Data yang dilansir dari MIT menemukan bahwa perusahaan dapat mengurangi biaya proses hingga 50% dan meningkatkan pendapatan hingga 20% dengan transformasi digital supply chain.
Digital supply chain adalah penerapan teknologi digital untuk mendorong perbaikan pada supply chain tradisional. Digital supply chain akan mengotomatiskan semua hal dan menganalisis data untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan pelanggan secara signifikan.
Ketahui lebih lanjut konsep transformasi digital supply chain dalam artikel ini.
Transformasi digital supply chain
Transformasi digital supply chain adalah adalah proses penerapan alat, teknologi, dan strategi digital untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan seluruh ekosistem supply chain, mulai dari perencanaan hingga pengiriman produk.
Alih-alih melihat supply chain sebagai rangkaian proses yang terpisah, perusahaan kini dapat menghubungkan semua bagian menjadi satu jaringan yang terintegrasi.
Dengan begitu, perusahaan bisa mendapatkan data yang lebih lengkap dan akurat, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih baik dan cepat. Transformasi digital juga memungkinkan perusahaan untuk memprediksi permintaan pasar dengan lebih tepat, mengurangi waktu tunggu, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Digital supply chain vs traditional supply chain
Jika dulu sebagian besar proses dilakukan secara manual, kini, hampir semua pabrik sekarang menggunakan campuran sistem lama dan baru untuk mengotomatisasi dan menghubungkan operasinya.
Inilah gambaran bagaimana solusi ini menggantikan supply chain tradisional.
Aspek | Supply chain tradisional | Supply chain modern |
---|---|---|
Teknologi | Menggunakan kombinasi kertas, spreadsheet, dan perangkat lunak lama untuk mengelola inventaris dan forecasting. | Sistem SCM berbasis cloud yang terintegrasi dengan keuangan, manufaktur, dan bahkan layanan cloud HR, menghubungkan semua orang di setiap tahap supply chain. |
Cakupan | Beroperasi dalam skala kecil, sebagian besar terbatas pada wilayah lokal atau nasional. Hubungan internasional hanya untuk barang atau bahan mentah yang lebih murah atau berkualitas lebih baik. | Beroperasi di banyak negara, namun tetap memastikan ada kerjasama dengan mitra dari berbagai daerah untuk menghindari risiko gangguan. |
Pengelola | Mengelola secara manual, dengan sedikit pengetahuan tentang potensi gangguan dalam supply chain. | Memiliki gambaran lengkap tentang kebutuhan semua pihak yang terlibat, mulai dari staf di pabrik hingga pemasok dan pelanggan. |
Hasil | Siap menggunakan kemajuan teknologi dalam transportasi, komunikasi, dan perencanaan. | Memanfaatkan teknologi terbaru seperti IoT, AI, dan robotika untuk menghadapi tantangan bisnis yang cepat berubah, sambil mendukung masa depan yang lebih ramah lingkungan. |
Para pemimpin organisasi harus mendukung penerapan teknologi supply chain baru dan menetapkan tujuan yang jelas bagi semua departemen. Transformasi digital supply chain bukan hanya soal teknologi, tetapi juga mengubah cara kerja.
Awalnya, transformasi bertujuan menghubungkan data keuangan dengan perencanaan dan manajemen gudang. Sekarang, fokusnya adalah menggabungkan data seperti inventaris dan pengiriman untuk mengidentifikasi serta memprediksi masalah yang dapat mengganggu supply chain.
Baca Juga: 7 Contoh Ide Perbaikan di Pabrik
Keuntungan mengadaptasi digital supply chain
Perusahaan dapat merasakan banyak perubahan positif pasca melakukan transformasi digital supply chain, sebagai berikut.
1. Analisis data yang lebih baik
Tanpa akses ke data yang jelas dan tepat waktu, supply chain dan hubungan bisnis bisa terganggu. Organisasi memerlukan informasi yang mudah diakses agar dapat merencanakan dengan baik dan mengambil keputusan yang tepat.
Saat ini, alat manajemen supply chain digital bisa mendeteksi masalah, mengidentifikasi hambatan, dan menemukan peluang untuk menghemat biaya. Sistem ini juga bisa memantau risiko dan merekomendasikan solusi proaktif, sambil menyediakan laporan transaksi secara real-time.
Artinya, Anda dan mitra bisnis akan selalu memiliki data terbaru yang dapat memperkuat hubungan, membantu pengambilan keputusan yang lebih baik, serta mempermudah perencanaan.
2. Otomatisasi
Otomatisasi sangat penting untuk supply chain yang efisien di zaman sekarang. Dengan mengurangi kebutuhan akan input manual, alat manajemen supply chain digital dapat menciptakan sistem yang lebih efisien.
Anda bisa mengotomatiskan tugas-tugas rutin, menghemat waktu, tenaga, serta mengurangi kemungkinan kesalahan manusia. Selain itu, organisasi yang menggunakan otomatisasi dalam manajemen supply chain dapat meningkatkan akurasi data dan mempercepat proses supply chain.
3. Peningkatan kolaborasi
Ketika organisasi menggunakan alat digital, supply chain mereka akan mendapat keuntungan dari kolaborasi yang lebih baik. Dengan semakin banyaknya transaksi bisnis yang dilakukan secara digital, perusahaan perlu menemukan solusi yang mendukung peralihan ini.
Selain itu, kolaborasi yang lebih baik melalui manajemen supply chain digital membantu menghindari terjadinya silo data — di mana tiap departemen bekerja sendiri-sendiri.
Dengan berbagi informasi antara tim internal dan eksternal, sistem ini membantu menciptakan pandangan terpadu tentang seluruh proses supply chain dalam satu portal yang mudah diakses.
4. Pengurangan biaya
Digitalisasi dan otomatisasi supply chain membantu perusahaan menjadi lebih efisien, mempercepat proses, memberikan wawasan yang lebih baik, dan mengurangi kesalahan manusia. Semua ini berujung pada pengurangan biaya operasional.
Tim logistik juga tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas yang kurang penting seperti mengisi catatan pengiriman, sehingga mereka bisa fokus pada tugas strategis yang lebih bernilai.
5. Peningkatan produktivitas
Dengan digitalisasi, tim logistik tidak perlu lagi melakukan pekerjaan administratif, seperti mengisi dokumen atau mencari data.
Seperti yang dijelaskan oleh Julien Morin, Direktur Penjualan divisi perangkat lunak Easy WMS di Mecalux, digitalisasi supply chain dapat meningkatkan produktivitas perusahaan hingga 40%.
6. Pengambilan keputusan yang lebih baik
Teknologi seperti Big Data, Internet of Things, dan Kecerdasan Buatan mempermudah dan mempercepat pengambilan keputusan. Teknologi ini meningkatkan efisiensi operasional dengan memberikan analisis prediktif dari data yang selalu terbaru.
Dengan mengandalkan aliran data yang akurat dan real-time, perusahaan dapat mengelola stok dan pasokan dengan lebih baik, serta menjadi lebih cepat dan tanggap dalam menghadapi perubahan.
Langkah-langkah transformasi digital supply chain
Berikut adalah beberapa langkah utama yang perlu diterapkan untuk melakukan transformasi digital supply chain.
1. Evaluasi supply chain management yang sudah berjalan
Jangan membangun sesuatu di atas dasar yang kurang kuat. Jika ada kekurangan dalam supply chain yang sekarang, cari tahu bagian mana yang bisa ditingkatkan. Aplikasi SCM berbasis cloud menawarkan praktik terbaik yang terus diperbarui, berdasarkan masukan dari pengguna.
Cobalah adopsi praktik ini daripada mempertahankan sistem lama yang mungkin sudah kurang optimal. Selain itu, periksa data supply chain yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Apakah perlu dibersihkan atau diperbaiki sebelum menambah data baru dan metode analisis?
2. Buat rancangan transformasi digital supply chain sesuai tujuan bisnis
Rencana transformasi digital harus punya visi yang jelas sesuai dengan tujuan bisnis. Rencana ini juga harus mencakup apa saja sumber daya yang ada, mulai dari karyawan, aset fisik, hingga perangkat dan aplikasi yang digunakan.
Juga, penting untuk mengevaluasi bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis serta apakah ada tenaga ahli yang memadai untuk mendukung proses ini.
3. Investasi di tools dan teknologi yang dibutuhkan
Setelah jelas tujuan digitalisasi dan manfaatnya, investasi harus dilakukan pada teknologi yang tepat.
Misalnya, perangkat lunak logistik, RFID atau GPS untuk memantau inventaris secara real-time, atau robot otomatis untuk pengemasan dan pemrosesan pembayaran. Ini sangat penting untuk kesuksesan digitalisasi.
4. Libatkan seluruh stakeholder terkait untuk melakukan training
Semua pihak yang terlibat dalam supply chain, seperti manajer gudang, perencana logistik, manajer TI, dan pimpinan eksekutif, perlu dilibatkan sejak awal.
Dukungan dari eksekutif, terutama CEO, sangat penting. Selain itu, karyawan harus memahami tujuan transformasi dan merasa nyaman untuk mengambil risiko serta belajar dari kegagalan.
5. Mulai lakukan automasi untuk memulai transformasi digital
Otomatisasi supply chain berarti menggunakan teknologi untuk menjalankan proses dengan sedikit atau tanpa campur tangan manusia. Proses yang bisa diotomatisasi misalnya pembayaran, perencanaan rute, membuat laporan, dan memesan ulang saat inventaris menipis.
Otomatisasi tingkat lanjut, seperti perangkat lunak analisis data, juga dapat membantu mengidentifikasi masalah sebelum terjadi, seperti kekurangan bahan atau keterlambatan pengiriman.
6. Analisis performa setelah mengadaptasi tools / teknologi
Setelah sistem digital diterapkan, kinerja supply chain harus terus dinilai. Lihat seberapa produktif, efisien, dan menguntungkannya, serta pantau metrik seperti waktu pengiriman, pergantian inventaris, dan kesempurnaan pesanan.
Analisis ini akan menunjukkan apakah sistem baru bekerja sesuai harapan dan di mana ada peluang untuk perbaikan lebih lanjut.
Tantangan transformasi digital supply chain dan solusinya
Transformasi digital supply chain memang menawarkan banyak manfaat, namun proses adaptasinya di perusahaan seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan. Mulai dari resistensi perubahan dari karyawan, kurangnya infrastruktur teknologi yang memadai, hingga kompleksitas dalam mengintegrasikan sistem baru dengan sistem yang sudah ada.
Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu mencari penyedia tools atau platform yang tidak hanya menyediakan fitur-fitur canggih untuk manajemen rantai pasok, tetapi juga memberikan layanan onboarding dan training yang komprehensif.
Mekari Jurnal, dengan fitur Supply Chain Management-nya yang lengkap, dapat menjadi solusi yang tepat. Layanan onboarding dan training yang disediakan oleh tim Mekari akan membantu perusahaan dalam melakukan transisi yang mulus, memastikan karyawan memahami dan mampu memanfaatkan fitur-fitur baru secara efektif.
Dengan demikian, perusahaan dapat memaksimalkan potensi dari transformasi digital supply chain dan meraih keuntungan kompetitif di pasar. Ingin tahu lebih lanjut tentang bagaimana Mekari Jurnal dapat membantu bisnis Anda? Hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut.
Referensi
Manutan. ”What are the advantages and challenges of digitalisation in the supply chain?”
MIT Center for Transportation and Logistics. ”What is the Digital Supply Chain Transformation Initiative?”
Tradeshift. ”Digital Supply Chain Management Software”