Home / Blog / Business & Economy

Manajemen Risiko Perusahaan: Strategi, Manfaat, dan Tantangan

manajemen risiko perusahaan
Daftar isi
Mode

Risiko adalah suatu peristiwa atau kejadian yang belum pasti dan dapat menimbulkan kerugian baik sekarang atau masa depan.  Tentu saja ini merupakan proses  alami dari pertumbuhan perusahaan yang bisa muncul kapan saja. 

Meskipun demikian, risiko dapat diidentifikasi dan dikelola dengan baik supaya terhindar dari kerugian yang signifikan melalui manajemen risiko perusahaan.

Dengan manajemen risiko perusahaan yang efektif, Anda bisa mengembangkan strategi pencegahan dan mitigasi yang tepat untuk melindungi aset perusahaan dan mencapai tujuan bisnis dengan lebih aman dan kompetitif. 

Seperti apa strategi manajemen risiko yang tepat untuk Anda? Simak penjelasannya. 

Pengertian Manajemen Risiko Perusahaan

Manajemen risiko perusahaan adalah proses identifikasi, penilaian, dan pengelolaan risiko yang dapat mempengaruhi operasi bisnis. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif dari risiko serta meningkatkan peluang baru untuk keberhasilan bisnis. 

Manajemen resiko perusahaan berkaitan dengan peluang, karena dengan pengelolaan risiko yang baik, perusahaan dapat memanfaatkan dan menciptakan prospek baru. Berbeda dari risiko, peluang ialah situasi di mana perusahaan atau individu dapat menghasilkan keuntungan besar nantinya.. 

Dengan menerapkan strategi manajemen risiko, bisnis tidak hanya dapat menghindari risiko kerugian, tetapi juga dapat meningkatkan peluang untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan, mempertahankan profitabilitas, dan membuat keputusan yang lebih baik.

Proses Manajemen Resiko Perusahaan

Proses ini mungkin tidak bisa dilakukan dalam satu kali diskusi, sehingga komunikasi yang efektif dan berulang dengan semua stakeholders sangat diperlukan. Untuk mengelola risiko dalam perusahaan, ada beberapa proses umum yang harus dilakukan, meliputi: 

1. Identifikasi Risiko

Proses ini penting untuk mengenali potensi risiko yang berdampak negatif lebih awal dan bisa dikelola secara lebih efisien. Dalam proses ini, lakukan diskusi dengan berbagai stakeholders untuk menemukan dan mencatat informasi terkait potensi risiko internal maupun eksternal. 

Berikut adalah beberapa jenis risiko yang bisa dievaluasi dalam proses ini: 

  • Risiko Finansial 

Risiko ini meliputi masalah yang berkaitan dengan stabilitas finansial dan keuntungan perusahaan. Ini bisa timbul dari fluktuasi pasar, depresiasi mata uang, kredit gagal bayar, kendala likuiditas, atau investasi. Mengelola risiko keuangan dapat menciptakan strategi untuk memutuskan pilihan keuangan yang terbaik. 

  • Risiko Operasional

Aktivitas dan operasional sehari-hari dalam perusahaan juga memiliki risiko potensial tersendiri. Hal itu bisa berasal dari kesalahan karyawan, kerusakan sistem atau alat, kecurangan dari pihak eksternal, dll. 

  • Risiko Reputasi

Hal ini mengancam citra baik perusahaan di mata pemangku kepentingan, pelanggan, dan masyarakat secara umum. Beberapa contohnya adalah pelanggaran etika, kebocoran data pengguna, ketidakpuasan pelanggan, hingga manajemen krisis yang buruk. 

2. Analisis Risiko

Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dianalisis. Lakukan evaluasi dampak dan kemungkinan dengan menjawab pertanyaan berikut ini:

  • Apa konsekuensi yang akan diterima bila risiko itu terjadi? Seberapa parah? (Rendah, sedang, tinggi)
  • Seberapa sering hal itu mungkin akan terjadi? 
  • Apa penyebab dan faktor yang berkontribusi pada terjadinya risiko? 

Kumpulkan data yang relevan sebanyak mungkin dan gunakan metode analisis yang akurat, baik secara kuantitatif atau kualitatif. 

3. Pengelompokan Risiko

Risiko dikelompokkan dalam beberapa kategori berdasarkan karakteristik yang sama. Misalnya, berdasarkan sumber risiko (eksternal atau internal), sifat risiko (spekulatif, fundamental), area yang berdampak (reputasi, keselamatan) . 

Tujuannya untuk mempermudah pengelolaan risiko, apalagi bila jumlahnya cukup banyak. Dengan mengelompokkan, perusahaan bisa menentukan kategori risiko yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. 

4. Mitigasi Risiko

Ini adalah proses yang krusial dalam manajemen risiko perusahaan. Setelah menemukan berbagai jenis risiko dan mengelompokkannya, sekarang saatnya untuk menyusun strategi yang tepat untuk mengurangi dampak negatif dan frekuensi terjadinya risiko tersebut.

Sehingga, perusahaan tetap bisa mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan. Mitigasi risiko dapat dilakukan melalui beberapa tindakan, seperti: 

  • Strategi Pengurangan Risiko

Karena risiko sudah diidentifikasi, perusahaan dapat menentukan tindakan pengendalian yang tepat untuk mengurangi dampak negatifnya. Tindakan ini umumnya didasarkan pada standar industri dan praktik terbaik sebelumnya. Ini mencakup perubahan pada sistem, proses, peralatan, atau pelatihan karyawan. 

Misalnya, perusahaan manufaktur melakukan pelatihan karyawan terkait teknik SPC (statistical process control) untuk mengawasi kualitas produk dan mengurangi jumlah cacat produk. 

  • Manajemen Risiko melalui Asuransi

Asuransi bertindak sebagai safety net – memberikan perlindungan dan dukungan finansial kepada perusahaan ketika ada kerugian yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Misalnya, kerusakan properti, bencana alam, dll. Selain itu, investor akan lebih mempercayakan dana mereka pada perusahaan yang memiliki perlindungan asuransi, karena mengurangi risiko keuangan.

Pilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Penting untuk memahami syarat dan ketentuan dari produk asuransi – apa saja yang ditanggung, dikecualikan, jumlah yang harus dibayar sebelum asuransi berlaku, hingga batasan maksimum yang akan dibayar oleh perusahaan asuransi. 

5. Pemantauan dan Pengendalian Risiko

Langkah terakhir ini tidak boleh dilupakan – perusahaan harus terus menilai, memantau, dan mengendalikan risiko secara efektif. Risiko akan terus berubah dan berkembang seiring dengan perubahan waktu, sehingga proses ini memastikan bahwa perusahaan tetap menjalankan strategi manajemen risiko perusahaan yang relevan dan adaptif. Proses ini dapat dilakukan dengan tahapan seperti berikut: 

  • Pemantauan Berkelanjutan

Selama proyek atau operasional bisnis masih terus berjalan, maka pengawasan dan penilaian berkelanjutan terhadap risiko yang diidentifikasi harus tetap berlanjut. Tujuannya adalah untuk mendeteksi sesegera mungkin perubahan kondisi pada risiko dan memberikan respons yang cepat dan tepat. 

Pemantauan bisa dilakukan mulai dari pengumpulan data secara real-time terkait risiko yang teridentifikasi. Setelah itu, jadwalkan diskusi secara rutin dengan tim terkait untuk membahas status risiko. Gunakan notifikasi otomatis yang akan memberitahu jika terdeteksi adanya pola risiko yang melebihi batas toleransi atau tidak umum.

  • Tindakan Perbaikan

Risiko yang terdeteksi kemudian akan diperbaiki. Tindakan ini mengacu pada respons yang diberikan terhadap masalah dan kekurangan yang teridentifikasi dalam proses manajemen risiko perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terulangnya risiko yang serupa di masa depan.

Sebagai contoh, warung makan A menerima banyak komplain terkait pelayanan dan kualitas makanan mereka. Setelah diidentifikasi, masalah dipicu karena komunikasi yang buruk antara koki dan pelayan. Hasilnya, warung A mengadakan pelatihan komunikasi serta membuat sistem feedback langsung, sehingga warung dapat mengatasi keluhan pelanggan dengan cepat di tempat. 

Alat dan Metode Manajemen Risiko Perusahaan

Dalam proses manajemen resiko perusahaan, tentunya ada alat dan metode khusus yang dapat digunakan untuk menganalisa, merespon, dan melacak risiko.Berikut adalah beberapa diantaranya: 

1. Penggunaan Matrix Risiko

Matriks ini digunakan untuk menentukan prioritas dalam manajemen resiko perusahaan berdasarkan tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya. Ada 3 bentuk skenario yang tersedia, mulai dari matriks 3×3, 4×4, dan 5×5. Semakin banyak kolom pada matriks, semakin banyak elemen yang dapat dievaluasi. Sebagai contoh, matriks 3×3 memiliki nilai seperti ini: 

  • Kemungkinan terjadinya: 

Mustahil (hampir tidak mungkin terjadi), jarang (hanya sesekali terjadi), sering (sangat mungkin/berkali-kali terjadi)

  • Tingkat keparahan: 

Marginal (tidak mengakibatkan dampak yang parah), moderat (dampaknya cukup serius dan perlu tindakan korektif segera), kritis (menyebabkan kerugian besar sehingga aktivitas yang tidak aman harus segera dihentikan)

2. Analisis SWOT

SWOT terdiri atas Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Kesempatan), dan Threat (Ancaman). Dengan menganalisis faktor tersebut, perusahaan dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk memanfaatkan kekuatan mereka, mengenali kelemahan, menggunakan kesempatan, dan mengelola ancaman. 

Faktor eksternal seperti Ancaman umumnya terdiri atas risiko, sehingga dapat menjadi awal untuk proses identifikasi dalam manajemen risiko. Ancaman yang telah diidentifikasi kemudian dapat dianalisis lebih lanjut untuk penilaian potensi dan dampaknya. 

3. Teknik Monte Carlo

Teknik ini merupakan bagian dari analisis kuantitatif dalam manajemen risiko. Analisis Monte Carlo melibatkan simulasi yang membantu menilai berbagai elemen ketidakpastian dalam berbagai parameter di perusahaan. Program komputer akan menganalisis data historis dan memperkirakan hasil yang mungkin terjadi di masa depan. 

Sebagai contoh, perusahaan konstruksi ingin membangun gedung kantor baru. Mereka perlu mengetahui estimasi waktu pengerjaan proyek tersebut. Anda bisa memasukkan data historis terkait pembangunan sebelumnya. Simulasi Monte Carlo bisa memprediksi faktor tidak pasti yang mempengaruhi durasi proyek, seperti cuaca, ketersediaan material, produktivitas tenaga kerja, dll. 

4. Manajemen Risiko Terintegrasi

Manajemen risiko terintegrasi (MRT) menggabungkan identifikasi risiko, penilaian, mitigasi, dan pemantauan ke dalam satu proses terpadu. Hal ini melibatkan kolaborasi antar departemen dan stakeholder di perusahaan untuk mengelola risiko secara konsisten.

Manajemen risiko terintegrasi memungkinkan perusahaan secara proaktif mengatasi risiko yang mungkin berdampak pada tujuan strategis mereka. Ini akan mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik, dan menumbuhkan budaya manajemen risiko di seluruh organisasi.

Budaya Risiko dalam Perusahaan

Hal ini mengacu pada nilai, kesadaran, dan perilaku kolektif dalam suatu perusahaan terkait manajemen risiko. Budaya risiko yang positif sangat penting untuk implementasi manajemen risiko yang efektif, karena hal ini mencakup bagaimana perusahaan mengidentifikasi, merespons, hingga belajar dari risiko. 

1. Pentingnya Budaya Risiko yang Positif

Budaya risiko yang positif memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan. Pertama, pengambilan keputusan akan menjadi lebih baik karena semua risiko yang ada akan dipertimbangkan dalam prosesnya. Selain itu, resiliensi bisnis juga meningkat karena perusahaan mampu untuk beradaptasi dengan keadaan yang berubah dengan mengidentifikasi dan merespons risiko secara efektif. 

Sebuah perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif ketika mampu mengambil risiko yang telah diperhitungkan, memungkinkan inovasi yang lebih efektif. Selain itu, kepercayaan dari berbagai pemangku kepentingan, seperti investor dan pelanggan, semakin diperkuat karena adanya budaya positif terhadap risiko, yang akan meningkatkan reputasi perusahaan.

2. Membangun Kesadaran Risiko

Budaya risiko yang positif bisa dimulai dengan membangun kesadaran risiko. Berikan edukasi kepada karyawan di semua tingkatan untuk meningkatkan pemahaman terkait konsep dan teknik manajemen risiko. Jika perlu, terapkan sistem khusus untuk melaporkan risiko dan ajak karyawan secara proaktif untuk segera melaporkan potensi risiko dan masalah yang terjadi. 

Komunikasikan secara teratur pentingnya manajemen risiko. Dalam proses penilaian risiko, libatkan karyawan dari berbagai divisi untuk berkolaborasi di dalamnya, untuk memperkuat pengetahuan dan perilaku sadar risiko. 

3. Tanggung Jawab Seluruh Organisasi dalam Manajemen Risiko

Tanggung jawab terhadap manajemen risiko bisa dimulai dari pemimpin perusahaan yang menunjukkan komitmen bersama, mendorong semua karyawan untuk memulai budaya risiko. Kemudian, lapisan di bawahnya seperti manajer dan supervisor berperan untuk mengkomunikasikan pentingnya penerapan manajemen risiko kepada anggota mereka. 

Tetapkan dan komunikasikan peran dan tanggung jawab yang jelas untuk manajemen risiko di seluruh organisasi. Pastikan bahwa setiap orang memahami peran mereka dalam mengelola risiko. Jangan lupa untuk selalu meninjau dan memperbarui proses dan praktik manajemen risiko secara berkala berdasarkan pembelajaran dan perubahan kondisi bisnis.

Tantangan dalam Manajemen Risiko

Manajemen risiko sangat krusial untuk diterapkan di dalam perusahaan. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, termasuk: 

1. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Risiko

Faktor eksternal yang biasanya mempengaruhi risiko dalam bisnis adalah: 

  • Kondisi ekonomi, seperti resesi atau inflasi. Merosotnya ekonomi yang tidak terduga dapat memengaruhi kondisi finansial perusahaan. 
  • Perubahan peraturan pemerintah. Hal ini bisa berdampak pada berubahnya operasional dan prosedur bisnis. Penting untuk selalu mengikuti perkembangan peraturan dan adaptasi yang cepat. 
  • Bencana alam. Faktor lingkungan yang tidak bisa diprediksi seperti gempa bumi dan banjir dapat merusak aset dan menimbulkan masalah pada kelangsungan bisnis.

2. Perubahan Lingkungan Bisnis

Beberapa perubahan yang terjadi dengan cepat dalam lingkungan bisnis juga dapat memengaruhi risiko, seperti:

  • Perubahan pasar. Preferensi konsumen yang terus berubah dan persaingan yang semakin kompetitif menimbulkan ketidakpastian yang memengaruhi risiko strategis perusahaan.
  • Transformasi digital. Tidak hanya membawa peluang, namun ada beberapa risiko yang mengintai seperti risiko keamanan data dan adaptasi tanpa henti terhadap kemajuan teknologi.
  • Globalisasi. Ekspansi ke pasar internasional memiliki risiko tersendiri seperti perbedaan mata uang, regulasi, dan budaya yang perlu dikelola secara efektif.

3. Kompleksitas Perusahaan yang Berkembang

Perusahaan yang terus berkembang biasanya menghadapi berbagai risiko yang cukup kompleks. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan yang semakin luas dengan layanan yang beragam, pengelolaan risiko di unit dan wilayah bisnis yang berbeda menjadi lebih rumit. Sehingga, mempertahankan budaya manajemen risiko yang konsisten juga jadi lebih menantang. 

Selain itu, perusahaan berkembang umumnya menghadapi risiko yang saling berkaitan, sehingga sulit untuk menangani risiko secara satu per satu. Contohnya, gudang perusahaan B mengalami kebakaran, sehingga mengakibatkan keterlambatan produksi dan pengiriman produk. Akibatnya, perusahaan harus menanggung kerugian finansial serta menerima reputasi buruk dari pelanggan. 

4. Risiko Teknologi dan Keamanan Data

Teknologi yang semakin berkembang menciptakan kemudahan dalam kelangsungan bisnis, namun ada risiko yang perlu diawasi: 

  • Keamanan data. Ketergantungan pada teknologi juga membawa ancaman seperti pembobolan data, serangan ransomware, atau upaya peretasan data. 
  • Privasi data. Peraturan perlindungan data yang ketat mengharuskan perusahaan untuk melindungi data karyawan dan pelanggan, sehingga menambah risiko reputasi. 
  • Kemajuan teknologi. Praktik manajemen risiko perlu beradaptasi dengan teknologi baru seperti AI dan IoT secara berkelanjutan. 

Keuntungan Manajemen Risiko yang Efektif

Dengan manajemen risiko yang efektif, ada banyak manfaat dan keuntungan bagi perusahaan di berbagai industri, seperti berikut: 

1. Mengurangi Potensi Kerugian Keuangan

Perusahaan yang secara proaktif dapat mengelola risiko bisa mengurangi kemungkinan dan dampak dari kejadian buruk. Tentunya ini berimbas pada finansial, meminimalkan kerugian akibat peristiwa seperti kecelakaan, perubahan pasar, atau serangan keamanan data. Keuangan perusahaan semakin stabil dan profitabilitas pun meningkat. 

2. Meningkatkan Keputusan Bisnis

Manajemen risiko yang tepat akan memberikan wawasan kepada pengambil keputusan tentang potensi risiko yang terkait dengan berbagai pilihan dan strategi bisnis. Bila potensi risiko sudah dikenali dengan baik, maka perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan strategis, juga menghasilkan alokasi sumber daya yang lebih baik dan meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.

3. Menjaga Reputasi dan Kepercayaan Pelanggan

Perusahaan dengan rekam jejak manajemen risiko yang bertanggung jawab pastinya memiliki reputasi dan kepercayaan pelanggan yang lebih tinggi. Karena perusahaan telah melakukan penanganan risiko terkait kualitas produk, keamanan data, etika, dan lain-lain, sehingga pelanggan merasa lebih aman untuk bertransaksi dengan perusahaan yang mereka anggap dapat dipercaya. 

4. Membangun Daya Saing

Perusahaan yang mengelola risiko secara efektif memiliki posisi yang lebih baik untuk beradaptasi terhadap perubahan kondisi pasar dan memanfaatkan peluang. Perusahaan yang sadar risiko dapat mengidentifikasi tren yang muncul dan pergeseran pasar dengan lebih cepat dan menyesuaikan strateginya. Ini dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif.

Baca Juga: 5 Cara Menyusun Strategi Bersaing dalam Berbisnis

Kesimpulan

Perusahaan yang memprioritaskan manajemen risiko sebagai fungsi strategis inti dapat memposisikan diri mereka untuk beradaptasi, berinovasi, dan berkembang dalam menghadapi ketidakpastian, sehingga mengamankan posisi mereka di pasar global yang kompetitif dan dinamis.

Untuk mendukung bisnis Anda berkembang dengan lebih cepat, Mekari dapat menjadi solusi terbaik. Berbagai produk SaaS kami akan mengintegrasikan semua kebutuhan penting dalam operasional bisnis Anda sehari-hari. Tidak perlu ragu lagi, hubungi kami sekarang! 

Referensi

Indeed. ‘’Types of Business Risks and How to Manage Them’’
Investopedia. ‘’What Is Risk Management in Finance’’
Lucidchart. ‘’5 steps to any effective risk management process’’
MyRobin. ‘’Mitigasi Risiko: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Perencanaannya’’
Vector Solutions. ‘’Levels of a Risk Matrix’

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami