Mekari Insight
- Payback period adalah metode capital budgeting yang mengukur waktu yang dibutuhkan investasi untuk mengembalikan biaya awal.
- Metode ini membantu membandingkan alternatif proyek berdasarkan kecepatan pengembalian modal, tetapi mengabaikan nilai waktu uang dan profitabilitas jangka panjang.
- Software akuntansi seperti Mekari Jurnal memudahkan pencatatan arus kas, pemantauan investasi, dan analisis payback period melalui laporan keuangan yang akurat, real time.
Berapa cepat investasi balik modal sering jadi pertanyaan pertama saat menyaring banyak opsi proyek.
Payback period adalah jawaban terbaik. Ini adalah metrik sederhana untuk menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan investasi menutup biaya awal.
Perhitungan waktu ini berguna sebagai “quick screening” dalam capital budgeting–perencanaan dan pengambilan keputusan investasi jangka panjang dalam perusahaan.
Artikel ini akan memandu Anda memahami apa itu payback period, fungsi, kelebihan dan kekurangan, rumus, serta contoh penerapannya.
Baca Juga: 8 Software Budgeting Perusahaan Terbaik untuk Kelola Anggaran
Pengertian Payback Period
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan biaya awal suatu investasi.
Ini bisa juga diartikan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk mendapatkan kembali investasi awal yang dibuat untuk sebuah proyek.
Oleh karena itu, periode pengembalian ini kerap berfungsi untuk mengetahui rasio jumlah tahun yang diperlukan suatu proyek untuk mendapatkan kembali investasi awal.
Melalui perhitungan payback period, Anda dapat:
- Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan bisnis untuk menutup kembali investasi awal.
- Membandingkan beberapa alternatif proyek dan memilih mana yang paling cepat mengembalikan modal.
- Mengidentifikasi proyek yang lebih berpotensi, karena umumnya proyek dengan payback period paling singkat dinilai lebih menarik.
- Menerapkan metode yang tepat untuk investasi dengan pengeluaran modal awal (capital expenditure) yang relatif besar.
Baca Juga: Perbedaan CaPex & OpEx serta Contoh yang Mudah Dipahami
Misalnya, jika total biaya dua proyek A dan B masing-masing adalah Rp. 200.000.000.
Namun, arus kas pendapatan dari kedua proyek yang dihasilkan setiap tahun masing-masing adalah Rp. 40.000.000 dan Rp. 50.000.000.
Dari data tersebut maka, payback period untuk proyek A adalah lima tahun, sedangkan untuk proyek B adalah empat tahun.
Dalam hal ini, proyek B memiliki periode pengembalian yang paling singkat.
Fungsi Payback Period
Memahami dan menghitung payback period sebelum memulai atau berinvestasi pada sebuah usaha tentu memiliki banyak manfaat, antara lain:
1. Menilai kelayakan investasi dengan modal awal besar
Mengetahui periode pengembalian investasi membantu bisnis menilai apakah investasi dengan pengeluaran modal awal besar.
Misalnya, sebelum membangun pabrik atau menerapkan software bisnis.
Perhitungan periode ini dapat menilai apakah hal tersebut benar-benar akan menguntungkan untuk bisnis Anda.
2. Membandingkan beberapa alternatif proyek investasi
Metode ini memudahkan perusahaan membandingkan beberapa pilihan proyek dengan cepat.
Dengan demikian, manajemen bisa memilih proyek dengan periode pengembalian yang paling singkat dan relatif lebih menarik.
3. Menjadi alat bantu pengambilan keputusan investasi
Payback period juga berfungsi sebagai metrik sederhana yang dapat dijadikan dasar awal dalam mengambil keputusan.
Hal ini terutama ketika perusahaan harus memprioritaskan proyek di tengah keterbatasan dana.
4. Mengukur dampak investasi terhadap arus kas dan posisi keuangan
Periode pengembalian yang singkat menunjukkan bahwa arus kas dari proyek akan lebih cepat masuk kembali ke bisnis dan tercermin pada laporan keuangan.
Dengan demikian, likuiditas dan struktur keuangan perusahaan lebih terjaga.
Baca Juga: Cara Menghitung Analisis Return on Investment (ROI) Beserta Contoh
5. Mengevaluasi kestabilan pengembalian dari waktu ke waktu
Dengan melihat pola arus kas dan neraca bisnis selama periode payback, Anda bisa menilai apakah investasi awal yang besar menghasilkan pengembalian yang stabil dan konsisten dalam jangka waktu tertentu.
6. Mengurangi risiko pasar pada proyek berisiko tinggi
Semakin cepat pengembalian investasi, semakin kecil eksposur bisnis terhadap ketidakpastian pasar dan perubahan kondisi ekonomi.
Dengan demikian, Anda juga dapat menekan risiko kerugian dari proyek berisiko tinggi.
Rumus Payback Period dan Cara Menghitungnya
Setelah mengetahui pengertian dan fungsinya, Anda juga harus tahu bagaimana formula atau rumus payback period beserta cara menghitungnya.
Berikut ini rumus payback period yang paling umum:
Rumus payback period
Payback period = Total investasi awal : Kas pendapatan per tahun
Contoh cara menghitung payback period
Agar dapat memahami perhitungan periode pengembalian dengan lebih mudah, perhatikan contoh berikut.
Contoh perhitungan 1:
- Misalnya, sebuah perusahaan melakukan sebuah proyek dan harus mengeluarkan investasi awal sebesar Rp. 14 miliar.
- Proyek tersebut menghasilkan arus kas pendapatan sebesar Rp. 3,5 miliar per tahun pendapatan.
- Dengan demikian payback period dari proyek tersebut adalah Rp. 14 miliar / Rp. 3,5 miliar = 4 tahun.
Contoh perhitungan payback period 2:
Misal Anda telah menginvestasikan Rp. 1 miliar ke dalam suatu proyek dengan arus kas tahunan sebesar Rp 200 juta.
Maka, payback period adalah Rp. 1 miliar / Rp. 200 juta = 5 tahun.
Contoh 3 – cara menghitung payback period untuk arus kas yang tidak merata
Anda juga dapat menghitung periode pengembalian untuk arus kas yang tidak tetap.
Misalnya, Anda telah menginvestasikan Rp. 3 miliar dalam sebuah proyek dan Anda mengharapkan pengembalian sebesar Rp. 1 miliar pada tahun pertama proyek.
Kemudian Anda juga menginginkan adanya pengembalian sejumlah Rp. 800 juta pada tahun kedua, Rp. 700 juta pada tahun ketiga proyek, dan Rp. 500 juta pada tahun keempat proyek.
Maka, payback period dari proyek tersebut adalah sebagai berikut:
Payback period = Tahun sebelum pemulihan penuh + (Investasi awal – Total biaya yang belum dipulihkan) / Arus kas tahun terakhir
= 3 + {(Rp. 3 miliar – Rp. 2,5 miliar) / Rp500 juta}
= 3 + (Rp500 juta / Rp500 juta)
= 3 + 1
= 4 tahun
Baca Juga: Inilah Metode dan Cara Menghitung Biaya Penyusutan dalam Laporan Keuangan
Keuntungan Menggunakan Payback Period
Ada beberapa kelebihan yang membuat payback period sangat populer digunakan oleh perusahaan untuk mengelola keuangannya. Simak penjelasannya di bawah ini:
1. Mudah Digunakan dan Mudah Dimengerti
Ini merupakan salah satu keuntungan paling signifikan dari periode pengembalian.
Metode ini membutuhkan input yang relatif lebih sedikit dan lebih mudah untuk dihitung daripada metode capital budgeting lainnya.
Yang Anda butuhkan untuk menghitung payback period adalah total biaya investasi awal proyek dan arus kas tahunan.
Meskipun metode lain juga menggunakan input yang sama, namun cenderung membutuhkan lebih banyak asumsi.
Misalnya, input biaya modal yang digunakan metode lain mengharuskan Anda untuk membuat beberapa asumsi.
2. Membantu Mengurangi Resiko Kerugian
Sebuah proyek dengan periode pengembalian yang pendek menunjukkan efisiensi dan meningkatkan posisi likuiditas perusahaan.
Ini juga berarti bahwa proyek tersebut menanggung lebih sedikit risiko. Oleh sebab itulah, payback period sangat cocok diterapkan pada usaha kecil dengan sumber daya terbatas.
Selain itu, payback period yang singkat juga dapat mengurangi risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan situasi ekonomi.
3. Mengutamakan Likuiditas
Payback period berisi informasi penting yang tidak terdapat di metode capital budgeting lainnya. Informasi tersebut sangat penting untuk usaha kecil dengan modal terbatas.
Sebagaimana Anda tahu bahwa kebanyakan bisnis berskala kecil perlu segera memulihkan keuangan mereka untuk menginvestasikannya kembali dalam peluang atau proyek lain.
Jadi, dengan menggunakan payback period, pengusaha bisnis kecil mampu mengetahui likuiditas usaha mereka dengan lebih baik untuk kesehatan finansial mereka.
Selain itu, pengusaha bisnis kecil dianjurkan menggunakan aplikasi CRM untuk mempertahankan hubungan mereka dengan pelanggan.
Dengan demikian, walau customer base kecil, CRM mensupport UMKM tersebut sehingga perusahaan bisa fokus mendapatkan pelanggan baru.
Tidak perlu terlalu khawatir kehilangan pelanggan lama karena hubungan dengan mereka terkelola dengan baik melalui software CRM.
Kerugian Menggunakan Payback Period
Seperti halnya metode capital budgeting lainnya, payback period pun memiliki beberapa kekurangan. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengabaikan Nilai Waktu dari Uang
Ini adalah salah satu kelemahan utama dari payback period, yakni mengabaikan nilai waktu uang yang merupakan konsep bisnis yang sangat penting.
Sesuai konsep nilai waktu uang, uang yang diterima lebih cepat bernilai lebih tinggi karena potensinya untuk memperoleh pengembalian tambahan jika diinvestasikan kembali.
Dan metode ini tidak mempertimbangkan hal tersebut, sehingga mendistorsi nilai sebenarnya dari arus kas.
2. Tidak Semua Arus Kas Tercakup
Metode ini mempertimbangkan arus kas hanya sampai saat investasi awal dipulihkan. Namun, kurang mempertimbangkan arus kas yang datang di periode berikutnya.
Informasi arus kas yang terbatas itu mungkin memaksa Anda untuk mengabaikan proyek yang berpotensi menghasilkan arus kas lebih menguntungkan di periode selanjutnya.
Salah satu solusi yang dapat membantu anda mencatat dan memonitor berbagai arus kas adalah dengan menggunakan software pembukuan dengan berbagai fiturnya yang dapat diintegrasikan sehingga hal-hal seperti pembukuan dapat di otomatisasi.
3. Mengabaikan Profitabilitas
Sebuah proyek dengan periode pengembalian yang lebih pendek tidak menjamin bahwa itu akan menguntungkan.
Anda juga harus mempertimbangkan bagaimana jika arus kas dari proyek berhenti pada periode pengembalian modal, atau berkurang setelah periode pengembalian modal.
Hitung & Monitor Payback Period Lebih Akurat dengan Mekari Jurnal
Untuk menghitung periode pengembalian dengan akurat, Anda butuh arus kas yang tercatat rapi, biaya investasi yang jelas, dan pelacakan pemasukan–pengeluaran yang konsisten.
Mekari Jurnal hadir untuk membantu Anda merangkum data finansial secara terstruktur agar Anda bisa menghitung dan mengawasi pengembalian investasi dengan akurat.
Dengan Software Akuntansi Mekari Jurnal, Anda dapat:
- Mencatat biaya investasi (CAPEX) dan pengeluaran terkait proyek secara terpisah agar nilai dasar payback period mudah diidentifikasi.
- Melacak arus kas masuk–keluar dari penjualan, tagihan, dan pembayaran vendor sehingga proyeksi pengembalian investasi lebih akurat.
- Menandai transaksi per proyek/produk/cabang untuk melihat kontribusi cashflow dan mempercepat evaluasi kelayakan investasi.
- Mengelola aset tetap & penyusutan sehingga dampak biaya periodik tercermin di laporan secara konsisten.
- Menyajikan laporan dan dashboard keuangan sebagai satu sumber kebenaran untuk memantau progres payback dan mengambil keputusan lanjutan.
Hitung payback period investasi perusahaan Anda dengan cerdas, cepat, akurat, dan tranasparan bersama Mekari Jurnal sekarang!

