Home / Blog / Business & Economy

Kenali Employee Life Cycle, Ciptakan Strategi HR Paling Optimal!

Daftar isi
Mode

Studi dari Deloitte mengungkapkan bahwa perusahaan dengan strategi manajemen employee life cycle yang efektif mengalami peningkatan pendapatan sebesar 26% per karyawan, dan 40% tingkat turnover yang lebih rendah. 

Dengan memahami employee life cycle, HR manager bisa mengelola karyawan dengan lebih baik. Menerapkan strategi siklus hidup karyawan yang tepat memastikan bahwa karyawan merasa didukung, dihargai, dan termotivasi sepanjang perjalanan kerja mereka, dari perekrutan awal hingga pensiun. 

Lantas, apa saja tahapan siklus hidup karyawan dan bagaimana implementasinya yang tepat? Simak penjelasannya berikut ini. 

Pengertian employee life cycle

Employee life cycle, atau siklus hidup karyawan adalah konsep penting dalam manajemen SDM – menggambarkan perjalanan seorang karyawan mulai dari proses perekrutan hingga saat meninggalkan perusahaan. 

Bagi manajer HR, ELC memiliki peranan penting sebagai kerangka kerja terstruktur dalam mengelola karyawan. Hal ini memungkinkan HR untuk merencanakan strategi yang sesuai dengan setiap fase dalam perjalanan karyawan.

Pentingnya ELC juga tercermin dalam pengelolaannya untuk menciptakan pengalaman positif bagi karyawan. Dampaknya terasa pada peningkatan produktivitas dan loyalitas karyawan, serta meningkatnya reputasi baik perusahaan. 

Dengan manajemen ELC yang baik, HR dapat lebih mudah menarik dan mempertahankan talenta terbaik bagi perkembangan perusahaan.

 

 

Fase-fase employee life cycle

Ada 6 tahapan penting dalam siklus hidup karyawan yang meliputi keseluruhan hubungan antara karyawan dan perusahaan. 

siklus hidup karyawan atau employee life cycle

1. Perekrutan (Recruitment)

Tahapan ini berfokus pada pencarian kandidat yang tepat bagi perusahaan. Dalam prosesnya, Anda harus bisa memberikan pengalaman yang terbaik bagi calon kandidat, mulai dari ketika mereka menemukan lowongan pekerjaan hingga menerima tawaran Anda. 

  • Buat lowongan kerja semenarik mungkin
    Tekankan tentang benefit yang bisa didapatkan dari bekerja di perusahaan Anda dan tanggung jawab seperti apa yang Anda harapkan dari kandidat. Gunakan media sosial untuk menjangkau talenta yang lebih luas, misalnya LinkedIn. 
  • Tahap wawancara dan penilaian kandidat
    Nilai kesesuaian kandidat dengan posisi yang dibutuhkan melalui wawancara. Apabila lolos tahap wawancara, bisa juga diberikan evaluasi selanjutnya, seperti tes kepribadian atau teknikal. 
  • Tawaran pekerjaan
    Setelah melalui berbagai tahapan proses seleksi, berikan tawaran pekerjaan pada kandidat yang lolos. Berikan kontrak kerja dengan rincian jelas terkait gaji, tunjangan, tanggung jawab karyawan, dll. 

Penting untuk menjaga proses ini agar adil dan transparan, dan memberikan feedback kepada para kandidat, apa pun hasilnya. Hal ini dapat meningkatkan reputasi perusahaan Anda dan membuatnya lebih menarik bagi calon kandidat di masa depan.

2. Onboarding

Setiap karyawan yang baru pertama kali masuk kerja pasti merasa bersemangat. Karena itu, HR harus memastikan agar proses adaptasi mereka nyaman dan menyenangkan. Perkenalkan semua aktivitas penting dalam perusahaan, seperti: 

  • Sistem penilaian karyawan
    Meskipun mungkin terlalu cepat, sistem ini sebaiknya diperkenalkan agar karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana perusahaan menghargai mereka atas kinerja yang baik.
  • Nilai dan visi-misi perusahaan
    Dengan mengetahui hal ini, karyawan bisa menyelaraskan tujuan mereka dengan tujuan bisnis jangka pendek maupun panjang. 
  • Sistem dan alat yang digunakan
    Berikan pelatihan khusus agar karyawan bisa mulai mengenali mekanisme pekerjaan yang akan ia lakukan sehari-hari. 

Setelah proses onboarding selesai, berikan survei kepada karyawan, agar HR bisa mengetahui apakah prosesnya dinilai mudah atau malah merepotkan. Informasi ini juga bisa digunakan untuk mengubah proses onboarding menjadi lebih efektif ke depannya. 

3. Pengembangan (Development)

Setelah karyawan sudah mulai beradaptasi dan merasa nyaman, pertimbangkan untuk mengembangkan mereka secara profesional – sehingga mereka bisa berkontribusi lebih baik pada perusahaan. Ini bisa dilakukan dengan beberapa hal: 

  • Sistem mentorship
    Rekan kerja yang berpengalaman bisa berbagi pengetahuan kepada karyawan baru. Karyawan baru bisa mendapatkan akses gratis kepada ahli di bidangnya, juga meningkatkan hubungan baik dengan banyak kolega, bahkan yang bukan timnya. 
  • Dorong semua karyawan untuk belajar
    Ajak karyawan untuk selalu up to date dengan tren pengetahuan terbaru, dan lakukan sharing session setidaknya seminggu sekali. Setiap orang bisa membagikan ilmu yang mereka miliki dengan anggota tim lainnya. 
  • Kursus berbayar 
    Bila anggaran perusahaan mencukupi, tidak ada salahnya untuk berinvestasi pada pelatihan berbayar yang berkualitas. Terutama, pelatihan yang berkaitan erat dengan pekerjaan karyawan sehari-hari. 

4. Pengelolaan Kinerja (Performance Management)

Aspek siklus hidup karyawan yang satu ini juga punya peran penting terhadap kesuksesan perusahaan. Bisnis bisa menetapkan ekspektasi yang jelas dan menyatukan tujuan pribadi karyawan dengan tujuan besar perusahaan. 

Buat tujuan dengan prinsip S.M.A.R.T (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound), sebagai kerangka yang jelas untuk mengevaluasi kinerja karyawan. 

Lakukan sesi feedback dan performance review secara berkala, untuk meningkatkan komunikasi yang baik antara manajer dan karyawan. Karyawan juga memahami harapan perusahaan terhadap mereka, dan mampu memperbaiki area yang masih kurang baik. 

5. Pengakuan dan Penghargaan (Recognition and Rewards)

Mengakui pencapaian karyawan adalah hal yang krusial dalam siklus hidup karyawan. Hal ini memotivasi karyawan dan berkontribusi pada budaya kerja yang positif. Ada beberapa program penghargaan yang bisa diberikan, baik melalui insentif keuangan, pengakuan publik, atau peluang kemajuan karir.

Sesuaikan program dengan tujuan dan kebutuhan karyawan. Penting untuk mempertimbangkan apa yang memotivasi karyawan Anda, karena karyawan yang berbeda mungkin punya preferensi terhadap jenis penghargaan yang berbeda.

6. Transisi dan Pensiun

Proses ini terjadi ketika karyawan memutuskan untuk keluar dari perusahaan, atau sudah pensiun. HR bisa memastikan agar proses transisi ini lancar, dengan merencanakan pengalaman offboarding yang positif. Bagi karyawan yang pensiun, perusahaan bisa memberikan rencana pensiun, berupa penghasilan setelah mereka tidak lagi bekerja. 

Lakukan exit interview, berikan dukungan penuh selama periode transisi, dan jaga hubungan baik setelah karyawan tersebut sudah keluar. Hal ini berpotensi untuk mendatangkan karyawan berkualitas baru karena referensi positif dari mantan karyawan.

Proses transisi keluar yang terhormat dan penuh dukungan tidak hanya bermanfaat bagi karyawan yang akan keluar, namun juga memberikan kesan positif bagi karyawan yang masih bekerja. Hal ini dapat berperan dalam membentuk budaya kerja yang positif dan mendukung retensi karyawan dalam jangka panjang.

Implementasi strategi HR

Setelah memahami employee life cycle, HR bisa menggunakannya untuk merancang dan mengimplementasikan strategi yang tepat. Berikut langkah-langkahnya: 

  • Menyesuaikan siklus hidup karyawan dengan visi, misi, nilai perusahaan. Hal ini dapat membantu HR menerapkan kebijakan yang dapat mendukung kesuksesan perusahaan. 
  • Menganalisis keadaan saat ini untuk mengidentifikasi apa saja tantangan dan peluang dari setiap tahap siklus hidup karyawan. 
  • Kembangkan action plan untuk menghadapi tantangan dan mendapatkan keuntungan dari setiap tahapan. Ini akan membantu HR menciptakan program dan insiatif yang efektif. 
  • Monitor dan evaluasi hasil dan dampak dari rencana yang sudah dibuat. Dengan ini, HR dapat melacak perkembangan strategi yang sudah dibuat, dan melakukan perbaikan bila diperlukan. 

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, HR dapat menciptakan strategi HR yang selaras dengan kebutuhan dan aspirasi perusahaan serta menumbuhkan lingkungan kerja yang positif dan produktif bagi karyawan.

Kesimpulan

Employee life cycle adalah kerangka kerja terstruktur yang bisa digunakan oleh HR dalam penciptaan strategi pertumbuhan lingkungan kerja yang positif dan produktif bagi karyawan. 

Karena itu, sebagai HR, pastikan Anda memahami dan menyesuaikan siklus hidup karyawan dengan visi, misi, dan nilai perusahaan. Sehingga, Anda dapat menerapkan strategi yang optimal untuk meningkatkan kinerja karyawan dan performa bisnis keseluruhan. 

Strategi yang optimal memang bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan. Namun, tidak hanya itu saja. Anda juga bisa memberikan benefit karyawan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Perkenalkan Mekari Flex, flexible benefit, memberikan manfaat yang paling tepat dengan keinginan karyawan. Fitur Earned Wage Access juga memungkinkan karyawan untuk mengakses gaji mereka lebih awal. Kesejahteraan karyawan terjamin, produktivitas pun meningkat! Tunggu apalagi, hubungi kami sekarang. 

Referensi

Culture Monkey. ‘’7 Key employee life cycle stages’’
Indeed. ‘’What Is an Employee Life Cycle?’’
Personio. ‘’What Is the Employee Life Cycle?’’

 

 

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami