Daftar isi
5 min read

Strategi Transformasi Digital Perbankan dari Tantangannya

digital transformation in banking

Mekari Insight

  • Bank harus beradaptasi dengan ekspektasi nasabah digital, tekanan dari fintech, dan tuntutan efisiensi. Digitalisasi memungkinkan layanan yang lebih cepat, aman, dan personal—penting untuk mempertahankan daya saing.
  • Transformasi yang efektif dimulai dari penentuan tujuan, evaluasi sistem lama, sinkronisasi dengan kebutuhan nasabah, hingga penyusunan business case. Inisiatif kecil dengan hasil nyata bisa jadi langkah awal yang strategis.
  • Dengan SaaS terintegrasi dari Mekari, bank bisa digitalisasi HR, keuangan, hingga layanan pelanggan secara efisien. Hasilnya? Operasional lebih gesit, aman, dan fokus pada pengalaman nasabah.

Transformasi digital bukan hal baru bagi sektor perbankan, tapi kini urgensinya makin nyata. Persaingan dari fintech, perubahan perilaku nasabah yang makin digital, serta tuntutan efisiensi membuat bank tidak bisa lagi mengandalkan model lama.  

Tapi kenyataannya, banyak bank masih kesulitan menjalankan transformasi ini dengan sukses. Mulai dari biaya yang membengkak, proses yang lambat, sampai kesalahan strategi—semua bisa jadi hambatan. 

Di artikel ini, Mekari akan bahas tantangan-tantangan paling umum dalam transformasi digital perbankan, sekaligus strategi yang bisa diterapkan agar prosesnya lebih terarah.

Apa itu digital transformation dan konteksnya di sektor perbankan

Digital transformation in banking adalah bagaimana bank mengadopsi teknologi digital agar operasional makin efisien dan pengalaman nasabah makin personal.  

Ini mencakup pemanfaatan data, otomatisasi proses, dan penggunaan kanal digital untuk menjangkau dan melayani nasabah secara lebih relevan.

Perubahan ini menjadi penting karena perilaku nasabah semakin digital. Baik nasabah baru maupun lama menginginkan layanan yang cepat, mudah, dan sesuai kebutuhan mereka. Karena itu, bank perlu menerapkan strategi digital yang berfokus pada pemahaman dan respons terhadap kebutuhan nasabah secara real-time.

Baca Juga: Transformasi Digital, Contoh & Dampaknya pada Bisnis

Mengapa transformasi digital penting untuk perbankan?

Transformasi digital jadi kebutuhan mendesak bagi industri perbankan di Indonesia karena beberapa alasan utama yang makin terasa dalam beberapa tahun terakhir:

1. Ekspektasi pelanggan yang berkembang

Nasabah sekarang ingin layanan yang serba cepat, mudah diakses, dan bisa dilakukan kapan saja lewat smartphone. 

Mereka membandingkan pengalaman perbankan dengan aplikasi digital lain yang mereka pakai sehari-hari. Bank harus bisa mengikuti ekspektasi ini kalau ingin tetap relevan.

2. Disrupsi startup fintech

Fintech tumbuh pesat di Indonesia dan menawarkan solusi yang lebih lincah, seperti pinjaman instan, dompet digital, dan investasi mikro. Kalau bank tidak berinovasi, nasabah bisa beralih ke layanan yang dianggap lebih praktis dari pemain fintech.

3. Ancaman keamanan siber yang meningkat

Semakin banyak transaksi digital, semakin besar pula risiko serangan siber. Transformasi digital memungkinkan bank memperkuat sistem keamanan dan melindungi data serta aset nasabah secara lebih andal.

4. Tuntutan efisiensi operasional

Bank dituntut untuk bekerja lebih efisien. Digitalisasi proses internal, seperti verifikasi, pencatatan, hingga layanan pelanggan, bisa memangkas biaya dan waktu secara signifikan.

5. Kebutuhan akan pengalaman omnichannel yang konsisten

Nasabah ingin pengalaman yang mulus, baik saat bertransaksi lewat aplikasi, website, call center, maupun di cabang fisik. 

Transformasi digital memungkinkan bank menghadirkan layanan yang konsisten di semua kanal, tanpa membuat nasabah merasa berpindah-pindah sistem.

Baca Juga: 6 Best Practice Digital Transformation Framework

Manfaat transformasi digital perbankan

Transformasi digital bukan cuma soal mengikuti tren, tapi jadi kunci bagi bank untuk tetap tumbuh, adaptif, dan kompetitif. Berikut beberapa manfaat nyata yang bisa dirasakan oleh bank di Indonesia:

1. Pendekatan layanan yang lebih fokus ke nasabah

online banking

Dengan sistem digital, bank bisa mengenal kebiasaan dan preferensi nasabah secara lebih detail. 

Ini memungkinkan mereka menawarkan produk dan layanan yang lebih sesuai, mulai dari notifikasi transaksi real-time sampai rekomendasi produk keuangan yang relevan.

2. Proses kepatuhan yang lebih efisien

Teknologi membantu bank mematuhi regulasi tanpa harus mengandalkan proses manual yang memakan waktu. 

Dengan sistem yang terintegrasi, pelaporan hingga audit bisa dilakukan lebih cepat dan akurat—mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan transparansi.

3. Jangkauan pasar yang lebih luas

Lewat platform digital, bank bisa menjangkau nasabah baru tanpa batasan lokasi. Masyarakat yang sebelumnya belum terakses layanan perbankan (unbanked) pun kini bisa membuka rekening, mengajukan pinjaman, atau berinvestasi hanya lewat aplikasi.

4. Penguatan keamanan data

Transformasi digital mendorong penggunaan sistem keamanan yang lebih canggih—seperti enkripsi data, otentikasi dua langkah, dan monitoring ancaman secara real-time. 

Ini penting untuk menjaga kepercayaan nasabah di tengah meningkatnya risiko kejahatan siber.

5. Pengalaman perbankan yang lebih personal dan real-time

Dengan dukungan AI dan data analytics, bank dapat memberikan pengalaman yang lebih personal, seperti pengingat pembayaran otomatis atau analisis pengeluaran bulanan. Semua bisa diakses kapan saja, di mana saja, sesuai gaya hidup digital nasabah saat ini.

Strategi dan prosedur digital transformation di perbankan

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, proses digital transformation in banking bisa dilakukan lebih terarah, terukur, dan berdampak nyata—baik bagi operasional internal maupun bagi nasabah.

1. Menentukan tujuan bisnis

Sebelum memulai transformasi digital, bank perlu tahu dulu apa yang ingin dicapai. Apakah ingin mempercepat layanan, menekan biaya operasional, atau memperluas akses ke pasar digital? 

Tujuan ini akan menjadi acuan dalam setiap langkah selanjutnya. Akan lebih efektif jika bank menyusun daftar prioritas sejak awal dan menyusunnya berdasarkan urgensi serta dampak terhadap nasabah maupun operasional.

2. Evaluasi teknologi yang sudah ada

Langkah selanjutnya adalah meninjau seluruh sistem dan infrastruktur digital yang sedang digunakan. Dari situ, bank bisa mengidentifikasi mana saja yang masih efektif, dan mana yang justru menghambat pencapaian target. 

Evaluasi ini perlu dilakukan secara jujur dan terbuka, termasuk mempertimbangkan faktor biaya, waktu implementasi, dan kesiapan tim internal untuk menjalani perubahan.

3. Sinkronkan dengan kebutuhan nasabah

Transformasi digital harus berangkat dari pemahaman mendalam terhadap perilaku dan preferensi nasabah. Data historis transaksi dan interaksi digital bisa menjadi dasar untuk mengetahui layanan mana yang paling sering digunakan, serta fitur apa yang perlu ditingkatkan. 

Dengan memahami siapa target utama pengguna digital, bank bisa menyusun strategi yang lebih terarah dan berdampak langsung pada kepuasan pelanggan.

4. Tentukan skala prioritas

Tidak semua perubahan harus dilakukan sekaligus. Memulai dari inisiatif kecil yang memberikan hasil cepat bisa membantu membangun momentum dan dukungan internal. 

Misalnya, digitalisasi proses pembukaan rekening atau peningkatan fitur mobile banking yang sering digunakan bisa menjadi titik awal yang efektif, sebelum masuk ke sistem core yang lebih kompleks.

5. Susun business case dan dapatkan dukungan

business case proposal

Setelah rencana disusun dengan matang, langkah penting berikutnya adalah mempresentasikan business case kepada para pemangku kepentingan. Proposal harus menggambarkan urgensi transformasi, potensi manfaat, serta risiko jika perubahan tidak dilakukan. 

Dukungan dari pimpinan sangat krusial, karena mereka yang akan mengamankan alokasi sumber daya dan mendorong implementasi berjalan sesuai roadmap.

Baca Juga: Strategi Transformasi Digital Bisnis beserta Tahapannya

Tantangan dalam implementasi digital transformation di perbankan

Meski menjanjikan banyak manfaat, transformasi digital di sektor perbankan juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi sejak awal. 

1. Kompleksitas dan biaya

Transformasi digital tidak sesederhana mengganti sistem lama dengan teknologi baru. Banyak bank meremehkan tingkat kompleksitas yang terlibat, seperti integrasi sistem yang rumit, perubahan proses bisnis, dan keterlibatan banyak pihak. 

Ketika proyek melebihi waktu dan anggaran yang direncanakan, nilai manfaatnya bisa tergerus atau bahkan dibatalkan.

2. Perencanaan dan perkiraan hasil

Salah satu tantangan besar adalah mengukur dampak transformasi secara akurat. 

Tanpa indikator keberhasilan yang jelas dan pelacakan yang terstruktur, bank sering gagal menghubungkan inisiatif digital dengan pertumbuhan pendapatan atau efisiensi biaya. Ini bisa membuat hasil transformasi terlihat kurang maksimal.

3. Kecepatan implementasi yang lambat

Bank tradisional umumnya memiliki siklus peluncuran produk yang jauh lebih lambat dibanding fintech.

Minimnya adopsi cara kerja agile dan ketergantungan pada model operasional lama membuat proses inovasi menjadi kaku dan tidak responsif terhadap dinamika pasar.

4. Kekurangan SDM digital

Ketersediaan talenta teknologi juga menjadi tantangan tersendiri. Banyak bank belum memiliki daya tarik yang cukup kuat untuk merekrut dan mempertahankan talenta digital. 

Padahal keberhasilan transformasi sangat bergantung pada tim internal yang mampu mengembangkan dan mengelola solusi teknologi secara efektif.

Baca Juga: Transformasi Digital Perbankan: Tantangan dan Peluang

Realisasikan transformasi digital perbankan dengan SaaS terintegrasi

Digital transformation in banking bukan lagi pilihan—tapi kebutuhan. 

Supaya digital transformation in banking berjalan maksimal, perubahan harus menyentuh semua lini.

Mulai dari pengelolaan SDM yang lebih efisien dan modern, manajemen keuangan dan pengeluaran yang transparan, hingga layanan nasabah yang cepat dan personal. Bahkan urusan perpajakan pun perlu ikut bertransformasi agar proses pelaporan jadi lebih otomatis dan minim risiko.

Semua ini bisa dicapai lebih praktis dan terstruktur dengan solusi SaaS yang terintegrasi dari Mekari

Dengan sistem yang saling terhubung, bank bisa bergerak lebih gesit, minim error, dan fokus pada hal yang paling penting: kepuasan nasabah dan efisiensi operasional.

Yuk, mulai melangkah menuju transformasi digital perbankan bersama Mekari.

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami