Daftar isi
5 min read

10 Aplikasi Logistik yang Bisa Dibuat dengan Low Code No Code

sistem logistik custom

Mekari Insight

  • Meski sudah banyak aplikasi logistik di pasaran, hampir setengah perusahaan masih butuh solusi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. 
  • Low code no code memberi kebebasan tim logistik untuk membangun aplikasi sendiri tanpa ribet coding, mulai dari pengelolaan armada, tracking pengiriman, sampai pengelolaan dokumen. 
  • Platform low code no code dan custom software terbaik seperti Mekari Officeless memudahkan pembuatan dan pengembangan aplikasi logistik secara mandiri.

Meski banyak aplikasi logistik siap pakai di pasaran, studi internal Mekari menunjukkan bahwa 40% perusahaan masih membutuhkan solusi yang lebih fleksibel dan bisa disesuaikan. 

Platform low code no code hadir sebagai jawaban. LCNC memungkinkan tim bisnis untuk membangun aplikasi logistik sendiri, tanpa coding. Lebih cepat, hemat biaya, dan mudah dikelola. 

Artikel ini akan membahas lebih lanjut 10 contoh aplikasi logistik yang bisa dibuat dengan low code no code. Yuk, simak!

Apa itu low code no code?

Low code dan no code adalah pendekatan pengembangan aplikasi yang memungkinkan siapa pun, baik tim teknis maupun non-teknis, untuk membangun sistem berbasis web atau mobile tanpa harus menulis kode secara manual.

Dengan interface visual dan komponen drag and drop, pengguna bisa merancang alur kerja, dashboard, hingga sistem berbasis web atau mobile secara cepat. 

Bagaimana cara kerja low code no code?

Platform low code dan no code umumnya menyediakan pustaka komponen seperti form input, notifikasi, database, dan integrasi API yang dapat disusun secara visual. 

Pengguna tinggal memilih elemen yang dibutuhkan, mengatur alurnya, lalu melihat hasilnya secara langsung. 

Karena tidak memerlukan pemahaman teknis mendalam, proses perancangan aplikasi menjadi lebih cepat dan iteratif, bahkan dapat dilakukan langsung oleh divisi yang paling memahami proses bisnisnya.

Baca Juga: Alternatif Business Process Management yang Lebih Efisien

Keuntungan menggunakan low code no code untuk sistem logistik

Low code no code membuka peluang besar untuk berbagai industri, salah satunya logistik, untuk menyederhanakan dan mengoptimalkan pembuatan sistem logistik. 

Berikut 5 poin keuntungan paling signifikan dari penggunaan low code no code dalam sistem logistik, disajikan dalam format bullet point yang ringkas dan profesional:

  • Mempercepat digitalisasi sistem logistik: Tim operasional dapat membangun solusi digital sendiri tanpa harus menunggu pengembangan dari tim IT, sehingga proses manual bisa langsung diotomatisasi.
  • Meningkatkan efisiensi dan kolaborasi: Aktivitas seperti approval pengiriman, inspeksi gudang, hingga pelacakan armada dapat dikelola dalam satu sistem terpusat, memperlancar koordinasi antar tim.
  • Hemat biaya pengembangan: Aplikasi logistik dapat dibuat tanpa memulai dari nol, mengurangi ketergantungan pada developer eksternal dan menekan biaya pengelolaan sistem.
  • Time-to-market lebih cepat: Solusi bisa dirancang dan diimplementasikan dalam hitungan hari, ideal untuk bisnis logistik yang perlu beradaptasi cepat.
  • Pengalaman pelanggan lebih baik: Integrasi sistem memungkinkan pelanggan mendapat update pengiriman secara real-time, mendorong kepuasan dan kepercayaan yang lebih tinggi.
Baca Juga: 15 Contoh Penerapan Low-Code Development di Berbagai Industri

1. Transportation Management System (TMS)

Mengelola pengiriman dan armada dalam jumlah besar seringkali jadi tantangan tersendiri. Banyak perusahaan logistik masih mengandalkan spreadsheet, email, atau aplikasi terpisah yang membuat proses perencanaan hingga eksekusi jadi tidak efisien.

Dengan LCNC, perusahaan bisa membangun sistem TMS yang mengatur rute, armada, waktu pengiriman, hingga muatan secara otomatis. Misalnya: 

  • Form digital untuk jadwal armada
  • Sistem pengingat servis kendaraan
  • Dashboard pemantauan rute

Karena dibuat melalui platform visual, sistem ini bisa disesuaikan langsung oleh tim operasional yang paling memahami kondisi di lapangan, tanpa bergantung penuh pada tim developer.

2. Order Management System (OMS)

order management system

Seringkali, masalah dalam pengiriman justru dimulai dari pemesanan. Entah karena informasi yang tidak sinkron, status order yang tidak jelas, atau keterlambatan input data. Masalah ini biasanya muncul karena data tersebar di banyak sistem, dan proses approval terlalu panjang.

Dengan platform LCNC, OMS bisa dibangun agar terintegrasi langsung dengan tim sales, gudang, dan pengiriman. 

Misalnya, saat ada pemesanan, sistem bisa otomatis mengecek ketersediaan barang, membuat ID pengiriman, dan menginformasikan ke tim terkait secara real-time. 

3. Fleet Management System

Mengelola armada kendaraan secara efektif bukan perkara mudah. Apalagi jika jumlahnya banyak dan tersebar di berbagai wilayah. Koordinasi, pemeliharaan, hingga monitoring sering kali terhambat karena kurangnya visibilitas data.

LCNC membantu tim membangun fleet management system yang memuat status armada, lokasi kendaraan, hingga riwayat servis dan konsumsi bahan bakar. 

Tim operasional bisa membuat formulir pelaporan kerusakan, tracking kendaraan via GPS, atau reminder otomatis untuk maintenance rutin.

4. Delivery Tracking System

Pelanggan biasanya selalu ingin tahu di mana barang mereka berada dan kapan sampai. Tanpa sistem tracking yang real-time, tim CS bisa kewalahan menjawab pertanyaan yang sama setiap hari.

Dengan bantuan LCNC, sistem pelacakan bisa dibuat sesuai alur pengiriman yang dimiliki perusahaan. Misalnya: input lokasi terakhir dari kurir, integrasi dengan GPS, dan notifikasi otomatis ke pelanggan melalui WhatsApp atau email. 

Prosesnya cepat, dan platform bisa diintegrasikan langsung dengan TMS atau OMS yang sudah ada.

5. Document Management System

Jumlah dokumen logistik mulai dari surat jalan, invoice, hingga dokumen ekspor bisa sangat banyak, dan seringkali masih dikelola manual. Risiko hilang, lupa, atau tertumpuk di email pastinya sangat besar.

Apabila Anda menggunakan low code no code, tim dapat membangun sistem penyimpanan dokumen digital terpusat. Contohnya: upload dokumen via mobile, tagging dokumen berdasarkan proyek atau pelanggan, approval digital, hingga notifikasi tenggat waktu. 

Proses ini tidak hanya mempercepat alur administrasi, tapi juga mempermudah audit dan compliance.

6. Reverse Logistics Management System

Reverse Logistics Management System
Sumber: Newcastle Systems

Barang retur, klaim garansi, atau pengelolaan limbah logistik seringkali jadi prioritas rendah, padahal dampaknya besar terhadap reputasi dan efisiensi biaya. Tanpa sistem yang jelas, proses retur bisa memakan waktu lama dan membingungkan pelanggan.

Sistem retur bisa dibangun dengan LCNC, dengan alur yang sesuai kebutuhan perusahaan: pelanggan mengisi form retur, tim validasi menerima notifikasi, dan status klaim bisa dipantau real-time. Formulir, tracking, dan approval dapat diintegrasikan dalam satu tampilan.

7. Customs & Compliance Management System

Mengurus dokumen ekspor-impor itu rumit. Banyak formulir, regulasi berubah, dan proses manual yang membuat waktu terbuang.

LCNC bisa dimanfaatkan untuk membuat sistem pelaporan yang sesuai kebutuhan: validasi form ekspor, upload dokumen kepabeanan, approval berlapis, dan tracking proses perizinan. 

8. Freight Forwarding Management System

Untuk logistik lintas negara, pengelolaan pengiriman multimoda bisa sangat kompleks.  Ini termasuk booking kontainer, dokumen ekspor, hingga tracking antar pelabuhan atau bandara.

Dengan LCNC, perusahaan bisa merancang sistem end-to-end yang mengintegrasikan semua proses tersebut.  

Bahkan bisa dikembangkan fitur khusus seperti approval biaya pengiriman, manajemen vendor, atau form koordinasi antaragen. Proses ini fleksibel dan bisa diadaptasi seiring bertambahnya skala operasional.

9. Route Optimization Software

Route Optimization Software
Sumber: BlueArrow Telematics

Menghitung rute paling efisien tidak cukup hanya mengandalkan Google Maps. Rute harus mempertimbangkan banyak faktor: jenis kendaraan, muatan, prioritas pengantaran, dan jam operasional pelanggan.

Lewat LCNC, tim bisa membangun software rute otomatis dengan integrasi peta, estimasi waktu, dan logika bisnis tertentu. Platform bisa dikustom sesuai area operasional dan mudah diubah saat rute atau kebutuhan berubah.

10. Analytic & Reporting System

Banyak data logistik tidak dipergunakan, padahal bisa jadi insight penting. Namun, membuat laporan manual itu makan waktu dan rentan kesalahan.

LCNC memungkinkan pembuatan dashboard analitik yang otomatis menarik data dari berbagai sistem logistik: pengiriman, pemesanan, retur, dan lain-lain. Tim bisa membuat grafik performa, tren biaya, hingga perbandingan vendor—semua tanpa harus coding. 

Baca Juga: Rekomendasi 10 No Code App Builder Terbaik untuk Membuat Aplikasi

Rekomendasi platform low code no code terbaik

Dengan fleksibilitas tinggi dan waktu pengembangan yang jauh lebih singkat, perusahaan kini dapat membangun berbagai sistem logistik secara mandiri tanpa harus bergantung penuh pada tim developer.

Jika Anda mencari platform yang praktis dan fleksibel, Mekari Officeless adalah platform low code no code terbaik. Tidak hanya mudah digunakan, Mekari Officeless juga menawarkan layanan custom enterprise software untuk perusahaan yang butuh solusi khusus dari vendor yang bisa diandalkan. 

Jadi, Anda bisa mulai dari yang sederhana, dan terus kembangkan sesuai skala bisnis Anda. Hubungi kami sekarang untuk mulai mencoba gratis.

Referensi

Acropolium. ”Low-code For Supply Chain And Logistics”

Topik:
Banner by Mekari
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami