Daftar isi
Mode
5 min read

Mengenal Risk Assessment Software, Pentingnya & Rekomendasi

risk assessment software

Mekari Insight

  • Banyak bisnis masih pakai cara manual untuk hadapi risiko, padahal satu kesalahan bisa berdampak besar. Risk assessment software bantu deteksi dan cegah sejak awal.
  • Dengan software yang tepat, tim bisa lebih cepat tangani potensi bahaya, patuh regulasi, dan jaga keselamatan tanpa ribet.
  • Laporan otomatis, pemantauan real-time, hingga analisis risiko—semua bisa diakses dalam satu platform, kapan saja, di mana saja.

Di tengah ketidakpastian ekonomi dan lingkungan bisnis yang cepat berubah, perusahaan semakin dihadapkan pada risiko yang tak terduga. Dari bencana alam hingga gangguan operasional, risiko bisa muncul kapan saja dan memberikan dampak besar. 

Masalahnya, banyak perusahaan yang masih mengandalkan metode manual atau tidak terstruktur dalam mengelola risiko, yang membuat mereka rentan terhadap kerugian besar. 

Risk assessment software hadir untuk mengatasi hal ini dengan memberikan solusi yang lebih cepat, akurat, dan terstruktur dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengurangi risiko—membantu perusahaan tetap tangguh dan siap menghadapi tantangan yang ada.

Apa itu risk assessment software?

Risk assessment software adalah alat bantu digital untuk membantu perusahaan mengenali dan menangani hal-hal yang bisa menimbulkan risiko atau kerugian.

Dengan pendekatan yang sistematis dan real-time, software ini membantu tim kerja mengidentifikasi bahaya sejak dini dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

Fitur utamanya adalah:

1. Hazard identification

Fitur ini dipakai untuk melaporkan hal-hal yang berpotensi berbahaya, seperti bahan kimia, alat kerja tertentu, atau limbah beracun. 

Proses pengajuannya bisa disesuaikan dengan alur kerja di perusahaan, termasuk siapa saja yang perlu menyetujui. Biasanya digunakan di industri yang memang akrab dengan risiko fisik atau bahan berbahaya.

Para pengambil keputusan di bidang manajemen risiko di Amerika Utara dan Eropa, mengungkapkan bahwa 41% organisasi telah mengalami tiga atau lebih kejadian risiko kritis dalam setahun terakhir.

Sumber: Laporan SecureFrame 2022

2. Risk analysis, control, and review

Setelah bahaya dilaporkan, fitur ini membantu menganalisis seberapa besar risikonya, bagaimana cara mengatasinya, dan memantau kondisinya secara berkala. 

Dengan tampilan data yang menyeluruh dan mudah dipahami, tim dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat berdasarkan kondisi lapangan.

Manfaat & pentingnya risk assessment software dalam ranah HSE

Dalam ranah HSE atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), risk assessment software berperan penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, patuh regulasi, dan berbasis data. Berikut beberapa manfaat utamanya:

1. Efisiensi dan akurasi

Dengan sistem digital yang terstruktur, proses penilaian risiko menjadi lebih cepat dan minim kesalahan. Hal ini membantu mengurangi human error yang kerap terjadi dalam evaluasi manual.

2. Kepatuhan terhadap regulasi

Software ini membantu perusahaan tetap sesuai dengan standar K3 dan aturan pemerintah yang berlaku. Dokumentasi dan pelaporan pun jadi lebih rapi, sehingga audit eksternal maupun internal bisa dijalankan dengan lebih lancar.

3. Identifikasi dan mitigasi risiko yang lebih baik

Dukungan data analytics memungkinkan deteksi dini terhadap potensi bahaya sebelum berubah menjadi insiden. Tim K3 atau HSE pun bisa mengambil langkah preventif yang lebih tepat waktu dan efektif.

Baca Juga: Cara Membuat Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja Lebih Efisien

4. Pelaporan dan dokumentasi otomatis

Semua informasi terkait risiko tercatat secara otomatis dan bisa diakses kapan saja. Ini sangat membantu dalam proses evaluasi berkala, pelaporan ke manajemen, hingga pengambilan keputusan strategis.

Risk management process

Manajemen risiko bukan proses satu kali, melainkan siklus berkelanjutan yang membantu Anda bersikap proaktif terhadap ketidakpastian. Berikut empat tahap utamanya:

1. Identifikasi risiko

Langkah awal dari manajemen risiko adalah mengenali berbagai potensi risiko yang bisa mengganggu jalannya proyek atau aktivitas organisasi. Proses ini melibatkan: 

  • Sesi brainstorming dengan berbagai pemangku kepentingan
  • Penggunaan checklist risiko yang umum terjadi
  • Analisis data dari kejadian atau proyek sebelumnya

Anda juga bisa mengandalkan: 

  • Pandangan para ahli
  • Melakukan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat)
  • Menggali akar masalah dari risiko yang mungkin terjadi

Semua temuan ini kemudian didokumentasikan secara rapi untuk memastikan tidak ada potensi bahaya yang terlewat.

Hasil dari tahap ini adalah daftar lengkap potensi risiko yang sudah diidentifikasi dan siap untuk dianalisis lebih lanjut.

2. Penilaian risiko

Setelah risiko teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menilai seberapa besar kemungkinan risiko tersebut terjadi dan seberapa besar dampaknya. Penilaian bisa dilakukan secara: 

  • Kualitatif: Memberikan skor seperti tinggi, sedang, atau rendah untuk setiap risiko, lalu divisualisasikan dalam bentuk matriks risiko
  • Kuantitatif: Menggunakan metode statistik seperti distribusi probabilitas, simulasi Monte Carlo, atau analisis pohon keputusan. Melalui pendekatan ini, Anda juga bisa menghitung eksposur risiko dengan rumus: kemungkinan x dampak

Hasil dari tahap ini adalah daftar risiko yang telah diprioritaskan berdasarkan tingkat keparahan dan urgensinya, sehingga memudahkan penentuan strategi penanganan yang tepat.

3. Penanganan risiko

Tahap ini bertujuan untuk menyusun strategi yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya risiko atau meminimalkan dampaknya. Strateginya bisa berupa: 

  • Menghindari risiko dengan mengubah rencana kerja
  • Mentransfer risiko ke pihak ketiga seperti asuransi
  • Mengurangi potensi dampak melalui kontrol tambahan
  • Menerima risiko dengan catatan sudah ada rencana darurat jika hal tersebut benar-benar terjadi

Semua strategi yang dipilih perlu dituangkan dalam rencana penanganan risiko, lengkap dengan siapa yang bertanggung jawab dan apa saja langkah yang harus dilakukan.

Hasil dari tahap ini adalah dokumen rencana penanganan risiko yang jelas dan terstruktur, yang siap diimplementasikan saat diperlukan.

4. Pemantauan risiko

Proses manajemen risiko tidak berhenti sampai strategi disusun—risiko tetap harus dipantau secara berkala. Tujuannya adalah memastikan bahwa strategi yang diterapkan berjalan efektif, serta bisa mengenali risiko-risiko baru yang mungkin muncul seiring waktu. 

Kegiatan ini bisa dilakukan melalui: 

  • Review rutin
  • Pemantauan KPI (key performance indicators)
  • Analisis deviasi antara rencana dan realisasi
  • Menjaga komunikasi yang terbuka dengan seluruh pemangku kepentingan
  • Memperbarui daftar risiko (risk register) agar selalu relevan.

Hasil dari tahap ini adalah risk register yang terbarui, laporan kondisi risiko terkini, serta rekomendasi atau penyesuaian strategi jika dibutuhkan.

Agar seluruh proses manajemen risiko berjalan lebih efisien, penggunaan risk assessment software sangat membantu. 

Semua tahapan—dari identifikasi hingga pemantauan—bisa dilakukan secara otomatis, real-time, dan minim human error. Tidak hanya efisien, tapi juga membantu ambil keputusan lebih cepat, lebih cerdas, dan tetap patuh regulasi tanpa ribet.

Cara memilih risk assessment software

Berikut adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar bisa memilih risk assessment software yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan:

1. Sesuaikan dengan kebutuhan industri dan skala perusahaan

Perusahaan dengan risiko tinggi, seperti yang bergerak di industri pertambangan, manufaktur, atau konstruksi, membutuhkan software dengan fitur yang lebih kompleks. 

Sebaliknya, perusahaan di sektor jasa mungkin membutuhkan software yang lebih sederhana. 

Pastikan software yang dipilih dapat menangani jumlah pengguna dan volume data yang besar, terutama jika perusahaan Anda memiliki banyak lokasi operasional.

2. Pastikan kepatuhan dengan regulasi HSE di Indonesia

Ada baiknya bila software mendukung kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku di Indonesia, seperti:

  • Permenaker No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3.
  • ISO 45001, yang merupakan standar internasional untuk sistem manajemen K3.
  • OHSAS 18001, jika masih digunakan di beberapa perusahaan.

Selain itu, penting untuk memilih software yang dilengkapi dengan fitur otomatisasi pelaporan, yang memudahkan saat audit dan inspeksi regulasi.

3. Evaluasi fitur utama yang ditawarkan

Pastikan software yang Anda pilih memiliki fitur yang efektif, seperti:

  • Automated risk identification & scoring: Sistem yang bisa mengidentifikasi dan memberikan skor risiko berdasarkan kemungkinan terjadinya dan dampaknya.
  • Regulatory compliance tracking: Memantau sejauh mana perusahaan Anda mematuhi peraturan keselamatan kerja yang berlaku.
  • Real-time reporting & dashboard: Memungkinkan akses laporan dan analisis risiko kapan saja, sehingga keputusan bisa diambil dengan cepat.
  • Mobile accessibility: Memberikan kemudahan bagi tim untuk melakukan inspeksi risiko langsung di lapangan lewat aplikasi mobile.
  • Integrasi dengan sistem lain: Memastikan software bisa terintegrasi dengan ERP, IoT, atau sistem pemantauan K3 lainnya yang digunakan perusahaan.
Baca Juga: Pentingnya Aplikasi K3 Perusahaan Beserta Rekomendasi

4. Kemudahan penggunaan dan implementasi

Pilih software yang memiliki antarmuka pengguna yang mudah dipahami (user-friendly). Pastikan vendor menyediakan pelatihan dan dukungan teknis agar implementasi berjalan lancar. 

Jika memungkinkan, pilih software berbasis cloud, sehingga bisa diakses dari berbagai perangkat tanpa perlu instalasi yang rumit.

5. Fleksibilitas dan skalabilitas software

Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan software yang dapat berkembang bersama bisnis. 

Pastikan software yang dipilih modular atau customizable, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang berubah seiring waktu.

6. Bandingkan harga dan ROI (Return on Investment)

Perhatikan biaya lisensi, biaya implementasi, dan biaya tambahan lainnya seperti maintenance atau upgrade. 

Pilih software yang memberikan nilai tambah seperti pengurangan kecelakaan kerja, efisiensi dalam audit, dan kepatuhan regulasi yang lebih baik, untuk memastikan return on investment yang optimal.

Rekomendasi risk assessment software untuk manajemen risiko

Dalam menghadapi tantangan manajemen risiko, Mekari Officeless hadir sebagai solusi yang tepat dengan fitur risk assessment yang lengkap dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dari berbagai industri. 

Dengan solusi HSE yang terkurasi dengan baik, software ini tidak hanya siap pakai, tetapi juga fleksibel untuk diubah sesuai karakteristik dan dinamika operasional perusahaan Anda. 

Mekari Officeless telah terbukti diandalkan oleh perusahaan-perusahaan ternama seperti PT Geo Dipa Energi dan PT Riung Mitra Lestari, yang telah merasakan manfaatnya dalam meningkatkan keamanan, kepatuhan regulasi, dan efisiensi operasional. 

Jika Anda mencari alat yang dapat menyederhanakan dan memperkuat proses manajemen risiko, Mekari Officeless adalah pilihan yang tepat.

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami