Home / Blog / Digital Transformation

6 Best Practice Digital Transformation Framework

Digital transformation framework
Daftar isi
Mode

Transformasi digital kini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Untuk menavigasi proses yang kompleks ini dengan efektif dan meminimalkan risiko, framework yang terstruktur sangatlah penting. 

Digital transformation framework berfungsi sebagai roadmap yang membantu bisnis menetapkan tujuan, memprioritaskan inisiatif, dan membuat keputusan tepat terkait adopsi teknologi. Dengan pendekatan terstruktur, framework ini mengurangi risiko, meningkatkan efisiensi, dan mencegah pemborosan sumber daya. 

Selain itu, framework yang kuat memastikan keselarasan antar departemen, sehingga semua bekerja menuju visi yang sama. Fleksibilitasnya juga memungkinkan bisnis mengadopsi teknologi baru dan menyesuaikan strategi sesuai perubahan kebutuhan.

Untuk menemukan framework yang paling sesuai bagi organisasi Anda, eksplorasi rekomendasi dari konsultan ternama seperti McKinsey, BCG, Gartner, Deloitte, MIT Sloan, dan Harvard Business Review (HBR).

1. McKinsey’s 4Ds Framework

Untuk mendapatkan manfaat penuh dari digitalisasi, perusahaan perlu menjalankan pendekatan yang terkoordinasi dengan baik berdasarkan empat langkah “D” berikut ini. 

1. Discover: Tentukan ambisi, strategi, dan business case digital 

Pada tahap ini, perusahaan perlu memahami di mana bisnis mereka menghasilkan keuntungan dan menghadapi kerugian. Ini dilakukan dengan menganalisis tren bisnis, perilaku pelanggan, dan kondisi ekonomi. 

Langkah ini membantu perusahaan mengidentifikasi peluang dan ancaman di pasar. Selain itu, penting untuk menilai kemampuan digital perusahaan, terutama dalam hal teknologi yang mendukung aktivitas utama.

Setelah itu, perusahaan menentukan tujuan strategis mereka—apakah memperbarui bisnis yang sudah ada atau mencoba sesuatu yang baru. Buat rencana detail untuk mengatasi kekurangan dalam kemampuan digital dan pastikan Anda memiliki talenta yang tepat untuk mewujudkan perubahan.

Baca Juga: Strategi dan Tahapan Transformasi Digital

2. Design: Ciptakan pengalaman baru bagi pelanggan

Merealisasikan ambisi digital bisa terasa rumit. Perusahaan yang sukses biasanya memulai dengan memfokuskan diri pada pengalaman pelanggan yang paling penting dan membuat inovasi dari situ. 

Dengan metode design thinking, mereka mencari masalah yang bisa diperbaiki dan peluang yang belum dimanfaatkan. Setelah ide dikembangkan, perusahaan langsung membuat versi awal (prototipe) untuk diuji di pasar dan disempurnakan sebelum diterapkan lebih luas.

Pada tahap ini, penting juga untuk membangun sistem teknologi yang cepat dan fleksibel. Ini memudahkan perusahaan untuk bergerak cepat tanpa harus terjebak pada perencanaan yang panjang.

Baca Juga: Memahami Prototype Produk: Jenis, Contoh, Cara Membuatnya

3. Deliver: Bekerja dengan mitra untuk mempercepat perubahan

Untuk melakukan transformasi digital dengan cepat, perusahaan perlu bekerja sama dengan berbagai mitra, misalnya penyedia teknologi, spesialis pengiriman, perusahaan ritel, dll. Dengan membangun jaringan mitra yang tepat, perusahaan dapat memperoleh kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan dengan cepat. 

Misalnya, sebuah perusahaan buku bermitra dengan perusahaan teknologi dan berbagai perusahaan ritel untuk membangun pasar online, yang membantu mereka meningkatkan penjualan dalam waktu singkat.

Di sini, peran pemimpin untuk perubahan sangat penting. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan semua bagian bergerak selaras dan perubahan terjadi dengan cepat dan efektif.

4. De-risking: Kurangi risiko dalam proses transformasi

Salah satu penyebab kegagalan dalam transformasi digital adalah ‘kelelahan’ dalam menghadapi perubahan dan kurangnya dana. Untuk mengatasi ini, perusahaan perlu fokus pada quick win yang bisa memberikan keuntungan nyata dan digunakan untuk mendanai tahap selanjutnya. 

Sebagai contoh, sebuah perusahaan e-commerce berhasil meningkatkan pendapatannya dengan cepat, yang kemudian digunakan untuk mendorong perubahan lainnya.

Risiko teknologi seperti cybersecurity juga perlu mendapat perhatian lebih. Perusahaan dapat mengurangi risiko ini dengan membangun sistem yang bisa cepat pulih jika terjadi masalah, dan selalu menjaga aset berharga seperti data pelanggan.

Penting

Meskipun pendekatan ini sudah jelas, banyak perusahaan gagal menerapkannya dengan baik. Salah satu alasan utama adalah kurangnya investasi pada kemampuan yang diperlukan atau kurangnya fokus pada penerapan semua langkah “D”.

Misalnya, perusahaan mungkin menghabiskan banyak uang untuk Discover dan menemukan wawasan hebat, tetapi jika strategi Deliver mereka tidak kuat, hasilnya tetap tidak maksimal.

2. BCG Three Part Digital Transformation

Anda telah melihat tantangan dan potensi untuk mempersiapkan bisnis Anda agar sukses di dunia bisnis yang cepat berubah. Tapi, bagaimana cara mendapatkan (dan mempertahankan) dukungan dari bisnis untuk menjalankan proyek Anda? 

Berikut adalah jawabannya dari framework BCG. 

1. Mengamankan pendanaan untuk proyek  

Langkah pertama dalam transformasi digital sering kali yang paling sulit, yaitu mendapatkan persetujuan dari organisasi untuk berkomitmen pada proyek ini. Komitmen ini mencakup kesepakatan strategis, anggaran finansial, dan sumber daya manusia yang diperlukan. 

Mendapatkan anggaran bisa menjadi tantangan karena harus bersaing dengan proyek lain yang juga dianggap penting. Selain itu, beberapa orang dalam organisasi mungkin meragukan apakah proyek tersebut benar-benar diperlukan.

Untuk meyakinkan pihak terkait, Anda perlu membuat business case yang kuat, menunjukkan potensi dampak positif secara finansial, seperti peningkatan penjualan atau pengurangan biaya. 

Menunjukkan hasil yang cepat sangat penting untuk validasi keputusan pendanaan, terutama di tahap awal proyek. Contohnya, sebuah proyek bisa mendapatkan perhatian besar jika berhasil meningkatkan eksposur media sosial secara signifikan sejak tahap uji coba.

2. Menang di jangka menengah  

Setelah proyek disetujui dan pendanaan tersedia, saatnya untuk memulai dan menghasilkan hasil nyata yang mendukung transformasi digital. Di tahap ini, fokusnya adalah pada perubahan signifikan yang diharapkan proyek, seperti mengubah model bisnis atau cara operasional melayani pelanggan.

Tahap ini sering kali lebih sulit karena membutuhkan pemikiran yang inovatif di luar zona nyaman organisasi. Untuk mencapai hasil di tahap ini, Anda mungkin perlu melibatkan keterampilan baru dan memecahkan batasan-batasan antar departemen. 

Ini bukan tentang perubahan kecil, tetapi perubahan besar yang bisa mengubah cara kerja organisasi secara mendasar.

3. Menjaga performa berkelanjutan  

Transformasi digital yang sukses bukan hanya soal mencapai hasil cepat, tapi juga memastikan perubahan berkelanjutan dalam jangka panjang. 

Tahap ini fokus pada manajemen perubahan dan merencanakan masa depan setelah transformasi digital tercapai. 

Organisasi harus menciptakan lingkungan di mana perubahan menjadi bagian dari budaya, sehingga mereka bisa terus beradaptasi dengan kebutuhan yang berubah dan menjaga kinerja yang berkelanjutan.

3. Gartner’s Digital Business Transformation Framework

Beberapa pencapaian penting dan sumber daya dari Gartner dijelaskan di bawah ini, namun peta lengkap akan mencakup semua rincian langkah dan sumber daya untuk setiap tahap.

Gartner merangkum pengalaman klien yang berhasil menerapkan inisiatif transformasi bisnis digital. Rangkuman ini menunjukkan urutan tujuan dan hasil yang diharapkan, serta membantu menyelaraskan semua pihak yang terlibat.

1. Ambition: Strategi ditetapkan, minat dan antusiasme tercipta

Hal yang perlu dilakukan dalam tahap ini di antaranya: 

  • Merumuskan dan menjelaskan ambisi serta strategi bisnis digital, sambil memastikan keselarasan seluruh organisasi.
  • Menilai kesiapan organisasi untuk perubahan digital dan memahami kemampuan yang dibutuhkan.
  • Menentukan bagaimana organisasi akan menyeimbangkan tujuan optimasi dan transformasi bisnis.

2. Design: Pilihan dan ekosistem dinilai untuk pengembangan rencana

Apa saja yang perlu dilakukan dalam tahap ini? 

  • Mengevaluasi perubahan di pasar dan inovasi teknologi untuk memastikan pengetahuan tetap relevan.
  • Mengidentifikasi dan mengembangkan model bisnis serta sumber pendapatan baru yang dapat memberi keuntungan strategis.
  • Meninjau desain agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.

3. Deliver: Bukti konsep awal diterapkan dan dikomunikasikan

Tugas yang perlu dilakukan meliputi:

  • Memahami dampak transformasi pada organisasi serta perubahan budaya yang diperlukan untuk sukses.
  • Menetapkan indikator kinerja (KPI) dan cara mengukur keberhasilan lainnya.
  • Memastikan bakat, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan tersedia.

4. Pengembangan: Rencana diimplementasikan dan diterapkan oleh organisasi

Perusahaan perlu menerapkan langkah-langkah berikut:

  • Menjelaskan bagaimana tata kelola organisasi akan berubah untuk mendukung kebutuhan inisiatif digital.
  • Menyusun rencana detail untuk memastikan seluruh organisasi siap dan selaras dengan perubahan.
  • Mengukur hasil dari pilot project dan bukti konsep, serta mengidentifikasi perubahan penting pada infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung model bisnis baru.

5. Penyempurnaan: Penilaian, optimasi, dan evaluasi ulang

Perusahaan dapat menerapkan strategi berikut: 

  • Memantau lingkungan untuk menilai apakah ada perubahan yang memengaruhi ambisi digital bisnis Anda.
  • Mengevaluasi dampak strategi transformasi bisnis digital terhadap organisasi, pelanggan, dan industri Anda.
  • Memastikan organisasi Anda memiliki kelincahan untuk mengubah strategi dan rencana, karena transformasi adalah sebuah perjalanan yang terus berkembang, bukan tujuan akhir.

4. Deloitte’s Digital Transformation Framework

Deloitte mengidentifikasi lima hasil bisnis yang dipengaruhi dan didukung oleh teknologi. Konsep ini memberikan framework yang jelas untuk memahami bagaimana teknologi dapat mendorong pertumbuhan bisnis. 

1. Pengalaman (Experience)

Membuat setiap interaksi dengan pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis menjadi lebih berarti dan berkesan. Pengalaman yang baik akan meningkatkan loyalitas pelanggan, produktivitas karyawan, dan reputasi brand.

Contohnya adalah dengan membuat aplikasi mobile yang mudah digunakan untuk pelanggan, merancang ulang website agar lebih intuitif, atau memberikan pelatihan yang menarik bagi karyawan baru.

2. Wawasan (Insights)

Mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Wawasan yang mendalam memungkinkan bisnis untuk lebih adaptif terhadap perubahan pasar dan mengidentifikasi peluang baru.

Misalnya, perusahaan menggunakan data penjualan untuk memprediksi tren pasar, menganalisis perilaku pelanggan untuk mengembangkan produk baru, atau mengoptimalkan supply chain dengan data real-time.

3. Platform (Platforms)

Menyediakan fondasi teknologi yang solid untuk menjalankan bisnis. Platform yang kuat dapat mendukung skalabilitas bisnis, efisiensi operasional, dan inovasi.

Misalnya, perusahaan mengadopsi solusi SaaS berbasis cloud untuk menciptakan efisiensi operasional end-to-end dalam bisnis. 

4. Konektivitas (Connectivity)

Menghubungkan berbagai sistem, perangkat, dan data untuk menciptakan ekosistem yang terintegrasi. Konektivitas memungkinkan aliran informasi yang lancar, meningkatkan kolaborasi, dan membuka peluang bisnis baru.

Contohnya, menerapkan Internet of Things (IoT) untuk mengoptimalkan proses produksi, menggunakan API untuk mengintegrasikan aplikasi yang berbeda, atau berkolaborasi dengan mitra bisnis melalui platform digital.

5. Integritas (Integrity)

Memastikan keamanan, etika, dan kepercayaan dalam penggunaan teknologi. Integritas teknologi membangun kepercayaan pelanggan, melindungi aset bisnis, dan memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Ini bisa dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang kuat, melindungi data pribadi pelanggan, dan memastikan bahwa teknologi digunakan secara etis dan bertanggung jawab.

5. MIT Sloan Management Review’s Digital Transformation Framework

Framework ini menawarkan panduan komprehensif bagi perusahaan yang ingin melakukan transformasi digital. Ada lima area utama yang saling terkait dan harus diperhatikan secara bersamaan untuk mencapai keberhasilan.

1. Pengalaman Pelanggan (Customer Experience)

Dimensi ini berfokus pada bagaimana perusahaan dapat menggunakan teknologi untuk menciptakan interaksi yang lebih personal, relevan, dan berkesan dengan pelanggan. 

Ini bukan hanya tentang menyediakan fitur-fitur baru, tetapi juga tentang memahami kebutuhan pelanggan secara mendalam dan memberikan solusi yang sesuai. 

Pelanggan yang puas cenderung menjadi pelanggan setia dan akan merekomendasikan produk atau layanan perusahaan kepada orang lain.

2. Inovasi Model Bisnis (Business Model Innovation)

Dimensi ini mendorong perusahaan untuk berpikir out of the box dan menemukan cara-cara baru untuk menghasilkan pendapatan atau menciptakan added value. 

Ini bisa melibatkan pengembangan produk atau layanan baru, memasuki pasar baru, atau mengubah cara perusahaan beroperasi.

Inovasi model bisnis sangat penting untuk bertahan dalam lanskap bisnis yang terus berubah dan kompetitif.

3. Data dan Analisis (Data and Analytics)

Data adalah aset berharga yang dapat memberikan wawasan berharga tentang pelanggan, pasar, dan operasi perusahaan. 

Dengan data, perusahaan dapat mengidentifikasi tren, mengoptimalkan proses bisnis, dan mempersonalisasi pengalaman pelanggan.

Dimensi ini berfokus pada bagaimana perusahaan dapat mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data untuk membuat keputusan yang lebih baik.

4. Teknologi dan Arsitektur (Technology and Architecture)

Bagian ini berkaitan dengan infrastruktur teknologi yang mendasari transformasi digital. Ini mencakup pemilihan teknologi yang tepat, desain arsitektur sistem yang efisien, dan memastikan keamanan data.

Hal ini penting karena teknologi yang tepat adalah fondasi yang kuat untuk membangun bisnis digital yang sukses.

5. Kemampuan Tenaga Kerja (Workforce Capabilities)

Transformasi digital tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang orang-orang yang menggunakannya. Tenaga kerja yang terampil adalah kunci untuk keberhasilan transformasi digital.

Dimensi ini berfokus pada pengembangan keterampilan digital karyawan, sehingga mereka dapat memanfaatkan teknologi secara efektif dan mendorong inovasi.

6. National Center for the Middle Market: Digital Transformation Framework

NCMM telah mengembangkan kerangka kerja untuk membantu perusahaan dalam proses transformasi digital. Pada dasarnya, perusahaan berada di tengah-tengah lima aktivitas yang berbeda namun saling terkait.

1. What We Sell

Pada tahap ini, tinjau penawaran produk dan layanan saat ini, serta potensi untuk memperluas atau mengubah portofolio produk.

Tahap ini membantu mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk mengembangkan produk dan layanan baru yang memanfaatkan teknologi digital.

2. How We Produce It

Menilai efisiensi dan efektivitas supply chain, serta potensi untuk mengoptimalkannya dengan teknologi digital.

Tahap ini membantu meninjau proses produksi dan operasional, serta mencari peluang untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas dengan teknologi digital.

3. How We Sell It

Mengevaluasi bagaimana perusahaan dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat meninjau saluran penjualan yang ada dan potensi untuk memperluasnya atau menggunakan saluran digital baru.

Selain itu, tahap ini juga mengoptimalkan proses penjualan dengan menggunakan teknologi digital, seperti CRM dan alat penjualan lainnya.

Beberapa langkah yang bisa diambil di antaranya memanfaatkan teknologi seperti sistem CRM untuk mendukung tim penjualan, mengembangkan istus web yang fungsional, serta memprioritaskan pemasaran dan penjualan multi channel terintegrasi. 

4. Our IT Backbone

Di tahap ini, Anda menilai kelengkapan dan kinerja infrastruktur teknologi informasi perusahaan. Pastikan bahwa keamanan data dan sistem informasi terjamin.

5. Our Workforce

Menilai keterampilan dan pengalaman karyawan, serta kebutuhan untuk merekrut atau mengembangkan talenta baru. 

Anda juga mengevaluasi kemampuan karyawan dalam menggunakan teknologi digital dan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan.

Perusahaan dapat menginvestasikan pada talenta dengan keahlian digital spesifik, memberikan pelatihan karier yang jelas, serta merancang ulang strategi tenaga kerja untuk mengatasi kesenjangan keterampilan digital. 

Kesimpulan

Digital transformation framework yang efektif umumnya mencakup beberapa aspek kunci, seperti pengalaman pelanggan, inovasi model bisnis, data dan analitik, teknologi dan arsitektur, serta kemampuan tenaga kerja. 

Dengan mengadopsi digital transformation framework ini, perusahaan dapat secara sistematis melakukan transformasi digital, mulai dari mengubah cara mereka berinteraksi dengan pelanggan hingga mengoptimalkan proses internal. 

Mekari, sebagai solusi SaaS terpercaya, menawarkan berbagai fitur yang dapat mendukung perusahaan dalam menerapkan transformasi digital secara menyeluruh. 

Mulai dari pengelolaan keuangan, sumber daya manusia, perpajakan, penjualan, hingga manajemen supply chain, Mekari menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing bisnis.

Referensi

Deloitte. ”A new language for digital transformation
Harvard Business Review. ”The 5 Fronts of Digital Transformation in the Middle Market

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami