5 min read

Contoh & Metode Penilaian Karyawan Restoran yang Lebih Modern

mekari form penilaian kinerja karyawan restoran featured image

Mekari Insight

  • Tingginya turnover di industri restoran membuat penilaian kinerja yang terstruktur jadi kunci untuk menjaga performa tim dan mempertahankan talenta terbaik.
  • KPI yang jelas untuk setiap peran; mulai dari FOH, BOH, kasir, hingga bartender, membantu manajemen mengukur kinerja secara objektif dan konsisten.
  • Mekari Talenta hadir sebagai software HRIS yang mempermudah evaluasi kinerja dengan sistem otomatis, akurat, dan transparan, serta terintegrasi dengan ekosistem Mekari lainnya untuk bisnis FnB seperti keuangan, pajak, operasional.

Menjaga kinerja tim tetap stabil bukan perkara mudah di industri restoran. Lingkungan kerja yang serba cepat, interaksi pelanggan yang intens, dan tekanan operasional setiap hari membuat performa SDM jadi ujung tombak keberhasilan. 

Tantangannya makin besar jika melihat data BLS JOLTS per Januari 2024: tingkat turnover tahunan di sektor ini tembus 79,6%; jauh di atas rata-rata industri lain. 

Angka ini menunjukkan betapa pentingnya metode penilaian karyawan yang lebih modern, agar manajemen bisa mengidentifikasi potensi, memperbaiki performa, dan mempertahankan talenta terbaik di tengah persaingan ketat.

KPI karyawan restoran

Agar operasional restoran berjalan optimal, setiap peran perlu memiliki indikator kinerja yang jelas. 

KPI (Key Performance Indicator) membantu mengukur performa karyawan secara objektif, memastikan standar layanan dan kualitas produk tetap terjaga. 

Berikut adalah pembagian KPI karyawan restoran yang dapat digunakan untuk berbagai posisi.

1. KPI umum untuk seluruh karyawan restoran

Indikator ini berlaku bagi semua posisi, baik di area front-of-house (FOH) maupun back-of-house (BOH), dan berfokus pada kedisiplinan, kepatuhan, serta sikap kerja.

  • Kehadiran & ketepatan waktu: Mengukur tingkat kehadiran, jumlah keterlambatan, dan ketidakhadiran tanpa izin.
  • Kepatuhan terhadap SOP: Memastikan karyawan mematuhi prosedur kerja, menggunakan seragam lengkap dan rapi, serta menaati peraturan perusahaan.
  • Kerja sama tim & komunikasi: Menilai kemampuan bekerja sama, berkomunikasi efektif, dan menjaga sikap profesional dengan rekan kerja.
  • Inisiatif & proaktivitas: Mengamati kesediaan mengambil langkah tambahan, memberikan ide perbaikan, dan membantu rekan kerja tanpa diminta.
  • Kepatuhan terhadap standar kebersihan & sanitasi: Memastikan kebersihan pribadi dan area kerja sesuai standar, termasuk penerapan food safety bagi posisi yang relevan.

2. KPI untuk karyawan front-of-house (pelayan / waiter / waitress)

KPI ini berfokus pada kualitas pelayanan, interaksi dengan pelanggan, dan efisiensi operasional di area pelayanan.

  • Kepuasan pelanggan: Berdasarkan skor CSAT, jumlah keluhan, dan umpan balik positif.
  • Kecepatan & akurasi pelayanan: Mengukur waktu penyajian dan ketepatan pesanan.
  • Pengetahuan produk: Pemahaman menu, bahan, dan kemampuan menjelaskannya pada pelanggan.
  • Upselling & cross-selling: Meningkatkan nilai transaksi melalui penawaran menu tambahan atau premium.
  • Efisiensi meja: Mengelola perputaran meja dan jumlah tamu yang dilayani per jam.
  • Penanganan keluhan: Kemampuan menyelesaikan masalah pelanggan secara cepat dan tepat.

3. KPI untuk karyawan back-of-house (koki / chef / staf dapur)

Fokus utama KPI ini adalah kualitas dan konsistensi makanan, efisiensi dapur, dan keamanan pangan.

  • Kualitas makanan: Konsistensi rasa, presentasi, dan kesesuaian dengan resep.
  • Kecepatan persiapan makanan: Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan pesanan dan jumlah pesanan per shift.
  • Efisiensi penggunaan bahan baku: Mengurangi pemborosan, memastikan porsi tepat, dan mengontrol biaya bahan.
  • Keamanan pangan & sanitasi: Kepatuhan pada standar keamanan pangan serta kebersihan dapur dan peralatan.
  • Manajemen inventaris: Ketepatan pencatatan stok dan rotasi sesuai FIFO.
  • Pemeliharaan peralatan: Penggunaan dan perawatan peralatan dapur secara bertanggung jawab.

4. KPI untuk kasir

KPI untuk kasir menitikberatkan pada akurasi transaksi, kecepatan pelayanan, dan interaksi dengan pelanggan.

  • Akurasi transaksi: Tingkat kesalahan pencatatan dan kesesuaian saldo kas.
  • Kecepatan layanan: Waktu rata-rata per transaksi.
  • Penanganan uang tunai: Memastikan tidak ada selisih kas dan mengikuti prosedur yang aman.
  • Laporan & dokumentasi: Ketepatan dan kelengkapan laporan penjualan harian.
  • Layanan pelanggan: Keramahan dan kesigapan dalam menjawab pertanyaan atau membantu proses pembayaran.

5. KPI untuk bartender

KPI bartender mencakup kualitas minuman, efisiensi kerja, dan kemampuan meningkatkan penjualan minuman.

  • Kualitas minuman: Konsistensi rasa, tampilan, dan kesesuaian dengan resep.
  • Kecepatan persiapan minuman: Waktu rata-rata dalam menyiapkan pesanan.
  • Efisiensi bahan baku: Mengurangi pemborosan bahan dan mengontrol biaya minuman.
  • Pengetahuan produk: Pemahaman berbagai jenis minuman dan kemampuan memberi rekomendasi.
  • Upselling & cross-selling: Menawarkan minuman premium atau pasangan menu yang sesuai.

Cara membuat penilaian kinerja karyawan restoran

Untuk mengubah setiap indikator sebelumnya menjadi sistem penilaian yang terstruktur, Anda dapat menggunakan tips berikut ini.

1. Buat format penilaian yang rapi dan mudah diakses

Pilih media yang paling praktis untuk tim. Bisa dengan spreadsheet sederhana, dokumen online, atau langsung menggunakan software HR. 

Pastikan tampilannya jelas dan user-friendly, sehingga penilai mudah menggunakannya dan karyawan paham ketika melihat hasilnya.

2. Tetapkan skala penilaian yang konsisten

Gunakan skala yang jelas, misalnya 1–5 atau 1–10, lalu sertakan deskripsi di setiap nilai. Contohnya, 1 berarti “sangat kurang”, 3 berarti “cukup sesuai standar”, dan 5 berarti “sangat baik”. 

Deskripsi ini penting agar semua penilai memiliki standar yang sama dan hasilnya bisa dibandingkan secara objektif.

3. Lengkapi dengan data karyawan yang jelas 

Sebelum penilaian dimulai, pastikan form sudah berisi informasi lengkap seperti nama, jabatan, bagian kerja, masa kerja, dan shift kerja yang biasa dijalani. 

Data ini mempermudah pengelompokan dan analisis, terutama jika ada perbedaan performa antar-shift atau antar-departemen.

4. Lakukan evaluasi berbasis data dan observasi nyata

Penilaian sebaiknya tidak hanya berdasarkan kesan, tapi juga data kerja yang bisa diukur, seperti jumlah pesanan yang dilayani, tingkat kesalahan pesanan, atau waktu penyelesaian tugas. 

Sertakan juga catatan khusus yang menjelaskan alasan di balik nilai yang diberikan. Komentar ini akan membantu karyawan memahami kekuatan mereka dan area yang perlu ditingkatkan.

5. Analisis hasil secara menyeluruh

Setelah semua penilaian terkumpul, olah datanya untuk melihat pola. Misalnya, tren peningkatan performa atau area yang sering bermasalah. Analisis ini bisa dilakukan dengan membandingkan hasil per periode atau antar-karyawan di posisi yang sama.

6. Diskusikan hasil dan tindak lanjuti dengan rencana pengembangan

Hasil penilaian sebaiknya dibahas bersama karyawan dalam sesi one-on-one atau evaluasi tim. 

Gunakan kesempatan ini untuk memberi apresiasi, membahas kendala, dan menyusun rencana pengembangan seperti pelatihan keterampilan, pendampingan khusus, atau penyesuaian tugas. Untuk karyawan berprestasi, jangan lupa mempertimbangkan penghargaan atau insentif agar mereka semakin termotivasi.

Contoh form penilaian kinerja karyawan restoran

Berikut contoh form penilaian kinerja yang bisa digunakan untuk mengukur performa karyawan restoran secara objektif.

Form ini memuat indikator penilaian lengkap, bobot nilai, serta kolom komentar yang memudahkan atasan memberikan feedback. 

Download Form Penilaian Kerja Karyawan Restoran

Cara melakukan penilaian kinerja karyawan restoran

Agar proses penilaian kerja efektif, penilaian sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah yang jelas dan konsisten.

1. Perkenalkan sistem penilaian sejak awal

Jangan tunggu hingga masa review tiba. Kenalkan format penilaian kinerja saat onboarding, jelaskan tujuan, jadwal, dan kriteria yang akan digunakan. 

Dengan begitu, karyawan sudah tahu standar yang diharapkan dan bisa mengarah ke target sejak hari pertama.

2. Jelaskan manfaat penilaian bagi karyawan dan perusahaan

Sampaikan bahwa form penilaian bukan sekadar formalitas, tapi alat untuk melihat progres, memberi feedback, dan menentukan langkah karier seperti promosi, kenaikan gaji, atau program pelatihan.

3. Tetapkan jadwal review yang jelas

Berikan pemberitahuan jauh-jauh hari sebelum periode penilaian dimulai. Untuk sistem penilaian serentak, umumkan ke seluruh tim dan sediakan jadwal booking yang transparan. 

Untuk penilaian individu berdasarkan masa kerja, informasikan secara personal, misalnya saat pertemuan mingguan.

4. Libatkan karyawan dalam self-assessment

Beberapa hari sebelum review, berikan form kosong untuk diisi oleh karyawan sebagai penilaian diri. Ini membantu mereka merefleksikan pencapaian, tantangan, dan target yang ingin diraih.

5. Kumpulkan data dan lakukan evaluasi menyeluruh

Isi form penilaian berdasarkan kombinasi pengalaman langsung, masukan rekan kerja, umpan balik pelanggan, catatan kehadiran, dan data performa seperti penjualan atau produktivitas. Sertakan juga perspektif dari self-assessment karyawan.

6. Bagikan hasil sebelum sesi review

Kirimkan form yang sudah diisi sebelum pertemuan tatap muka. Ini memberi waktu bagi karyawan untuk memahami isi penilaian, mengolah umpan balik, dan menyiapkan pertanyaan atau masukan.

7. Bahas dalam sesi one-on-one

Gunakan pertemuan ini untuk menjelaskan alasan di balik setiap penilaian, memberikan contoh, dan mendengarkan respon karyawan. Pastikan diskusi berlangsung terbuka dan konstruktif.

8. Rancang rencana pengembangan ke depan

Akhiri penilaian dengan kesepakatan langkah selanjutnya. Untuk kinerja yang kurang optimal, buat rencana perbaikan disertai dukungan seperti pelatihan tambahan. 

Bagi karyawan dengan kinerja yang sangat baik, pertimbangkan promosi atau tantangan baru yang bisa mengasah kemampuan mereka lebih jauh.

Metode penilaian kinerja karyawan yang lebih efektif

Penilaian kinerja akan lebih akurat dan transparan jika dibantu teknologi, bukan sekadar form manual. Software HRIS membantu menggabungkan data kehadiran, target kerja, dan laporan atasan dalam satu sistem, sehingga hasilnya minim bias dan mudah diakses.

Untuk restoran, kafe, dan bisnis FnB, Mekari Talenta bisa jadi pilihan tepat karena:

  • Mengotomatisasi proses penilaian kinerja, menghemat waktu, dan mengurangi kesalahan manual.
  • Menyediakan data kinerja yang lengkap dan real-time untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat.
  • Memudahkan akses bagi manajer dan karyawan sehingga proses lebih transparan.

Selain Mekari Talenta, ekosistem Mekari juga punya rangkaian software terintegrasi untuk mengelola HR, keuangan, dan operasional FnB dalam satu platform. Yuk, coba gratis software Mekari sekarang. 

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami