pemangku kepentingan utama, atau karyawan dimana laporan tersebut disimpan dalam software laporan keuangan perusahaan.
Sedangkan peninjauan eksternal dilakukan oleh calon investor yang tertarik pada perusahaan tersebut.
Ketika neraca ditinjau secara internal, audiens dapat mengubah kebijakan dan pendekatan mereka.
Misalnya perihal penggandaan keuntungan, mengoreksi kegagalan, atau beralih ke peluang baru.
Sementara itu, ketika neraca ditinjau secara eksternal, para audiens akan diberi tahu tentang sumber daya apa yang tersedia untuk bisnis dan bagaimana mereka dibiayai.
Berdasarkan informasi ini, calon investor dapat memutuskan apakah akan memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut atau tidak.
Calon investor juga berkesempatan untuk memanfaatkan informasi dalam neraca untuk menghitung metrik penting, seperti likuiditas, profitabilitas, dan rasio utang terhadap ekuitas.
Dari penjelasan di atas maka penting untuk diingat bahwa pada dasarnya, neraca selalu didasarkan pada data masa lalu untuk kemudian mengkomunikasikannya pada audiens.
Sementara investor dan pemangku kepentingan dapat menggunakan neraca untuk memprediksi dan mengevaluasi kinerja perusahaan di masa yang akan depan.
Rumus Menghitung Neraca
Berikut ini adalah rumus untuk menghitung neraca dalam ilmu akuntansi:
Aset = Kewajiban (Liabilitas) + Ekuitas Pemilik.
Dari persamaan sederhana ini, bisa dibuat persamaan lain, di antaranya:
Ekuitas Pemilik = Aset – Kewajiban (Liabilitas)
Liabilitas (Kewajiban) = Aset – Ekuitas Pemilik
Akun-akun dalam neraca harus selalu seimbang. Akun aset harus selalu sama dengan kewajiban ditambah ekuitas pemilik.
Ekuitas pemilik harus selalu sama dengan aset dikurangi kewajiban. Kewajiban harus selalu sama dengan aset dikurangi ekuitas pemilik.
Jika neraca tidak seimbang, kemungkinan dokumen disiapkan dengan tidak benar.
Biasanya, kesalahan disebabkan oleh data yang tidak lengkap atau hilang, transaksi yang dimasukkan salah, kesalahan dalam nilai tukar mata uang atau tingkat persediaan,
Atau bisa juga terjadi karena salah perhitungan ekuitas dan kesalahan dalam memperhitungkan penyusutan atau amortisasi. Maka dari itu harus tetap teliti dalam menginput data walau dibantu software akuntansi online.
Komponen Laporan Neraca Perusahaan Dagang
Ada beberapa komponen atau akun dalam laporan neraca perusahaan dagang, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Untuk informasi lebih detail mengenai ketiga komponen tersebut, simak penjelasan di bawah ini:
1. Aset
Aset didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan dan memiliki nilai yang dapat diukur.
Perusahaan dapat mengubah aset menjadi uang tunai melalui proses yang dikenal sebagai likuidasi.
Aset biasanya dihitung sebagai positif (+) dalam neraca dan dipecah menjadi dua kategori lebih lanjut, yakni aset lancar (current assets) dan aset tidak lancar (non-current assets).
Aset lancar biasanya mencakup segala kekayaan milik perusahaan yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam setahun dengan mudah. Di antaranya:
- Kas dan setara kas
- Biaya dibayar di muka
- Inventaris
- Surat berharga
- Piutang
Sementara itu, aset tidak lancar biasanya mencakup investasi jangka panjang yang tidak diharapkan dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam jangka pendek, seperti:
- Tanah
- Hak paten
- Merek Dagang
- Brand
- Hak milik intelektual
- Peralatan yang digunakan untuk memproduksi barang atau melakukan jasa
Karena perusahaan berinvestasi dalam aset demi bisa memenuhi tujuan bisnis, maka Anda harus mengembangkan pemahaman intuitif tentang aset.
Tanpa pengetahuan ini, mungkin sulit untuk memahami neraca dan dokumen keuangan lainnya yang notabenenya berisi tentang kesehatan perusahaan.
2. Kewajiban (Liabilitas)
Liabilitas adalah kebalikan dari aset.
Jika aset adalah sesuatu yang dimiliki perusahaan, maka kewajiban adalah sesuatu yang terutang.
Liabilitas adalah kewajiban keuangan dan hukum untuk membayar sejumlah uang kepada debitur. Itulah sebabnya liabilitas biasanya dihitung sebagai negatif (-) dalam neraca.
Sama seperti aset yang dikategorikan sebagai lancar atau tidak lancar, kewajiban dikategorikan sebagai kewajiban lancar atau kewajiban tidak lancar.
Kewajiban lancar biasanya mengacu pada semua kewajiban yang jatuh tempo kepada debitur dalam satu tahun, yakni mencakup:
- Gaji karyawan
- Pembayaran sewa
- Pembayaran utilitas
- Pembiayaan hutang
- Akun hutang
- Biaya lainnya yang masih harus dibayar
Sedangkan kewajiban tidak lancar biasanya mengacu pada kewajiban atau hutang jangka panjang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, termasuk di antaranya:
- Sewa
- Pinjaman
- Hutang obligasi
- Ketentuan pensiun
- Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban juga dapat mencakup kewajiban untuk menyediakan barang atau jasa di masa depan.
3. Ekuitas Pemilik
Ekuitas pemilik, juga dikenal sebagai ekuitas pemegang saham, biasanya mengacu pada apa pun yang menjadi milik pemilik bisnis setelah kewajiban diperhitungkan.
Jika Anda menjumlahkan semua sumber daya yang dimiliki bisnis (aset) dan mengurangi semua klaim dari pihak ketiga (kewajiban), maka yang tersisa adalah ekuitas pemilik.
Ekuitas pemilik biasanya mencakup dua elemen kunci.
Yang pertama adalah uang, yang disumbangkan ke bisnis dalam bentuk investasi dengan imbalan beberapa tingkat kepemilikan (biasanya diwakili oleh saham).
Dan yang kedua adalah pendapatan yang dihasilkan perusahaan dari waktu ke waktu dan dipertahankan.
Contoh Laporan Neraca Perusahaan Dagang
Dengan melihat contoh sederhana neraca perusahaan di bawah ini, Anda akan memperoleh informasi penting tentang kesehatan finansial perusahaan.
PT. Anugerah Jaya Sakti
Laporan Neraca
Periode 30 November 2018
Aset Tidak Lancar | 30 November 2018 | 30 November 2017 |
Merk | 4.000.000 | 4.500.000 |
Relasi Pelanggan | 1.000.000 | 1.500.000 |
Hak Sewa | 8.000.000 | 9.000.000 |
Pengeluaran yang dikapitalisasi | 9.000.000 | – |
Niat Baik | 1.000.000 | 1.000.000 |
Tanah dan Gedung | 11.000.000 | 10.500.000 |
Perlengkapan | 250.000.000 | 230.000.000 |
Piutang Jangka Panjang | 9.000.000 | 8.000.000 |
Piutang Pajak Tangguhan | 23.000.000 | 18.000.000 |
Total Aset Tidak Lancar | 316.000.000 | 282.500.000 |
Aset Lancar | ||
Persediaan | 220.000.000 | 200.000.000 |
Akun Piutang | 30.000.000 | 35.000.000 |
Piutang Pajak | 6.500.000 | – |
Piutang Lainnya | 15.000.000 | 20.000.000 |
Pengeluaran Prabayar | 16.500.000 | 16.000.000 |
Investasi Jangka Pendek | 43.000.000 | 100.000.000 |
Kas dan Setara Kas | 200.000.000 | 205.000.000 |
Total Aset Lancar | 531.000.000 | 576.000.000 |
Total Aset | 847.000.000 | 858.500.000 |
Kewajiban Tidak Lancar | ||
Dana Pensiun | 5.000.000 | 5.000.000 |
Kewajiban Pajak Tangguhan | 28.000.000 | 14.000.000 |
Total Kewajiban Tidak Lancar | 33.000.000 | 19.000.000 |
Kewajiban Lancar | ||
Akun Hutang | 60.000.000 | 62.000.000 |
Kewajiban Pajak | – | 20.000.000 |
Kewajiban Lainnya | 40.000.000 | 42.000.000 |
Pengeluaran Akrual | 100.000.000 | 85.000.000 |
Total Kewajiban Lancar | 200.000.000 | 209.000.000 |
Ekuitas Pemegang Saham | ||
Bagi Modal | 3.000.000 | 3.000.000 |
Cadangan | 27.000.000 | 16.500.000 |
Pendapatan yang Disimpan | 617.000.000 | 630.000.000 |
Total Ekuitas Pemegang Saham | 647.000.000 | 649.500.000 |
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas | 847.000.000 | 858.500.000 |
Dari contoh neraca perusahaan dagang di atas, maka bisa Anda lihat bahwa total akun kewajiban dan ekuitas jumlahnya sama dengan total akun aset.
Nah, itu tadi artikel mengenai laporan neraca perusahaan dagang, mulai dari pengertian, komponen, hingga contohnya.
Mengingat pentingnya laporan neraca dalam suatu bisnis, maka alangkah baiknya jika Anda mulai mempelajarinya sesegera mungkin jika dirasa belum memahami.
Anda juga bisa mempelajari seputar neraca dan akuntansi dengan mengikuti kursus di Mekari University.