Dalam dunia bisnis, aset yang kita miliki seperti mesin, kendaraan, atau peralatan kantor, nilainya tidak selamanya tetap. Seiring waktu dan penggunaan, nilai aset tersebut akan berkurang.
Proses penurunan nilai ini disebut dengan penyusutan atau depresiasi. Menghitung penyusutan penting untuk mengetahui nilai aset yang sebenarnya dan juga untuk keperluan laporan keuangan.
Dengan mengetahui cara menghitung penyusutan ini, Anda dapat memiliki gambaran yang lebih akurat tentang nilai aset bisnis Anda dari waktu ke waktu.
Nah, bagaimana cara menghitung biaya penyusutan per bulan? Caranya sederhana, baca lebih lanjut.
Pengertian biaya penyusutan (depresiasi)
Biaya penyusutan adalah biaya pengurangan nilai sebuah barang atau aset karena pemakaian atau berjalannya waktu. Di laporan keuangan, nilai aset dihitung dengan mengurangi harga belinya dengan total penyusutan yang sudah terjadi.
Penyusutan ini diterapkan untuk barang atau aset yang digunakan lebih dari satu tahun, seperti mesin atau kendaraan. Tujuannya adalah mencatat biaya penggunaan barang tersebut secara adil selama masa pakainya.
Setiap tahun, sebagian nilai barang dianggap sebagai biaya pemakaian, yang disebut beban penyusutan. Sementara itu, akumulasi penyusutan adalah total nilai yang sudah “habis” dari aset itu sejak pertama kali digunakan. Cara ini membantu mencatat nilai barang dengan lebih realistis di laporan keuangan.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Depresiasi dalam Akuntansi
Contoh aset yang mengalami penyusutan
Aset bisnis yang bisa disusutkan disebut aset modal, seperti bangunan, kendaraan, peralatan, furnitur, atau properti yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Aset ini harus memiliki masa pemakaian yang jelas dan bertahan lebih dari satu tahun.
Namun, tidak semua aset bisa disusutkan, seperti:
- Barang yang habis dalam waktu kurang dari satu tahun (contoh: perlengkapan kantor).
- Peralatan yang digunakan untuk proyek peningkatan modal.
- Aset tidak berwujud tertentu, seperti perangkat lunak, paten, atau merek dagang.
- Tanah, karena nilainya tidak berkurang seiring waktu.
Penyusutan hanya berlaku untuk aset yang benar-benar digunakan dalam aktivitas bisnis Anda dan memiliki manfaat jangka panjang.
Baca Juga: Aset Tetap: Pengertian, Contoh dan Karakteristik
Manfaat menghitung penyusutan
Berikut adalah beberapa manfaat menghitung biaya penyusutan dalam pencatatan keuangan:
1. Membantu menilai biaya operasional
Biaya penyusutan menunjukkan seberapa besar investasi perusahaan pada aset tetap. Hal ini membantu perusahaan menilai apakah aset tersebut sepadan dengan biaya awal, tingkat produksi, dan biaya perawatannya.
Manajemen juga bisa memutuskan apakah perlu menambah, mengurangi, atau memperluas pengeluaran untuk aset tetap agar mencapai tujuan bisnis.
Baca Juga: Pengertian Biaya Operasional dan 4 Komponen Pentingnya
2. Mempermudah pengambilan keputusan
Dengan menghitung biaya penyusutan, perusahaan dapat melihat peluang penghematan dan merencanakan langkah ke depan dengan lebih baik.
Misalnya, jika perusahaan berencana menambah produksi, perhitungan ini membantu menentukan anggaran yang tepat untuk membeli aset tambahan.
Baca Juga: 7 Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan, Raih Kesuksesan Bisnis!
3. Memberikan pengurangan pajak
Penyusutan bisa mengurangi pajak karena dianggap sebagai pengurang pajak di banyak negara. Perusahaan dapat mendeklarasikan penyusutan untuk mengurangi beban pajak atas investasi pada mesin dan peralatan.
4. Mengurangi biaya operasional
Biaya penyusutan membantu perusahaan mengelola aset tetap dengan lebih efisien, termasuk menentukan waktu terbaik untuk membeli peralatan baru atau meningkatkan produksi.
Ini juga bisa mengimbangi penurunan arus kas dengan memanfaatkan aset yang umurnya terbatas.
Cara menghitung penyusutan
Sebelum memasuki pembahasan tentang cara menghitung biaya penyusutan, sebaiknya Anda pahami terlebih dahulu metode penghitungannya.
Perhitungan penyusutan dapat dilakukan setiap bulan dengan metode sebagai berikut:
1. Metode garis lurus (Straight line)
Cara menghitung biaya penyusutan per bulan yang paling umum digunakan adalah dengan metode garis lurus (straight line). Metode ini membagi nilai penyusutan secara merata selama masa penggunaan aset.
Ada dua cara perhitungan dalam metode ini: dengan nilai residu dan tanpa nilai residu.
1. Dengan nilai residu
Rumus
Depresiasi = (Harga beli − nilai residu) ÷ umur pemanfaatan
Contoh: Sebuah perusahaan membeli komputer seharga Rp 100.000.000 dengan nilai residu Rp4.000.000 dan masa pakai 4 tahun.
Depresiasi per tahun = (Rp 100.000.000 − Rp 4.000.000) ÷ 4 = Rp 24.000.000
2. Tanpa nilai residu
Rumus
Depresiasi = harga beli ÷ umur pemanfaatan
Contoh: Dengan harga beli Rp 100.000.000 dan masa pakai 4 tahun:
Depresiasi per tahun = Rp 100.000.000 ÷ 4 = Rp 25.000.000
Untuk menghitung penyusutan per bulan, cukup bagi hasil per tahun dengan 12. Metode ini memudahkan pencatatan karena membagi nilai aset secara konsisten selama masa pakainya.
2. Metode beban menurun
Metode ini digunakan untuk mengenali sebagian besar penyusutan aset di awal umur pemakaiannnya.
Ini karena perhitungannya dipercepat yang mana biaya penyusutan di awal tahun tersedia dan akan rendah pada masa pemakaian yang selanjutnya.
Cara menghitung biaya penyusutan yang satu ini lebih berfokus pada jumlah beban depresiasi yang lebih banyak pada tahun pemakaian awal.
Hal ini dikarenakan aktiva akan mengalami depresiasi atau penyusutan pada tahun awal tersebut.
Metode ini tergolong menjadi dua jenis, yakni metode jumlah angka tahun dan metode saldo menurun.
3. Metode jumlah angka tahun
Metode ini merupakan cara menghitung biaya penyusutan dengan cara mengambil perkiraan umur aset dan menjumlahkan digit untuk setiap tahun.
Ini adalah metode yang dipercepat untuk menghitung biaya penyusutan.
Jadi, jika aset diperkirakan akan bertahan selama lima tahun, jumlah digit tahun akan dihitung dengan menambahkan 5 + 4 + 3 + 2 + 1 untuk mendapatkan total 15.
Setiap digit kemudian dibagi dengan jumlah ini untuk tentukan persentase di mana aset harus disusutkan setiap tahun, dimulai dengan angka tertinggi di tahun 1.
Rumus untuk menghitung penyusutan dalam dengan metode jumlah angka tahun adalah sebagai berikut:
Rumus
Biaya Depresiasi = (Sisa masa pemakaian aset ÷ Jumlah masa pemakaian aset) x nilai residu
Untuk mengonversi ini dari depresiasi tahunan ke bulanan, bagi hasil ini dengan 12.
4. Metode saldo menurun
Melalui metode saldo menurun, Anda akan memerlukan nilai buku aset, agar bisa mengkalikannya dengan tingkat depresiasi garis lurus.
Kemudian Anda kalikan jumlah tersebut dengan tingkat depresiasi yang diinginkan, hingga 200 persen.
Untuk objek dengan masa manfaat lima tahun, ini akan memungkinkan Anda untuk mengambil biaya penyusutan hingga 40 persen pada tahun pertama masa pemakaian aset.
5. Metode depresiasi berdasarkan penggunaan
Selain menghitung penyusutan berdasarkan waktu, Anda juga bisa menghitungnya berdasarkan seberapa banyak aset digunakan.
Rumus
Depresiasi = [(Harga Awal − Nilai Sisa) ÷ Total Produksi] × Produksi Aktual
Contoh:
Sebuah mesin dibeli seharga Rp 500.000.000 dengan nilai sisa Rp 50.000.000 dan perkiraan total produksi 100.000 unit.
Jika dalam tahun pertama mesin menghasilkan 25.000 unit:
Depresiasi = [(Rp 500.000.000 − Rp 50.000.000) ÷ 100.000] × 25.000
Depresiasi = (Rp 450.000.000 ÷ 100.000) × 25.000 = Rp 112.500.000
Jadi, beban penyusutan untuk tahun pertama adalah Rp 112.500.000.
Metode ini cocok jika aset memberikan kontribusi yang tidak merata dari tahun ke tahun. Misalnya, ada mesin yang menghasilkan lebih banyak di awal atau akhir masa pakainya. Biasanya, informasi tentang ini tersedia di laporan keuangan perusahaan.
Dengan metode ini, biaya penyusutan per tahun bisa bervariasi—kadang lebih tinggi, kadang lebih rendah—karena didasarkan pada jumlah unit produksi aset tersebut, seperti mesin yang menghasilkan suku cadang mobil.
Kesimpulan
Biaya penyusutan adalah elemen penting dalam pengelolaan keuangan bisnis, karena membantu perusahaan menilai investasi aset, mengurangi biaya operasional, dan mendapatkan manfaat pajak.
Dengan menghitung penyusutan secara tepat, bisnis dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan efisien.
Untuk mempermudah proses perhitungan ini, gunakan software akuntansi modern dari Mekari Jurnal yang dirancang khusus untuk kebutuhan bisnis Anda. Mekari Jurnal membantu menghitung biaya penyusutan secara otomatis, mengurangi kesalahan, dan memberikan laporan yang jelas.
Dengan begitu, Anda dapat fokus pada pengembangan bisnis tanpa repot dengan perhitungan manual. Segera beralih ke Mekari Jurnal untuk pengelolaan keuangan yang lebih praktis dan akurat!