Daftar isi
5 min read

Pengembangan Sistem Informasi Sekolah (SIS) Tanpa Coding

sistem informasi sekolah

Mekari Insight

  • Sistem Informasi Sekolah (SIS) menyatukan data siswa, jadwal, keuangan, dan komunikasi dalam satu platform digital—menggantikan proses manual yang lambat dan rawan kesalahan.
  • Tanpa perlu jadi programmer, guru dan staf sekolah bisa ikut membangun sistem yang mereka butuhkan sendiri. Cepat, hemat biaya, dan mudah diintegrasikan.
  • Mulai dari buat SIS tanpa coding sampai layanan custom software pendidikan lainnya, Mekari Officeless bantu sekolah membangun sistemnya sendiri—lebih fleksibel, lebih relevan, dan 100% sesuai kebutuhan.

Saat ini, institusi pendidikan dituntut untuk bekerja lebih cepat, rapi, dan terhubung. Sistem informasi sekolah hadir sebagai solusi — mengganti proses manual dengan sistem digital yang lebih efisien untuk mengelola data siswa, jadwal, hingga komunikasi dengan orang tua.

Lewat panduan ini, Mekari akan membahas hal-hal penting seputar sistem ini: mulai dari apa itu SIS, cara mengimplementasikannya, tantangan yang mungkin muncul, hingga bagaimana sistem ini bisa membantu sekolah berkembang di era digital.

Pentingnya sistem informasi sekolah (SIS)

Sistem Informasi Sekolah (SIS) atau sistem informasi manajemen pendidikan adalah sistem yang dirancang untuk mengotomasi dan menyatukan berbagai proses administratif seperti absensi, nilai, jadwal, hingga keuangan ke dalam satu sistem terintegrasi. 

Dengan SIS, sekolah dapat mengurangi kerja manual, menjaga keamanan data, dan meningkatkan efisiensi operasional secara menyeluruh.

Ada beberapa tantangan utama yang masih sering dihadapi sekolah, yang dapat diatasi dengan digitalisasi: 

  • Proses administratif yang masih manual, membuat alur kerja lambat dan rawan kesalahan.
  • Keamanan data dan privasi yang rentan, mengingat banyaknya informasi sensitif yang dikelola.
  • Sistem lama yang terpisah-pisah, sulit diintegrasikan dan menyulitkan kerja lintas departemen.
  • Tingkat literasi digital yang beragam, sehingga sistem harus mudah digunakan oleh guru, admin, siswa, dan orang tua.
Baca Juga: Aplikasi Student Information System (SIS) dengan Low Code No Code

Komponen dan fitur utama sistem informasi sekolah

Sistem Informasi Sekolah (SIS) hadir untuk menyatukan segala hal penting dalam satu platform yang mudah diakses dan dikelola. Berikut adalah komponen-komponennya:

1. Manajemen data siswa, guru, dan staf

ilustrasi sistem informasi sekolah

Sistem informasi sekolah menyimpan semua data penting tentang siswa, guru, dan staf secara terpusat — mulai dari profil, riwayat akademik, hingga kehadiran. 

Dengan begitu, tim administrasi bisa mengakses informasi dengan mudah, sehingga mereka punya lebih banyak waktu untuk mendukung proses belajar.

2. Pengelolaan jadwal, kurikulum, dan absensi

Sistem ini memudahkan pembuatan jadwal pelajaran, pengelolaan kurikulum, serta pencatatan absensi yang terotomasi. 

Selain merekam kehadiran, sistem juga bisa menganalisis pola absensi dan mengirimkan notifikasi otomatis kepada orang tua, membantu deteksi dini masalah dan memperkuat komunikasi dengan keluarga siswa.

3. Sistem penilaian dan pelaporan akademik

SIS menyediakan cara yang terstandarisasi untuk memasukkan nilai, menghitung rata-rata, dan menghasilkan laporan kemajuan belajar. 

Jadi, guru bisa memberikan feedback tepat waktu, sementara siswa dan orang tua mendapatkan gambaran perkembangan akademik secara transparan.

4. Administrasi keuangan dan pembayaran

Urusan uang sekolah juga jadi lebih mudah. Mulai dari pembuatan tagihan, pelacakan pembayaran, sampai pengelolaan anggaran, semua berjalan otomatis dan transparan.

Hal membantu sekolah mengelola anggaran dengan lebih efisien serta memberikan laporan keuangan yang jelas dan akurat. 

5. Komunikasi antara sekolah, orang tua, dan siswa

Sistem informasi manajemen pendidikan menghubungkan semua pihak melalui email, newsletter, dan update real-time. 

Ini menciptakan komunikasi yang lancar dan transparan, sehingga lingkungan belajar menjadi kolaboratif dan mendukung keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak.

6. Integrasi dengan sistem lain dan keamanan data

SIS mampu mengintegrasikan berbagai sistem pendukung seperti payroll dan learning management system, sehingga memperlancar operasional sekolah secara keseluruhan. 

Dan yang paling penting, data pribadi dan keuangan siswa tetap aman terlindungi dari ancaman cyber.

Tantangan implementasi SIS tradisional

Mengimplementasikan sistem informasi sekolah (SIS) tradisional sering menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks dan beragam.

1. Keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia 

Banyak sekolah menghadapi realita dana yang terbatas untuk membeli perangkat keras dan lisensi software. 

Selain itu, ketersediaan tenaga IT yang kompeten juga menjadi masalah, karena sulit menemukan staf yang memiliki keahlian untuk mengelola dan memelihara sistem yang kompleks.

2. Kompleksitas pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak

Sistem tradisional biasanya perlu banyak penyesuaian agar cocok dengan kebutuhan khusus sekolah, mulai dari pengelolaan kurikulum sampai laporan keuangan. 

Integrasi dengan sistem lain seperti LMS atau payroll pun bisa jadi rumit, apalagi kalau data dan formatnya berbeda-beda. Di samping itu, perlindungan data dan keamanan sistem harus terus dijaga untuk menghindari risiko kebocoran atau serangan siber.

3. Resistensi terhadap perubahan dan kebutuhan pelatihan staf

Tidak semua staf siap menerima perubahan ke teknologi baru. Ada rasa takut dan nyaman dengan cara lama yang sudah familiar, sehingga penolakan bisa muncul. 

Proses pelatihan pun perlu disesuaikan dengan kemampuan teknologi yang beragam dan jadwal kerja yang padat agar implementasi dapat berjalan lancar.

Low code no code: Solusi inovatif dan mudah untuk pengembangan SIS 

low code no code mekari officeless

Dengan low code dan no code, proses pembuatan sistem informasi sekolah menjadi jauh lebih mudah dan cepat. Ini memungkinkan guru, staf admin, hingga kepala sekolah untuk merancang sistem yang sesuai kebutuhan mereka sendiri, tanpa perlu menulis kode dari nol.

Kedua pendekatan ini menawarkan interface visual yang intuitif dan model drag and drop. Komponen seperti formulir pendaftaran, tabel absensi, modul penilaian, atau notifikasi otomatis bisa ditambahkan ke dalam sistem hanya dengan menarik elemen ke area kerja. 

Berikut penjelasan singkat mengenai konsep dan cara kerja keduanya:

  • Low code: Memungkinkan pengguna membangun aplikasi dengan sedikit coding. Platform ini menyediakan elemen-elemen siap pakai yang bisa disusun melalui tampilan visual. Cocok untuk pengguna yang memiliki sedikit pengetahuan teknis namun ingin membuat aplikasi yang lebih fleksibel.
  • No code: Tidak memerlukan coding sama sekali. Pengguna cukup memilih dan menarik komponen yang dibutuhkan ke dalam layout aplikasi. Semua proses dilakukan secara visual, sehingga cocok bagi pengguna non-teknis.

Manfaat low code no code untuk sektor pendidikan

Di tengah tuntutan digitalisasi yang makin tinggi, sektor pendidikan butuh solusi yang gesit, hemat, dan inklusif. 

Inilah alasan platform low code dan no code semakin dilirik, karena mampu menjawab kebutuhan mendesak tanpa perlu kemampuan teknis yang kompleks. 

1. Hemat waktu dan biaya

Dengan low code no code, sekolah dan kampus bisa membangun sistem atau aplikasi tanpa harus memiliki tim IT khusus. 

Proses pembuatan jauh lebih cepat, dan biaya pengembangan pun jauh lebih ringan — membuka peluang digitalisasi bahkan bagi lembaga dengan anggaran terbatas.

2. Mendorong kreativitas guru dan siswa

Guru kini bisa membuat aplikasi pembelajaran sendiri tanpa coding, sesuai gaya mengajar dan kebutuhan murid. 

Siswa pun bisa terlibat langsung dalam membuat proyek digital, belajar teknologi sambil berkreasi, bukan hanya sebagai pengguna.

3. Aksesibilitas dan inklusi

Platform low code no code mendukung desain yang ramah pengguna dan sesuai standar aksesibilitas. 

Ini membantu memastikan bahwa materi dan aplikasi pembelajaran bisa diakses oleh semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

4. Integrasi sistem jadi lebih mudah

Banyak institusi masih menggunakan sistem yang berbeda-beda. Low code no code memudahkan integrasi antar sistem, misalnya antara akademik, keuangan, dan e-learning — sehingga data tidak lagi terpisah dan proses administratif jadi lebih efisien.

5. Menutup kesenjangan keterampilan digital

Banyak pendidik dan staf non-teknis kesulitan mengikuti perkembangan teknologi. Low code no code hadir sebagai solusi, memungkinkan siapa pun membangun solusi digital tanpa harus menjadi programmer. 

Ini menciptakan kesempatan belajar teknologi yang lebih merata.

Rekomendasi platform low code no code untuk pengembangan SIS

Mengembangkan Sistem Informasi Sekolah (SIS) kini tidak harus rumit atau mahal. Dengan pendekatan low code no code, prosesnya bisa jauh lebih cepat, mudah, dan inklusif — bahkan tanpa latar belakang teknis. 

Salah satu platform yang sangat direkomendasikan untuk kebutuhan ini adalah Mekari Officeless. Mekari Officeless memungkinkan institusi pendidikan membangun aplikasi SIS sesuai kebutuhan masing-masing, tanpa harus membangun dari nol.

Berikut alasan kenapa Mekari Officeless layak dipilih:

  • Low code no code builder yang intuitif
  • Fleksibel untuk berbagai level pendidikan
  • Layanan custom software bagi sekolah yang membutuhkan fitur khusus atau integrasi tertentu
  • Efisien dan hemat biaya

Praktis, fleksibel, dan relevan — Mekari Officeless jadi langkah tepat untuk pendidikan yang lebih modern dan efisien.

Referensi

Engineerica. ”School Management System: A Comprehensive Guide”

Topik:
Banner by Mekari
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami