Home / Blog / Business & Economy

On Premise vs Cloud, Pilih yang Mana Untuk Bisnis?

Daftar isi
Mode

Memilih solusi teknologi yang tepat sangat penting bagi perusahaan, karena berpengaruh besar pada operasional bisnis, biaya yang dikeluarkan, serta perkembangan perusahaan. 

Banyak perusahaan telah mempertimbangkan untuk beralih ke solusi cloud computing. Di sisi lain, banyak juga yang berpendapat bahwa on premise tetap punya manfaat yang signifikan. On premise vs cloud, apa yang akan Anda pilih? 

Memahami perbedaan antara keduanya akan membantu Anda untuk membuat keputusan yang benar, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan strategis perusahaan. Simak penjelasan mengenai on premise vs cloud berikut ini. 

Apa itu on premise computing

Sistem on premise merupakan metode tradisional dalam menerapkan dan mengoperasikan aplikasi bisnis menggunakan infrastruktur dan sumber daya internal perusahaan. Artinya, software diinstal dan dijalankan di lokasi fisik kantor, bukan secara jarak jauh melalui server. 

Karena pusat data berada di lokasi kantor, maka tim IT perusahaan punya kendali penuh untuk mengelola keamanan dan kinerja sistem on premise. Memegang kendali seutuhnya, perusahaan bebas menyesuaikan sistem sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka. 

Kelebihan infrastruktur on premise

1. Kontrol penuh

Dengan on premise computing, perusahaan punya kontrol penuh atas semua aspek infrastruktur. Anda bisa memilih hardware dan software sesuai kebutuhan, mengatur server, penyimpanan, jaringan, serta menangani sendiri sistem keamanannya. 

Kendali ini mungkin penting bagi bisnis yang terikat dengan regulasi tertentu, karena mereka bisa memastikan bahwa infrastrukturnya dikelola sesuai dengan aturan tersebut. 

2. Kustomisasi

Perusahaan juga punya fleksibilitas untuk menyesuaikan sistem dengan kebutuhan bisnis. Misalnya, mengintegrasikan sistem dengan hardware atau software lain, memodifikasi sistem untuk mendukung proses tertentu, hingga menerapkan langkah keamanan spesifik. 

Kustomisasi ini memberikan keunggulan kompetitif karena bisnis dapat menyesuaikan infrastruktur IT untuk mendukung model bisnis dan kebutuhan operasional secara khusus. 

Kelemahan infrastruktur on premise:

1. Biaya awal tinggi

Investasi awal untuk infrastruktur IT on premise memang cukup signifikan. Biaya ini digunakan untuk pembelian dan pemasangan perangkat keras yang diperlukan (server, penyimpanan, peralatan jaringan), perolehan lisensi perangkat lunak, dan perekrutan staf untuk mengelola sistem tersebut. 

Bagi bisnis kecil dan startup dengan modal terbatas, biaya ini mungkin bisa jadi hambatan. 

2. Skalabilitas terbatas

Memang, infrastruktur bisa dibuat sesuai untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Namun, proses ini bisa cukup rumit, memakan waktu dan mahal. Seringkali, perusahaan harus membeli perangkat keras dan perangkat lunak tambahan. 

Mungkin ada juga waktu di mana perusahaan harus menyediakan waktu downtime ketika perubahan tersebut sedang diimplementasikan.

Apa itu cloud computing

Cloud computing adalah penyedia layanan infrastruktur IT melalui internet, bukan server lokal atau perangkat pribadi. Sistem ini didesain supaya bisa diakses dengan mudah, dan dikelola sepenuhnya oleh penyedia layanan cloud. 

dampak cloud computing pada bisnis

Kelebihan infrastruktur cloud

1. Skalabilitas

Kebutuhan bisnis pasti berubah seiring bertumbuhnya skala bisnis. Infrastruktur cloud mampu memenuhi hal tersebut – menambah dan mengurangi sumber daya sesuai dengan permintaan yang berubah-ubah. 

Ini yang membuat cloud computing populer di banyak perusahaan, karena mereka bisa meningkatkan atau menurunkan skala infrastruktur sesuai dengan kebutuhan. 

2. Fleksibilitas

Dianggap fleksibel karena cloud computing dapat diakses dari mana saja, kapan saja, serta dari perangkat apapun, karena cukup menggunakan internet. Hal ini memudahkan kolaborasi antar anggota tim, karena mereka bisa bekerja sama secara real time, tanpa harus berada di lokasi fisik yang sama. 

Kelebihan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, namun juga kepuasan kerja. Dengan aplikasi yang bisa diakses dimana saja, karyawan tidak harus bekerja dari kantor. 

Kelemahan infrastruktur cloud:

alasan mengapa perusahaan tidak menggunakan cloud computing
Sumber: O’Reilly

1. Keamanan

Penyedia layanan pasti sudah mengambil langkah-langkah khusus untuk memastikan keamanan. Namun, beberapa perusahaan tetap punya kekhawatiran untuk menyimpan data sensitif di cloud.

Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat pelanggaran data rata-rata mencapai $2 juta. 

Oleh karena itu, penting untuk memilih penyedia layanan yang menawarkan infrastruktur cloud yang aman dan terenkripsi. 

2. Ketergantungan pada penyedia layanan

Bila menggunakan cloud computing, Anda menyerahkan data perusahaan kepada penyedia layanan, yang merupakan pihak ketiga. Hal ini punya potensi menempatkan perusahaan dalam risiko, bila penyedia layanan mengalami pelanggaran keamanan. 

Selain itu, apabila penyedia layanan mengalami kendala pada aplikasi, maka operasional bisnis Anda juga akan mengalami gangguan. 

Baca Juga: Manfaat Cloud Computing Serta Alasan Kenapa Anda Harus Menggunakannya di Masa Kini

Perbandingan integrasi: on premise vs cloud

Proses integrasi infrastruktur ke aplikasi bisnis yang sudah ada cukup berbeda, dan masing-masing punya keunggulan tersendiri. 

1. Waktu yang dibutuhkan

Proses integrasi on premise biasanya memakan waktu yang lebih lama, hingga 6 bulan lamanya. Sementara itu, proses integrasi cloud ke sistem perusahaan umumnya lebih cepat, sekitar 6-12 minggu saja, karena infrastruktur dan layanan sudah tersedia dan dikelola oleh penyedia. 

2. Kustomisasi

Dalam proses integrasi ke aplikasi bisnis, perusahaan bisa melakukan kustomisasi yang lebih bervariasi untuk kebutuhan bisnis yang lebih spesifik, namun prosesnya lebih rumit, kompleks, dan cukup memakan waktu. 

Sementara itu, cloud menawarkan skalabilitas otomatis, yang artinya bisnis bisa meningkatkan atau menurunkan kapasitas sewaktu-waktu. Ini bisa dilakukan dalam kurun waktu yang lebih cepat, namun kustomisasi yang dilakukan memang cukup terbatas – walau tetap memenuhi kebutuhan secara umum. 

3. Pemeliharaan

Setelah berhasil diintegrasikan, pada infrastruktur on premise, beban pemeliharaan akan diberikan pada tim IT internal perusahaan, sehingga perlu waktu dan biaya tambahan untuk melatih staf tersebut. 

Namun, perusahaan tidak perlu repot-repot melakukan pemeliharaan bila menggunakan cloud. Karena, tanggung jawab tersebut diambil oleh penyedia layanan, yang sudah punya keahlian dan sumber daya yang lebih besar. 

Perbandingan keamanan: on premise vs cloud

Berikut adalah perbandingan aspek keamanan dari kedua infrastruktur, serta strategi keamanan yang tepat untuk menerapkannya. 

NoOn premiseCloud computing
Perangkat lunak Dijalankan di lokasi fisik perusahaanDisimpan dan dikelola pada server penyedia layanan cloud
Hak dataPunya kontrol penuh atas data Tidak punya hak penuh atas data. Pihak ketiga mengelola data dan enkripsi. 
PenyesuaianSolusi keamanan bisa ditambahkan atau dihapus oleh perusahaan sesuai kebutuhan.Fitur keamanan bervariasi, sesuai dengan masing-maisng penyedia layanan. Tidak bisa sewaktu-waktu disesuaikan.
KemampuanCenderung tidak rentan terhadap ancaman eksternal, karena komponen instruktur dijaga oleh personel keamanan. Staf internal tidak perlu repot menjaga, karena layanan cloud punya standar keamanan beserta stafnya sendiri. 
Biaya Perlu investasi awal dan biaya operasional yang cukup mahal, untuk menjaga keamanan infrastruktur. Tidak perlu investasi di awal. Cloud biasanya dibayarkan sesuai penggunaan, jadi bisnis membayar sesuai layanan yang digunakan.

Untuk memastikan keamanan, ada strategi yang bisa diadopsi dalam kedua infrastruktur, sebagai berikut: 

1. Model tanggung jawab bersama (shared responsibility)

Pada sistem on premise, perusahaan bisa memastikan bahwa mereka memegang kendali dan tanggung jawab penuh terhadap keamanan data, termasuk infrastruktur fisik, jaringan, serta aplikasi keamanan yang digunakan. 

Namun, pada sistem cloud, penyedia layanan cloud dan pengguna berbagi tanggung jawab atas keamanan secara keseluruhan. Penyedia cloud akan menyediakan  manajemen perlindungan dan keamanan data, dilengkapi sertifikasi keamanan tertentu. Di sisi lain, pengelolaan identitas dan akses berada di bawah tanggung jawab pengguna. 

2. Langkah-langkah keamanan jaringan

Untuk infrastruktur on premise, ada beberapa sistem keamanan yang bisa mengidentifikasi dan mencegah sistem terbobol, serta melindungi data sensitif. Perusahaan bisa menggunakan firewall, IDS (sistem deteksi intrusi), IPS (sistem pencegahan intrusi), dan VPN. 

Dalam sistem cloud, penyedia layanan bisa menggunakan VPC (virtual private cloud) dan virtual network. Sistem keamanan tersebut dipakai untuk mengisolasi sumber daya di cloud, serta mengizinkan atau menolak jaringan masuk dan keluar. 

3. Implementasi manajemen identitas dan akses (IAM)

Penting untuk menerapkan mekanisme otentikasi yang kuat, seperti multi-factor authentication (MFA), guna meningkatkan keamanan akses pengguna pada sistem on premise. Selain itu, perlu peninjauan dan pembaruan rutin terhadap izin akses pengguna, bisa mencabut akses bagi pengguna yang sebenarnya tidak perlu. 

Sementara itu, sistem IAM digunakan pada infrastruktur cloud untuk mengontrol izin dan akses pengguna ke data. Setiap orang harus punya tingkat akses yang tepat, sehingga hanya beberapa orang saja yang bisa mengakses data sensitif. 

4. Pemantauan secara terus-menerus

Langkah penting berikutnya adalah melakukan audit terhadap kontrol keamanan yang telah diterapkan. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah tertentu seperti kerentanan jaringan atau kesesuaian terhadap peraturan. 

Kesimpulan

Keputusan untuk memilih on premise vs cloud penting dan berdampak signifikan terhadap efisiensi operasional dan pertumbuhan bisnis ke depannya. 

Berdasarkan perbandingan sebelumnya, Anda dapat menilai pilihan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan, mempertimbangkan faktor-faktor seperti integrasi, keamanan, skalabilitas, dan anggaran. 

Bila Anda merasa lebih cocok dengan solusi software cloud, Mekari bisa menjadi solusi yang tepat untuk Anda. Berbasis cloud, Anda tidak perlu repot memikirkan biaya pemasangan dan pemeliharaan. Mekari juga sudah memiliki sertifikasi ISO 27001, memastikan bahwa keamanan data dan informasi Anda terjamin. 

Operasional bisnis semakin cepat dan efisien, sehingga Anda punya lebih banyak waktu untuk mengerjakan tugas yang lebih strategis. Tunggu apalagi? Hubungi kami sekarang juga

Referensi

Aztech. ”On Premise vs Cloud: Key Differences Explained
Cleo. ”On Premise vs. Cloud: Key Differences, Benefits and Risks
Pingsafe. ”Cloud vs On-premise Security: 6 Critical Differences

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami