Home / Blog / Business & Economy

Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang: Pengertian, Fungsi, dan Cara Pembuatan yang Tepat

pengusaha retail membuat jurnal penyesuaian
Daftar isi
Mode

Jurnal penyesuaian perusahaan dagang merupakan suatu jurnal yang penting dan sebaiknya dimiliki oleh sebuah perusahaan dagang. Hal ini karena jurnal penyesuaian perusahaan dagang akan melakukan pencatatan suatu transaksi yang sudah terjadi pada suatu perusahaan dagang, tetapi belum dilakukan pencatatan pada jurnal penyesuaian perusahaan dagang serta digunakan.

Selain itu, jurnal penyesuaian perusahaan dagang juga merupakan sebuah jurnal yang akan memasukan transaksi yang sudah dicatat secara manual atau dengan software akuntansi, tetapi transaksi tersebut masih memerlukan sebuah koreksi sehingga nilainya menjadi sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

Untuk jurnal penyesuaian perusahaan dagang ini sendiri dapat dikategorikan menjadi dua yaitu dalam bentuk deferal atau juga dikenal sebagai pengakuan pendapatan serta beban yang akan dicatat pada akun dan akrual (pengakuan atas pendapatan serta beban yang belum dicatat pada akun). Jika Anda ingin memahami lebih detail mengenai jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang maka Anda bisa simak penjelasan yang akan kami berikan berikut ini.

Pengertian Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Secara umum, jurnal penyesuaian perusahaan dagang ini merupakan sebuah jurnal yang akan digunakan oleh perusahaan dagang ketika ingin melakukan proses pencatatan ataupun pembukuan saldo pada akun akun tertentu. Maka dari itu, pembuatan dari jurnal penyesuaian perusahaan dagang ini merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh suatu perusahaan dan tidak melewatkan proses pembuatan dari jurnal penyesuaian perusahaan dagang ini.

Salah satu hal hal yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan yang bergerak pada bidang perdagangan ini adalah jurnal penyesuaian perusahaan dagang akan memberikan informasi mengenai jumlah dana perusahaan dagang yang sebenarnya sebelum melanjutkan proses penyusunan laporan pada aplikasi laporan keuangan.

Mungkin, sebagian orang masih belum memahami mengapa proses pembuatan dari jurnal penyesuaian ini penting untuk dilakukan oleh perusahaan dagang dan mengapa perusahaan dagang perlu untuk melakukan pencatatan atau pembukuan terhadap akun akun transaksi yang sudah mereka lakukan.

Hal ini karena pada akhir periode dalam perusahaan perdagangan nanti akan ada banyak sekali saldo akun yang tercatat pada buku besar. Di mana akun akun saldo tersebut akan dilaporkan kepada perusahaan dagang tanpa adanya proses perubahan apapun di dalam laporan keuangan perusahaan dagang.

Seorang tenaga kerja akuntansi atau keuangan pada suatu perusahaan dagang tentu memiliki sebuah prinsip untuk menuliskan laporan jurnal penyesuaian dari perusahaan dagang salah satunya adalah prinsip yang berbasis akrual. Untuk prinsip berbasis akrual ini sendiri merupakan sebuah prinsip di mana pengakuan pendapatan pada suatu periode yang sudah diperoleh sehingga pendapatan tersebut bukan hanya pada periode penerimaan kas saja.

Pada dasarnya, prinsip berbasis akrual ini memiliki hubungan dan terkait dengan tujuan dari penyusunan laporan jurnal penyesuaian dari perusahaan dagang tersebut yaitu untuk mengubah transaksi yang sudah terjadi menjadi sebuah metode yang akrual. Selain itu, di dalam pembuatan jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang ini juga terdapat sebuah ayat mengenai jurnal penyesuaian itu sendiri di mana ayat pada jurnal penyesuaian ini dibuat untuk mengetahui informasi transaksi seperti perubahan yang ada di dalam jurnal.

Ayat pada Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Pada dasarnya ayat jurnal penyesuaian perusahaan dagang ini merupakan bagian yang terdapat dalam jurnal penyesuaian di mana ayat jurnal penyesuaian perusahaan dagang terdiri dari beberapa penyesuaian ketika sedang melakukan proses pembuatan laporan jurnal pada siklus akuntansi. Bisa dikatakan, ayat dari jurnal penyesuaian ini penting untuk dilakukan setelah langkah pembuatan dari neraca saldo sudah selesai dibuat oleh seorang akuntan atau tenaga kerja keuangan.

Selain itu, ayat dari jurnal penyesuaian perusahaan ini sama seperti jurnal penyesuaian perusahaan dagang itu sendiri di mana ayat jurnal ini juga memiliki suatu prinsip pengakuan pendapatan yang memiliki keterkaitan dengan akuntansi yang bersifat akrual.

Fungsi dari Penerapan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Bisa dikatakan fungsi dari pembuatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang ini salah satunya adalah untuk menghitung pendapatan sekaligus beban pada periode periode tertentu.

Selain itu, pembuatan dari contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang juga bisa digunakan sebagai salah satu aspek bagi perusahaan untuk menetapkan saldo catatan akun pada buku besar perusahaan yang biasanya akan dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode.

Berikut adalah beberapa fungsi yang bisa didapatkan oleh perusahaan dagang ketika membuat jurnal penyesuaian perusahaan dagang, antara lain:

1. Menghitung Pendapatan dan Beban Perusahaan Dagang Selama Periode Tertentu

Salah satu aspek penting yang bisa didapatkan oleh perusahaan dagang ketika menerapkan dan membuat jurnal penyesuaian ini adalah perusahaan bisa mengetahui bagaimana finansial dari perusahaan dagang itu sendiri. Bahkan, dengan data finansial yang dimiliki perusahaan ini akan membuat perusahaan dagang bisa lebih mudah dalam menghitung pendapatan sekaligus beban perusahaan selama periode tertentu.

Tentunya, hal ini sangat membantu perusahaan dagang dalam melakukan proses finansial mereka agar bisa terorganisir dengan baik. Oleh karena itu, pembuatan dari jurnal penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan dagang sangat penting untuk dilakukan.

2. Menjadi Sebuah Bukti yang Nyata bagi Perusahaan

Ketika seorang akuntan atau tenaga kerja keuangan melakukan proses pembuatan dari jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang, pada akhir periode yang tercantum di dalam jurnal penyesuaian ini perusahaan akan melihat secara jelas. Di dalamnya mengenai akun akun riil perusahaan mulai dari harta, kewajiban, hingga modal.

Selain itu, jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang ini juga akan menampilkan informasi mengenai akun nominal seperti pendapatan dan beban yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu, pembuatan jurnal penyesuaian yang dilakukan oleh suatu perusahaan dagang ini bisa menjadi bukti yang kredibel karena melalui jurnal penyesuaian. Informasi finansial pada suatu perusahaan dagang bisa diakui karena menunjukan keadaan yang sebenarnya dan proses dari pembuatan jurnal penyesuaian ini terjadi dalam satu periode.

3. Perkiraan dari Perusahaan Dagang untuk Menunjukan Perkiraan dari Akun Riil

Ketika suatu perusahaan dagang akan membuat jurnal penyesuaian maka seorang akuntan atau tenaga kerja keuangan akan melakukan proses pencatatan saldo akun pada buku besar perusahaan yang biasanya akan dilakukan pada akhir periode. Dengan melakukan pembuatan jurnal penyesuaian ini akan membuat perusahaan jadi mengetahui bagaimana akun riil khususnya harta dan kewajiban yang dimiliki perusahaan dagang.

Tahapan Utama dalam Pembuatan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Sebenarnya untuk langkah yang tepat dalam membuat jurnal penyesuaian perusahaan dagang dibagi menjadi beberapa tahap utama. Berikut adalah beberapa tahap yang harus Anda ketahui ketika ingin membuat jurnal penyesuaian perusahaan dagang, antara lain:

  1. Seorang akuntan atau tenaga kerja keuangan perusahaan dagang akan membuat sebuah neraca saldo yang belum disesuaikan.
  2. Akun akun yang terdapat di dalam buku besar perusahaan dagang sebaiknya dilakukan analisis terlebih dahulu.
  3. Selanjutnya, seorang akuntan atau tenaga kerja keuangan perusahaan dagang akan mencari data transaksi yang sudah tercatat. Akan tetapi, tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
  4. Tidak hanya mencari data transaksi yang sudah tercatat tetapi tidak tercatat dengan kondisi sebenarnya saja, tetapi seorang akuntan atau tenaga kerja keuangan perusahaan dagang akan mencari transaksi yang hilang atau belum tercatat. Namun, transaksi tersebut sudah terjadi.
  5. Tahap terakhir yang tidak boleh dilewatkan ketika akan membuat jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang ini adalah mencatat ayat jurnal penyesuaian.

Langkah Terbaik untuk Membuat Jurnal Penyesuaian yang Tepat

Berikut adalah langkah langkah yang harus dilakukan sebagai cara yang tepat untuk membuat jurnal penyesuaian perusahaan dagang, antara lain:

1. Beban Perlengkapan

Bisa dikatakan beban perlengkapan ini sendiri merupakan kelompok harta maupun aktiva yang bersifat lancar atau juga bisa disebut dengan harta lancar, aktiva lancar, atau current assets. Ketika perusahaan dagang meminta tenaga kerja akuntan untuk membuat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan maka yang harus diingat adalah nominal atau nilai dari perlengkapan yang sudah atau sedang digunakan atau terpakai.

Untuk mengetahui berapa nominal dari perlengkapan yang sudah digunakan maka Anda bisa melakukannya dengan cara mengurangi saldo akun perlengkapan awal dengan saldo akun perlengkapan yang masih tersisa.

Ketika akan menggunakan harta lancar/aktiva lancar/current assets maka Anda juga harus secara teliti memperhatikan apakah harta lancar atau aktiva lancar tersebut memiliki sifat jangka pendek atau jangka panjang. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang akuntan atau tenaga kerja keuangan karena pada dasarnya harta lancar atau aktiva lancar yang dimiliki oleh setiap perusahaan dagang terbagi menjadi beberapa bagian.

Ketika seorang akuntan atau tenaga kerja keuangan mampu untuk menuliskan secara terperinci mengenai harta lancar. Dengan begitu, hal ini akan memberi kemudahan pada perusahaan dagang untuk melakukan proses pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan.

Sebagai contoh, sebuah akun perlengkapan menunjukkan saldo sementara dengan nilai Rp700.000. Sementara pada data akhir periode menunjukan jika saldo masih ada senilai Rp300.000

Analisis yang dilakukan:
Akun perlengkapan (untuk akun perlengkapan, saldonya akan berada atau terletak pada sisi debit dalam akuntansi).
Maka akan dihitung jumlah yang telah habis terpakai pada sisi debit beban yaitu Rp700.000 – Rp300.000 = Rp400.000.
Kemudian, catat akun beban perlengkapan (Rp40.000) tersebut pada sisi debit dan kurangi dengan jumlah akun perlengkapan dengan jumlah Rp300.000 lalu dicatat pada sisi kredit.

2. Beban Dibayar di Muka

Secara umum, beban dibayar di muka merupakan suatu beban yang harus dibayar oleh perusahaan dagang pada periode selanjutnya atau yang akan datang. Perusahaan akan mendapat beban yang seharusnya dibayarkan pada beban yang akan datang, tetapi perusahaan dagang sudah harus melaporkan beban tersebut pada periode saat ini.

Sebagai contoh, sebuah akun asuransi dibayar di muka menunjukkan saldo sementara yaitu Rp460.000.
Data akhir periode perusahaan dagang: jumlah asuransi yang telah jatuh tempo adalah Rp220.000 yaitu 4 bulan.

Analisis yang dilakukan perusahaan dagang:
Akun asuransi dibayar dimuka (saldonya akan terletak pada sisi debit), nantinya akan dicatat sebagai harta. Dalam hal ini yang akan dicatat untuk penyesuaian adalah berapa jumlah yang akan menjadi beban yaitu jumlah yang sudah jatuh tempo atau sudah dijalani oleh perusahaan.

Beban asuransi sebesar Rp220.000 pada sisi debit. Lalu, pada akun asuransi dibayar di muka Rp220.000 akan dicatat pada sisi kredit.

3. Penyusutan Peralatan

Untuk beban penyusutan peralatan atau juga dikenal sebagai depresiasi juga sebaiknya dicatat dalam jurnal penyesuaian perusahaan dagang.

Sebagai contoh, akun peralatan menunjukkan saldo Rp4.000.000
Ketika masuk akhir periode: peralatan akan disusut 10%

Analisis yang harus dilakukan perusahaan dagang:
Akun peralatan (akan masuk ke akun saldo yang terletak pada sisi debit). Penyusutan peralatan 10% × Rp4.000.000 = Rp400.000 akan dicatat sebagai beban penyusutan dan dicatat pada sisi debit.

4. Pendapatan Diterima Dimuka

Sebuah pendapatan diterima di muka oleh suatu perusahaan dagang yang tidak langsung akan dicatat dalam akun pendapatan. Akan tetapi, sebagai utang terlebih dahulu. Hal ini terjadi karena belum adanya realisasi pendapatan yang mana ini berarti perusahaan dagang masih belum mendapatkan hak atas akun tersebut.

Sebagai contoh, akun pendapatan akan menunjukkan jumlah Rp1.500.000
Data akhir periode dari pendapatan perusahaan dagang tersebut sejumlah Rp300.000 di mana layanan kepada langganan belum dikerjakan.

Analisis yang akan dilakukan:
Akun pendapatan jasa (akun ini akan dicatat pada bagian saldo yang terletak pada sisi kredit).
Jumlah pendapatan yang masih belum menjadi pendapatan perusahaan dagang adalah senilai Rp300.000 karena pekerjaan atau layanan kepada langganan masih belum dikerjakan. Maka, kurangkan akun pendapatan jasa senilai Rp300.000, kemudian akan dicatat pada sisi debit. Lalu, catat ke dalam akun pendapatan yang diterima dimuka senilai Rp300.000 pada sisi kredit karena dalam hal ini masih dinyatakan sebagai utang.

5. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Untuk piutang pendapatan ini sendiri merupakan sebuah pendapatan yang telah menjadi hak dari perusahaan. Akan tetapi, masih belum diterima. Dalam hal tersebut akan membuat piutang pendapatan akan dicatat sebagai pendapatan perusahaan dagang pada periode terkait.

Sebagai contoh, suatu pekerjaan dengan nilai Rp800.000 telah selesai dikerjakan di mana jumlah dari akun tersebut belum masuk ke dalam neraca saldo Rp15.500.000 yang akan menjadi piutang pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, nantinya akan memuat sebuah pendapatan yang nilainya akan bertambah menjadi Rp16.300.000.

6. Beban Sewa Gedung Dibayar Dimuka

Untuk akun beban sewa gedung dibayar di muka ini prosesnya akan sama dengan beban yang harus dibayar di muka.

Sebagai contoh, saldo untuk akun sewa gedung yang dibayar di awal memiliki nilai Rp10.000.000 di mana nilai tersebut masih belum memperlihatkan situasi sebenarnya karena sewa gedung telah digunakan senilai Rp4.000.000. Hal ini lah yang membuat beban sewa gedung bertambah sementara sewa dibayar dimuka mengalami pengurangan senilai Rp4.000.000.

7. Pendekatan Ikhtisar Laba/Rugi

Ketika perusahaan dagang melakukan perhitungan laba dan rugi perusahaan, persediaan awal yang dimiliki oleh perusahaan akan memberikan pengaruh kepada harga pokok penjualan atau harga pokok barang yang akan laku terjual.

Maka dari itu, ketika memasuki akhir dari periode persediaan awal barang dagang akan dipindahkan ke sebelah debit akun laba/rugi. Lalu, akan mengkreditkan akun dari persediaan awal barang dagang. Sementara itu untuk penyesuaian dari persediaan barang dagang (akhir) akan dipindah pada sisi debit akun persediaan barang dagang kemudian mengkreditkan akun laba/rugi.

Baca Juga: Cara Menghitung Laporan Laba Rugi Perusahaan

8. Pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Ketika perusahaan dagang menggunakan pendekatan harga pokok penjualan maka perusahaan dagang perlu untuk memperhatikan akun yang harus dipindah ke harga pokok penjualan. Lalu, apa saja akun yang termasuk dari unsur unsur harga pokok penjualan perusahaan dagang?

Diketahui ada beberapa akun yang dikenal sebagai unsur unsur dari harga pokok penjualan yaitu akun persediaan barang dagang (awal), pembelian barang dagang, biaya angkut pembelian, potongan pembelian, retur pembelian, hingga persediaan barang dagang (akhir).

9. Piutang Tidak Tertagih

Untuk akun piutang tidak tertagih ini adalah suatu risiko yang akan dialami oleh perusahaan salah satunya perusahaan dagang. Hal ini bisa terjadi karena tidak tertagihnya piutang dagang.

Dari transaksi piutang tidak tertagih ini akan diperlakukan sebagai suatu beban perusahaan. Lalu, apa yang menjadi alasan akun piutang tidak tertagih ini menjadi beban perusahaan?

Hal ini karena perusahaan dagang masih belum mendapatkan hasil dari transaksi. Secara umum, piutang tidak tertagih ini akan muncul pada suatu perusahaan karena debitur mengalami bangkrut dan menyebabkan tidak dapat ditagih.

Demikianlah penjelasan kami mengenai jurnal penyesuaian perusahaan dagang di mana jurnal penyesuaian memiliki peranan yang penting pada suatu perusahaan. Pada dasarnya, pembuatan jurnal penyesuaian ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan dengan bantuan software akuntansi.

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami