5 min read

Core Banking System: Cara Kerjanya dan Contoh di Indonesia

mekari core banking system featured image

Core banking system, dengan CORE yang merupakan singkatan dari Centralized Online Real-time Environment, adalah sistem utama yang digunakan bank untuk mengelola transaksi dan layanan secara terpusat dan real-time di seluruh jaringan cabangnya.

Apa saja fungsi core banking system? 

  • Nasabah dapat membuka rekening, setor, tarik uang, dan mengurus pinjaman dari cabang mana saja.
  • Mengintegrasikan berbagai produk perbankan seperti tabungan, deposito, dan kartu kredit agar operasional bank berjalan lebih efisien
  • Bank dapat mengelola data dan transaksi nasabah dengan aman dan cepat, sekaligus membantu bank memenuhi aturan dan menjaga keamanan layanan. 

Core banking system membuat proses perbankan lebih terorganisir dan terhubung antar cabang.

Cara kerja core banking system

Core banking system bekerja dengan mengintegrasikan berbagai aktivitas perbankan seperti pengelolaan rekening, transfer uang, pemrosesan pinjaman, dan manajemen risiko dalam satu sistem terpusat. 

Sistem ini mengumpulkan data nasabah dan transaksi, kemudian memproses dan menyelesaikan transaksi secara real-time. 

Beberapa tahapan utama cara kerja core banking system meliputi:

  • Input data transaksi dari nasabah melalui ATM, internet banking, atau cabang.
  • Verifikasi dan validasi data untuk memastikan keakuratan.
  • Proses dan penyelesaian transaksi, seperti transfer dan penarikan.
  • Manajemen risiko dengan memantau aktivitas mencurigakan.
  • Pelaporan keuangan dan pengawasan kepada pihak internal dan regulator.

Sistem ini biasanya berjalan di pusat data yang aman, baik lokal maupun berbasis cloud, dengan perlindungan dari firewall untuk menjaga keamanan data.

Pentingnya core banking system bagi perbankan Indonesia

Core banking system memegang peran penting dalam memperluas akses layanan perbankan di Indonesia yang memiliki wilayah luas dan populasi besar. 

Sistem ini membantu bank menjangkau daerah terpencil, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat daya saing di tengah persaingan dengan fintech dan pemain global. Selain itu, penerapan core banking modern sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong inklusi keuangan dan cashless society.

Manfaat utama bagi perbankan Indonesia meliputi:

  • Mempercepat layanan digital seperti pembukaan rekening, transfer, dan pinjaman online.
  • Mengurangi biaya operasional melalui proses yang terotomasi.
  • Memastikan keamanan dan konsistensi layanan di seluruh cabang.
  • Meningkatkan loyalitas nasabah melalui kemudahan dan kecepatan layanan.

Beberapa bentuk adaptasi core banking system dalam layanan sehari-hari dapat dilihat pada proses pembayaran seamless melalui QRIS serta hadirnya bank digital berbasis lifestyle yang menawarkan fitur sesuai kebutuhan nasabah modern.

Fitur utama core banking system

Core banking system memiliki berbagai fitur yang memastikan layanan perbankan berjalan real-time, aman, dan efisien di seluruh cabang maupun platform digital. 

Fitur-fitur utamanya meliputi:

  • Manajemen akun: Akses cepat dan aman untuk melihat saldo, riwayat transaksi, dan mengatur detail rekening.
  • Transaksi harian: Penarikan, transfer, pembayaran tagihan, dan pertukaran mata uang secara real-time.
  • Pemrosesan pinjaman: Peninjauan aplikasi kredit, penjadwalan cicilan, dan kalkulasi bunga otomatis.
  • Onboarding dengan KYC: Pembukaan rekening baru dengan verifikasi identitas yang aman.
  • Keamanan berlapis: Termasuk autentikasi dua faktor untuk melindungi data sensitif.
  • Perbankan digital: Akses melalui aplikasi mobile atau web, dilengkapi notifikasi transaksi.
  • Manajemen hubungan pelanggan: Penyimpanan data nasabah yang aman dan pembuatan laporan sesuai kebutuhan.
  • Dashboard terpusat: Tampilan real-time bagi bank dan nasabah untuk memantau layanan dan menyelesaikan masalah dengan cepat.

Dampak dan keuntungan core banking system untuk nasabah dan bankers

Penerapan core banking system tidak hanya mengubah cara bank beroperasi, tetapi juga membawa dampak langsung bagi nasabah dan karyawan bank. 

Dampak bagi nasabah

  • Akses layanan 24/7 dan lintas cabang: Core banking memungkinkan nasabah mengakses rekening dan bertransaksi dari mana saja, baik melalui cabang, ATM, maupun aplikasi digital tanpa terbatas lokasi.
  • Transaksi real-time dan seamless: Semua transaksi, seperti transfer, pembayaran, atau top-up e-wallet, diproses instan dengan saldo dan detail rekening yang selalu diperbarui.
  • Lebih banyak produk dan layanan inovatif: Memungkinkan peluncuran cepat produk seperti tabungan digital, investasi mikro, hingga pembayaran QRIS yang mudah diakses lewat digital banking.
  • Keamanan data lebih baik: Sistem terintegrasi memudahkan penerapan multi-layer security untuk melindungi data dari risiko fraud atau kebocoran.

Dampak bagi karyawan bank

  • Efisiensi kerja tinggi: Operasi harian, pembuatan laporan, dan verifikasi data menjadi otomatis dan terstandarisasi, mengurangi risiko human error.
  • Fokus pada layanan konsultatif: Waktu yang sebelumnya tersita untuk administrasi bisa dialihkan ke layanan bernilai tambah seperti konsultasi keuangan atau relationship management.
  • Mudah mengelola data dan regulasi: Mempermudah integrasi pelaporan ke OJK, BI, dan penyesuaian terhadap regulasi baru melalui update sistem terpusat.
  • Peluang pengembangan karier digital: Membuka kesempatan di bidang teknologi, keamanan siber, dan customer experience digital seiring meningkatnya kebutuhan keterampilan digital dan analisis data.

Contoh nyata implementasi core banking system di perbankan Indonesia

Beberapa bank besar di Indonesia telah sukses mengimplementasikan dan beradaptasi dengan core banking system, antara lain:

BankStrategi adaptasi core bankingDampak dan hasil
Bank MandiriMengadopsi Red Hat OpenShift untuk membangun pondasi berbasis microservices dan API, mendukung super‑app Livin’ by MandiriMenyampaikan fitur baru ke 13 juta+ pengguna dalam waktu < 1 jam, uptime ~99,95%, throughput hingga puluhan ribu request/detik 
BCA SyariahGo‑live dengan Vault Core (platform core banking cloud-native dari Thought Machine) untuk mempercepat peluncuran produk syariah digitalTelah meluncurkan produk seperti tabungan Wadiah, top-up e‑wallet, dan setoran Haji online; membantu adaptasi cepat terhadap regulasi baru 
Bank SulutGoMengimplementasikan OLIBs (Online Integrated Banking System) dari PT Collega Inti Pratama, sistem core banking parametris yang juga mencakup switching ATM dan data center fleksibelMeningkatkan validitas data dan kinerja integrasi ATM, memperlancar pelaporan regulator dan memberi fleksibilitas untuk inovasi produk digital hingga tingkat BPD lokal 

Jenis jenis core banking system

Berdasarkan cara penempatan dan pengelolaan infrastrukturnya, core banking system umumnya terbagi menjadi dua jenis utama:

1. On-premise core banking

Jenis ini dijalankan di infrastruktur milik bank sendiri, biasanya di data center internal. Keunggulannya, pihak bank memiliki kendali penuh atas konfigurasi, keamanan, dan penyesuaian sistem sesuai kebutuhan spesifik. 

Meski begitu, on-premise membutuhkan investasi awal yang besar untuk perangkat keras, biaya pemeliharaan, serta tim IT internal yang andal.

2. Cloud-based core banking

Sistem ini di-host di server berbasis cloud, baik melalui penyedia layanan pihak ketiga maupun model Cloud as a Service dengan pembayaran sesuai penggunaan. Pendekatan ini menawarkan fleksibilitas tinggi, skalabilitas yang mudah, serta pembaruan sistem yang lebih cepat tanpa perlu infrastruktur fisik besar. 

Beberapa bank juga mengadopsi model hybrid cloud untuk menggabungkan keamanan on-premise dengan efisiensi cloud.

Tantangan implementasi core banking system

Penerapan core banking system biasanya juga membawa sejumlah tantangan, di antaranya:

1. Infrastruktur teknologi dan integrasi sistem

Banyak bank, khususnya skala kecil seperti BPR, masih terkendala pada infrastruktur IT, mulai dari perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, hingga sistem lama (legacy system) yang sulit terhubung dengan core banking baru. 

Gangguan seperti kerusakan perangkat, suplai listrik yang tidak stabil, atau kesalahan operasional juga dapat memengaruhi kelancaran sistem.

2. Kualitas sistem dan vendor

Pemilihan vendor core banking menjadi faktor penentu keberhasilan implementasi. Solusi yang ditawarkan harus sesuai kebutuhan bisnis, memiliki kualitas tinggi, mudah dirawat, serta mampu berkembang mengikuti kebutuhan bank. 

Risiko seperti kegagalan migrasi data atau masalah kompatibilitas bisa berujung pada terganggunya operasional, sehingga diperlukan tim IT dan manajemen proyek yang berpengalaman.

3. Sumber daya manusia dan manajemen perubahan

Keterbatasan tenaga IT yang memahami pengoperasian, pemeliharaan, dan pengembangan core banking sering menjadi hambatan. 

Perubahan teknologi juga menuntut pelatihan intensif dan peningkatan kompetensi digital agar pegawai dapat menyesuaikan diri dengan alur kerja yang baru.

4. Keamanan data dan risiko siber

Meningkatnya digitalisasi perbankan diikuti pula oleh ancaman keamanan, seperti kebocoran data, serangan siber, dan potensi penipuan transaksi. 

Bank perlu menerapkan perlindungan berlapis dengan sistem keamanan yang terus diperbarui untuk menjaga data nasabah dan kepercayaan publik.

5. Literasi digital nasabah dan adopsi layanan

Rendahnya tingkat literasi digital di Indonesia membuat adopsi layanan perbankan digital berjalan lambat. 

Sebagian nasabah tetap memilih metode konvensional, sehingga pemanfaatan core banking belum maksimal untuk mendorong efisiensi dan peningkatan pengalaman pengguna.

6. Kepatuhan regulasi dan standarisasi pelaporan

Core banking system harus selalu selaras dengan regulasi OJK, BI, dan standar pelaporan keuangan yang kerap berubah. 

Pembaruan sistem secara berkala untuk menjaga kepatuhan menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi bank yang memiliki sumber daya terbatas.

Rekomendasi software perbankan berbasis cloud

Bagi perbankan yang ingin memaksimalkan implementasi core banking system, dukungan ekosistem software yang tepat menjadi kunci agar operasional bisnis berjalan efisien dan terintegrasi. 

Mekari menawarkan rangkaian solusi berbasis cloud yang dapat melengkapi dan memperkuat core banking, mencakup:

  • Manajemen nasabah untuk menjaga hubungan dan meningkatkan pelayanan.
  • Manajemen operasional keuangan & pajak yang membantu memastikan kepatuhan dan efisiensi proses administrasi.
  • Manajemen karyawan & HR untuk mengelola SDM secara efektif.
  • Loan origination system (LOS) guna mempercepat proses persetujuan pinjaman.
  • Sistem loan channeling untuk mendukung penyaluran kredit secara optimal.
  • Manajemen kontrak agar pengelolaan perjanjian bisnis lebih terstruktur dan terdokumentasi dengan baik.

Dengan mengadopsi ekosistem Mekari, bank dapat meningkatkan produktivitas, memperkuat keamanan data, dan memberikan layanan yang lebih responsif kepada nasabah. Pelajari selengkapnya di software bank.

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami