Memiliki branding yang kuat dan dikenal sangat penting untuk kesuksesan bisnis. Perusahaan sering kali mengalami kesulitan dalam mengelola banyak produk dan layanan, masing-masing dengan strategi branding dan marketing yang berbeda.
Hal tersebut bisa menghasilkan pesan yang tidak konsisten, sehingga biaya pemasaran menjadi lebih tinggi – namun identitas merek malah tidak menguat.
Solusi untuk masalah ini adalah konsep corporate umbrella atau umbrella branding. Seperti apa konsepnya dan bagaimana membangun strateginya? Simak selengkapnya.
Apa itu umbrella branding atau corporate umbrella
Umbrella branding adalah strategi pemasaran di mana satu nama merek digunakan untuk menjual dua atau lebih produk yang berhubungan. Biasanya, ini dilakukan oleh perusahaan yang memiliki reputasi baik di pasar tertentu. Semua produk tersebut menggunakan identitas yang sama dan tidak memiliki nama atau simbol merek tambahan.
Contohnya, ada sebuah perusahaan yang terkenal sebagai pembuat sepatu olahraga yang bagus. Mereka ingin meluncurkan produk baru, yaitu baju olahraga. Alih-alih membuat merek baru untuk pakaian tersebut, mereka menggunakan nama merek yang sudah dikenal dan dipercaya.
Dengan menempatkan produk baru di bawah merek yang sudah terkenal, perusahaan dapat memanfaatkan reputasi baik yang sudah ada. Tidak hanya dapat menghemat biaya pemasaran untuk produk baru, tetapi juga membuat produk baru lebih mudah dikenali dan dipercaya oleh konsumen. Ini menguntungkan perusahaan maupun pelanggan.
Kelebihan dan kekurangan umbrella branding
Strategi umbrella branding memiliki keuntungan dan kelemahan tersendiri. Anda bisa pertimbangkan keduanya sebelum menerapkan strategi ini.
Kelemahan umbrella branding strategy
1. Ketergantungan pada merek induk. Merek anak sangat bergantung pada reputasi dan kredibilitas merek induk. Jika merek induk menghadapi masalah, hal itu dapat mempengaruhi semua merek yang terkait.
2. Persepsi pelanggan. Jika satu merek dalam corporate umbrella dipersepsikan negatif oleh pelanggan, hal itu dapat mencoreng seluruh portofolio merek. Pengalaman negatif dengan satu merek dapat berdampak pada yang lain.
3. Persaingan dengan produk yang sudah ada. Memperkenalkan merek baru di bawah umbrella branding dapat menciptakan persaingan dengan produk yang sudah ada. Konsumen mungkin memilih merek baru daripada yang lama, sehingga mempengaruhi penjualan.
4. Terbatas pada satu jenis produk. Umbrella branding bekerja paling baik jika diterapkan pada produk atau layanan yang serupa. Kemungkinan strategi ini tidak cocok untuk penawaran produk yang beragam.
Keuntungan umbrella branding strategy
1. Peningkatan reputasi. Merek induk yang sudah mapan dapat meningkatkan reputasi merek yang baru diluncurkan. Konsumen mengasosiasikan kualitas dan kepercayaan dengan merek induk.
2. Peluang cross-selling. Pelanggan yang kembali dan percaya pada merek induk lebih mungkin mencoba produk lain dalam perusahaan yang sama. Penjualan lintas produk ini berpotensi meningkatkan penjualan.
3. Penghematan biaya. Upaya pemasaran bersama, kampanye, dan brand management dapat mengurangi biaya. Ini karena umbrella branding merampingkan sumber daya.
4. Brand recall. Ketika produk berbagi merek yang sama, pelanggan dengan mudah mengingat dan mengenalinya. Ini memperkuat brand loyalty.
Contoh umbrella branding
Berikut adalah beberapa merek yang mungkin sudah Anda kenal. Mereka menggunakan strategi umbrella branding untuk produk-produk mereka, sehingga kesuksesan bisnis mereka menyebar ke seluruh merek.
1. Apple
Dengan merek induk Apple, mereka berhasil terkenal dengan desain produk yang inovatif, pengalaman pengguna yang intuitif, dan ekosistem produk yang terintegrasi.
Merek Apple menciptakan rasa premium dan eksklusivitas, dan konsumen menaruh kepercayaan pada kualitas dan keandalan produk Apple. Sehingga, produk iPhone, iPad, MacBook, Apple Watch, dan lainnya berhasil dipercaya pelanggan sebagai produk berkualitas.
2. Wardah Cosmetics
Wardah dikenal sebagai merek kosmetik halal yang berkualitas tinggi dan terjangkau. Mereka juga fokus pada nilai-nilai Islami dan membangun komunitas perempuan Indonesia.
Merek ini memiliki berbagai macam produk yang memenuhi kebutuhan berbagai jenis kulit dan kebutuhan konsumen. Setiap Wardah memunculkan produk baru, konsumen akan selalu teringat bahwa produknya halal dan harganya murah.
3. Adidas
Nama “Adidas” sudah dikenal luas dan identik dengan produk olahraga berkualitas tinggi. Di bawah naungan Adidas, Anda bisa menemukan berbagai produk olahraga, seperti sepatu lari, pakaian olahraga, hingga aksesoris.
Reputasi baik Adidas sebagai merek perlengkapan olahraga ternama terbawa ke semua produknya. Konsumen cenderung percaya bahwa produk lain dari Adidas juga akan berkualitas tinggi.
Cara membangun strategi umbrella branding
Bila pemasaran bisnis Anda masih kurang maksimal, solusi umbrella branding yang dapat menyatukan semua tim dan usaha pemasaran Anda menjadi lebih terpadu. Bagaimana menerapkannya?
1. Integrasikan seluruh marketing funnel
Sebelum meluncurkan kampanye pemasaran, cek terlebih dahulu apakah pesannya sudah sesuai di setiap tahap marketing funnel.
Kampanye yang baik harus memiliki pesan yang sama di setiap tahap, mencerminkan identitas merek Anda, memanfaatkan minimal 4 saluran pemasaran, serta mudah disesuaikan kapan saja bila diperlukan.
2. Rencanakan seluruh kampanye lewat GTM
Strategi Go-to-Market (GTM) yang efisien adalah rencana terorganisir untuk memasarkan produk atau layanan baru ke target audiens, sambil meminimalisir risiko kegagalan.
Buat struktur tim pemasaran yang tepat untuk mendukung setiap anggota, tujuan, dan proses. Tim yang memahami kontribusi tugas mereka cenderung lebih terlibat dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
3. Buat narasi yang konsisten
Kampanye yang baik harus memiliki pesan yang konsisten di semua aset, di semua saluran. Ciptakan konten pemasaran yang mendukung narasi kampanye yang konsisten.
Hanya 10% bisnis B2B yang mengaku brand message mereka konsisten. (Demand Metric Research Corporation, 2016)
Aset pemasaran yang berkinerja baik dapat dikembangkan menjadi format lain, misalnya: postingan media sosial menjadi blog, lalu dipadatkan menjadi email. Perkuat pesan dengan konten secara kontinu agar kampanye dapat menarik momentum dan hasil yang diharapkan.
4. Buat tema campaign yang kontekstual
Tema kampanye yang matang harus relevan dan tepat waktu. Tema yang kurang jelas atau terlalu umum akan menyulitkan personalisasi kampanye dan integrasi pemasaran Anda.
Pertimbangkan persepsi merek Anda secara keseluruhan, relevansi, dan ketepatan waktu saat membuat tema kampanye.
Kesimpulan
Umbrella branding memang bukan strategi yang cocok untuk semua bisnis. Namun, bagi perusahaan yang memiliki produk berkualitas tinggi dan target audience yang sama, strategi ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan yang signifikan.
Dengan membangun merek induk yang kuat dan menerapkan strategi branding yang terintegrasi, perusahaan dapat meraih kesuksesan di pasar yang kompetitif.
Untuk mendukung perjalanan pertumbuhan bisnis Anda, gunakan solusi digital yang tepat. Hadir solusi SaaS terintegrasi dari Mekari yang menawarkan inovasi digital sebagai dukungan bagi bisnis Anda untuk membuat strategi dan mengeksekusinya dengan efektif.
Agar bisnis Anda tetap relevan di lanskap bisnis yang semakin kompetitif, hubungi tim Mekari sekarang juga untuk mengetahui layanannya lebih lanjut.
Referensi
Clickup. ”Drive GTM Under a Unified Umbrella Campaign”
Investopedia. ”Corporate Umbrella: Overview, Disadvantages”