Daftar isi
Mode
2 min read

Efisiensi Anggaran dan Dampaknya pada Pengelolaan Keuangan

strategi pengelolaan keuangan pasca efisiensi

Mekari Insight

  • Pemotongan anggaran berisiko mengurangi kualitas layanan di sektor pendidikan dan kesehatan. Pengelolaan keuangan pribadi yang bijak sangat penting untuk menghadapi dampaknya.
  • Penghematan anggaran hingga Rp 306,7 triliun bisa mengancam lapangan kerja dan daya beli masyarakat. Ini menjadi pengingat untuk lebih cermat dalam mengatur keuangan pribadi.
  • Di tengah kebijakan efisiensi anggaran, pengelolaan keuangan pribadi yang bijak dan cerdas menjadi kunci untuk bertahan dan merencanakan masa depan dengan lebih baik.

Pemerintah Indonesia sedang melakukan efisiensi besar-besaran terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025, sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. 

Targetnya tidak main-main: penghematan sebesar Rp 306,7 triliun. Langkah ini mencerminkan semangat efisiensi negara. 

Tapi, apa dampaknya untuk masyarakat? Dan bagaimana Anda bisa menyikapinya secara bijak dalam keuangan pribadi? Baca lebih lanjut.

Dampak efisiensi anggaran terhadap masyarakat

Menurut Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Celios, efisiensi ini bisa menekan belanja negara hingga 5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)—dan hal ini tentu tidak terjadi dalam ruang hampa. Ada efek domino yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

1. Lapangan kerja terancam

Ketika proyek-proyek besar, seperti infrastruktur, ditunda atau dibatalkan karena anggaran dipangkas, maka peluang kerja pun ikut menghilang. Sektor konstruksi dan industri turunannya bisa terpukul, menyisakan keresahan bagi para pekerja.

2. Pelayanan publik bisa terganggu

Pemotongan anggaran kerap berarti pengurangan tenaga honorer dan pegawai kontrak, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan. Imbasnya? Layanan yang Anda terima bisa jadi lebih lambat, kurang merata, atau kualitasnya menurun.

3. Daya beli melemah

Efisiensi belanja pemerintah bisa membuat perputaran uang di masyarakat jadi lebih lambat. Ini berarti masyarakat akan lebih sulit mengakses barang dan jasa karena pendapatan stagnan, sementara kebutuhan terus berjalan.

4. Ketimpangan di daerah meningkat

Daerah yang bergantung pada transfer anggaran pusat mungkin mengalami stagnasi. Pembangunan tersendat, layanan publik terbatas. Padahal, semangat otonomi daerah adalah agar semua wilayah bisa tumbuh seimbang.

Pentingnya literasi keuangan di era efisiensi

Efisiensi anggaran di tingkat negara memberi pesan penting bagi kita sebagai individu: pengelolaan keuangan bukan pilihan, tapi keharusan. Kalau negara saja dituntut hemat, Anda pun sebaiknya lebih cermat dalam mengatur uang.

Anda mungkin pernah merasa bahwa keuangan pribadi hanya urusan gaji dan belanja. Padahal, kebijakan ekonomi makro seperti ini bisa berdampak nyata—mulai dari harga barang yang naik, peluang kerja yang makin ketat, hingga layanan publik yang menurun.

Solusi: Strategi Keuangan yang Cerdas di Tengah Efisiensi Anggaran!

Di tengah kebijakan efisiensi yang berpotensi menekan ekonomi, masyarakat perlu mengadopsi strategi manajemen keuangan yang tepat. Salah satu langkah terbaik adalah memahami konsep pengelolaan keuangan dan investasi yang cerdas.

Bersama dengan Amanda Dara Kusmajaya, CFP – Chief Operational Officer Yatra Creative Agency di [RECORDED] Smart Money Moves: Your Roadmap to Financial Freedom, Anda akan memahami berbagai hal penting dalam Manajemen Keuangan. 

Tak hanya membahas konsep, namun Anda juga dapat mempelajari contoh dan bagaimana mengelola keuangan yang tepat. Sehingga, Anda dapat memiliki pengetahuan manajemen keuangan dan mempelajari strategi pengelolaan keuangan yang tepat dari ahlinya secara langsung! 

Ikuti kelas financial freedom sekarang!

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami