Bagi mereka yang tumbuh dengan budaya Timur yang kuat, konfrontasi dan sikap berterus terang seringkali dipandang sebagai hal negatif dengan alasan untuk menghindari konflik. Kita jadi enggan untuk menegur orang lain, sampai-sampai kita tidak tahu bagaimana cara menegur yang baik dan benar.
Kebiasaan ini sayangnya cukup mengakar di lingkungan rumah, sekolah, dan bahkan di tempat kerja. Ketika kita dihadapkan dengan situasi dimana rekan kerja kita melakukan kesalahan, bagaimana cara menyikapinya?
Memperkenalkan, Radical Candor
Radical Candor adalah pendekatan komunikasi yang mengajarkan cara berterus terang dengan kepedulian untuk memberi kritik, challenge, pujian yang tulus, dan mengubah budaya perintah menjadi budaya kolaborasi.
Pendekatan dan framework ini diperkenalkan oleh Kim Malone Scott dalam bukunya yang berjudul serupa, Radical Candor: Be a Kickass Boss Without Losing Your Humanity. Buku ini berisi pengalaman Kim Scott setelah bekerja sebagai eksekutif di perusahaan Apple dan Google.
Pada intinya, pendekatan Radical Candor mengajarkan bagaimana gabungan dari keterusterangan dan kepedulian akan menciptakan pemimpin yang baik.
Namun perlu disadari, tidak semua orang bisa menerima sikap terus terang, maka penting untuk mengkombinasikan kejujuran dan kepedulian yang tulus. Selain itu, untuk dapat membuat orang lain tergerak untuk berubah, kita juga perlu menambahkan challenge dengan tujuan membuat dia bersemangat untuk kedepannya.
Memahami Framework dan Kuadran Radical Candor
Radical Candor terkenal dengan empat kuadran nya yang terdiri dari Ruinous Empathy, Radical Candor, Obnoxious Aggregation, dan Manipulative Empathy. Setiap kuadran adalah gabungan dari sikap yang berbeda yakni Care Personally, Challenge Directly, Silent, $#@! (yang dapat diartikan berbicara kasar)
Ruinous Empathy
Ruinous empathy adalah sikap yang ingin menyelamatkan perasaan orang lain dalam jangka pendek. Anda tidak ingin memberi tahu mereka tentang sesuatu yang perlu mereka ketahui, untuk diperbaiki. Anda peduli, tapi memilih diam. Pada akhirnya empati ini tidak akan membantu dan orang tersebut tidak akan pernah tahu apa yang salah.
Obnoxious Aggregation
Obnoxious aggregation adalah kejujuran yang brutal, menusuk dari depan, tanpa kepedulian. Anda ingin memberi tahu dengan cara menantang secara langsung tanpa maksud yang tulus dan cenderung mempermalukan. Sikap ini adalah feedback untuk orang lain yang tidak disampaikan dengan baik.
Manipulative Empathy
Manipulative empathy adalah perilaku pasif agresif yang menusuk dari belakang, hal ini terjadi ketika Anda menunjukan kepedulian di depan orang lain namun mengkritik di belakangnya. Artinya, Anda sebenarnya tidak begitu peduli dan tidak ingin menantang secara langsung. Ini adalah jenis feedback yang paling buruk
Contoh Kasus dari Kuadran Radical Candor
Misalnya Anda adalah pemimpin di suatu tim yang mengharuskan setiap orang pergi ke kantor sebelum jam 9. Lalu ada satu anggota tim Anda yang terlambat datang lebih dari jam 9 pagi. Ini adalah skenario dari masing-masing sikap di kuadran Radical Candor
- Ruinous Empathy: diam, tidak menegur karyawan karena khawatir menyinggung perasaan dia
- Obnoxious Aggregation: berteriak, menegur dengan kasar di depan karyawan lain
- Manipulative Empathy: diam untuk membuat karyawan merasa aman dan masih menyukai kita, padahal di belakangnya kita mengeluhkan keterlambatan itu
- Radical Candor: mengajak karyawan untuk mengobrol berdua dan menegurnya agar tidak mengulangi keterlambatan
Menerapkan Radical Candor, berarti berterus terang akan hal yang kurang tepat untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Framework ini dapat membantu kita untuk membangun budaya yang baik di tempat kerja khususnya kebiasaan memberi feedback (pujian dan kritikan) dan cara komunikasi yang efektif.
Cara Menerapkan Radical Candor di Lingkungan Kerja
Tentu sikap ini tidak bisa langsung kita praktekkan di kantor tanpa memanfaatkan peluang dari sistem atau cara komunikasi yang sudah berjalan. Ada beberapa peluang yang bisa Anda gunakan untuk memulai pendekatan Radical Candor:
- Menjadwalkan 101 rutin dengan masing-masing anggota tim, dalam biweekly atau sebulan sekali, untuk membentuk safe space
- Membuat retrospective setelah menyelesaikan proyek besar atau menjelang akhir kuarter
- Memberikan feedback yang jujur ketika performance assessment
- Membuka ruang feedback untuk diri sendiri kepada bawahan atau antar coworker