Mekari Insight
- Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Migas (SMKM) memastikan operasional industri migas berjalan aman, meminimalkan risiko kecelakaan, dan menjaga kepatuhan terhadap regulasi.
- Penggunaan software khusus dapat mengotomatiskan pelaporan, audit, dan analisis risiko, menjadikan proses lebih efisien, akurat, dan berbasis data real-time.
- Mekari Officeless menawarkan custom software dengan fitur pelaporan, audit inspeksi, serta analisis risiko untuk meningkatkan efektivitas dan transparansi dalam penerapan SMKM.
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Migas (SMKM) adalah kerangka yang memastikan kegiatan operasional di industri migas berjalan dengan aman dan meminimalkan risiko bagi pekerja dan lingkungan.
Mengingat tingginya risiko dalam sektor ini, audit SMKM secara rutin sangat penting untuk memastikan keselamatan tetap terjaga dan standar keselamatan terus dipenuhi.
Audit yang efektif membantu mendeteksi masalah sejak dini, serta meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi. Simak proses penerapan dan alat yang tepat untuk mempermudah prosesnya.
Tiga pilar keselamatan kerja di industri migas
Ketiga pilar ini mengatasi berbagai aspek manajemen risiko untuk meminimalkan kecelakaan dan menciptakan lingkungan kerja yang aman. Berikut penjelasan mengenai setiap pilar dan keterkaitannya:
1. Operational safety
Keselamatan dalam operasi harus berdasarkan pada risiko yang ada. Setiap aktivitas berbahaya, seperti bekerja di ketinggian atau pengelasan, harus memiliki prosedur yang jelas dan aman.
Program pencegahan kecelakaan penting untuk mengurangi potensi bahaya sesuai dengan jenis industri.
2. Sistem manajemen
Keberhasilan K3 membutuhkan sistem manajemen yang baik dan konsisten, seperti prosedur yang terorganisir, pengendalian dokumen, serta komunikasi yang jelas.
Sistem yang efektif membantu mengelola risiko dan memastikan keselamatan diterapkan dengan baik di seluruh perusahaan.
3. Behavior approach
Pendekatan keselamatan berbasis perilaku fokus pada memperbaiki sikap dan kebiasaan karyawan untuk menghindari kecelakaan.
Program yang dibuat dengan approach ini melibatkan seluruh elemen perusahaan untuk menciptakan budaya keselamatan yang kuat dan berkelanjutan.
Lingkup penerapan SMKM
Lingkup penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Minyak dan Gas Bumi (SMKM) mencakup berbagai aspek yang dirancang untuk memastikan keselamatan operasional, lingkungan, dan pekerja.
1. Kepemimpinan, komitmen, kebijakan, dan pengorganisasian
Berikut adalah penjelasan dari empat lingkup utama ini.
- Kepemimpinan: Pimpinan perusahaan harus memberi contoh dengan komitmen yang kuat terhadap keselamatan. Mereka harus aktif menunjukkan kepedulian keselamatan dan menjadi teladan bagi semua.
- Kebijakan: Kebijakan keselamatan harus jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat. Tujuan dan sasaran keselamatan perlu disampaikan secara terbuka agar semua orang tahu peran mereka.
- Pengorganisasian: Struktur organisasi harus mendukung pelaksanaan kebijakan keselamatan. Termasuk pembentukan tim atau komite khusus yang mengawasi dan memastikan kebijakan keselamatan dijalankan dengan baik.
2. Manajemen risiko
Proses ini bertujuan untuk menemukan dan mengurangi potensi bahaya yang dapat mengganggu keselamatan dalam operasional. Semua risiko harus dianalisis dengan hati-hati dan tindakan pengendalian yang tepat perlu diambil.
3. Manajemen operasional
Keselamatan harus terintegrasi dalam kegiatan sehari-hari. Setiap kegiatan operasional harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Selain itu, pemeriksaan berkala dan evaluasi kinerja juga dilakukan untuk menghindari kecelakaan kerja.
4. Manajemen aset dan instalasi
Aset dan peralatan harus dikelola dengan baik untuk memastikan semuanya dalam kondisi yang aman dan dapat diandalkan. Pemeliharaan rutin sangat penting untuk mengurangi risiko kerusakan atau kegagalan peralatan.
5. Pelatihan, komunikasi, dan budaya
Pekerja perlu dilatih tentang prosedur keselamatan agar mereka bisa bertindak dengan benar saat menghadapi situasi berbahaya. Budaya keselamatan juga perlu dibangun melalui komunikasi yang baik dan melibatkan seluruh anggota organisasi.
6. Manajemen pengamanan
Semua ancaman keamanan, baik dari luar maupun dalam perusahaan, harus dikelola dengan sistem yang terorganisir. Kebijakan pengamanan harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi untuk melindungi fasilitas dari gangguan.
7. Manajemen tanggap darurat dan kondisi krisis
Perusahaan harus memiliki rencana tanggap darurat yang jelas untuk menghadapi kejadian tak terduga seperti bencana alam atau kecelakaan besar. Simulasi dan pelatihan rutin penting untuk memastikan kesiapan tim dalam menghadapi krisis.
8. Insiden dan jaminan pemenuhan
Setiap insiden harus diselidiki dengan seksama untuk mengetahui penyebabnya dan mencegah terulang kembali. Tindakan korektif dan preventif akan diambil agar standar keselamatan tetap terpenuhi.
9. Pemantauan dan pengukuran kinerja
Kinerja keselamatan perlu dipantau secara berkala menggunakan indikator yang jelas. Hasil pemantauan ini akan digunakan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan dan memastikan sistem manajemen keselamatan berjalan dengan efektif.
10. Audit dan tinjauan manajemen
Audit internal harus dilakukan secara rutin untuk memastikan implementasi SMKM sesuai dengan standar yang berlaku. Tinjauan manajemen dilakukan untuk mengevaluasi hasil audit dan merencanakan perbaikan dalam sistem secara strategis.
Tahapan proses audit penerapan SMKM
Berikut adalah rangkaian proses pelaksanaan audit penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Minyak dan Gas Bumi (SMKM).
1. Permulaan
Tahap awal yang meliputi penentuan kelayakan pelaksanaan audit, penunjukan ketua dan tim audit, penetapan tujuan dan kriteria audit, serta pelaksanaan kontak awal dengan pihak terkait untuk memastikan kesiapan audit.
2. Peninjauan dokumen
Pada tahap ini, dokumen sistem manajemen yang ada akan ditinjau untuk memastikan bahwa dokumen tersebut memenuhi kriteria dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Persiapan kunjungan lapangan
Persiapan ini mencakup penyusunan rencana kunjungan lapangan, penugasan tim lapangan, serta persiapan dokumen kerja yang diperlukan selama kegiatan audit di lapangan.
4. Pelaksanaan kegiatan lapangan
Proses ini meliputi rapat pembukaan untuk memulai audit, komunikasi yang berlangsung selama audit, pengumpulan serta verifikasi informasi yang diperoleh.
Setelah itu, temuan-temuan yang ditemukan akan dirumuskan, dilanjut dengan penyusunan kesimpulan, dan akhirnya rapat penutupan sebagai tahap akhir kegiatan lapangan.
5. Penyusunan dan penyampaian laporan
Setelah kegiatan lapangan selesai, tahap ini mencakup penyiapan laporan hasil audit yang telah disahkan, dan penyampaian laporan kepada pihak terkait untuk ditindaklanjuti.
6. Penyelesaian
Tahapan ini melibatkan penyelesaian semua proses administrasi yang berkaitan dengan hasil audit, termasuk pemrosesan dokumen dan penutupan audit secara resmi.
7. Tindak lanjut dan rekomendasi
Tahap terakhir adalah memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan dalam hasil audit diimplementasikan dengan baik untuk perbaikan berkelanjutan dalam penerapan SMKM.
Rekomendasi alat untuk reporting & audit penerapan SMKM lebih praktis
Kesimpulannya, seluruh tahapan audit dan reporting penerapan SMKM dapat dipermudah dengan sistem digital yang mengintegrasikan semua aktivitas SMKM dalam satu dashboard, menghasilkan laporan komprehensif secara otomatis.
Mekari Officeless dapat menyediakan solusi custom software untuk mempermudah proses audit SMKM. Anda dapat menggunakan software dengan fitur-fitur utama seperti:
- Pelaporan dan analisis: Analisis data otomatis dan pembuatan laporan untuk memantau performa K3 serta mengidentifikasi tren untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat.
- Audit dan inspeksi: Menjadwalkan, melaksanakan, dan mendokumentasikan audit serta inspeksi untuk memastikan keselamatan dan kepatuhan.
- Analisis risiko: Memudahkan identifikasi dan prioritisasi risiko yang mungkin terjadi di tempat kerja.
Dengan menggunakan software ini, perusahaan dapat melaksanakan audit SMKM secara lebih efisien, praktis, dan berbasis data.
Referensi
Kementerian ESDM. ”Pedoman Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Migas”
PPSDM Migas. ”Rahasia Budaya Kerja Industri Migas”