Mekari Insight
- Low code mempercepat praktik Agile dengan visualisasi dan komponen siap pakai. Sprint pendek jadi lebih efisien karena tim bisa langsung bikin prototype tanpa coding manual yang ribet.
- Kolaborasi lintas tim makin kuat karena low code bikin semua orang bisa ikut kontribusi. Agile butuh komunikasi intens, low code bantu wujudkan itu, bahkan dari tim non-teknis seperti marketing atau HR.
- Mekari Officeless adalah solusi LCNC ideal untuk agile development. Dengan sistem drag-and-drop, integrasi luas, dan keamanan enterprise, platform ini mempercepat pengembangan hingga 5x lebih cepat, tanpa perlu tim IT besar.
Agile software development adalah metode pengembangan software yang bersifat iteratif dan kolaboratif. Proyek dibagi dalam sprint jangka pendek untuk memungkinkan adaptasi cepat terhadap perubahan dan penyampaian value secara bertahap.
Kini, banyak perusahaan mempercepat praktik Agile mereka dengan bantuan platform Low Code No Code (LCNC). Dengan interface visual dan drag-and-drop, LCNC menyederhanakan proses prototyping, iterasi, dan kolaborasi lintas tim; bahkan tanpa tim IT besar.
Tak heran, 85% perusahaan kini mengandalkannya untuk meluncurkan prototype lebih cepat dan efisien dalam siklus Agile. Seperti apa mekanismenya? Baca lebih lanjut.
Memahami metode agile development
Agile software development adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara iteratif dan bertahap, menggunakan sprint singkat untuk menghasilkan perangkat yang fungsional secara berkala.
Metode ini mendorong kolaborasi tim yang intens, adaptasi cepat terhadap perubahan kebutuhan, dan pengiriman hasil kerja secara konsisten.
Prinsip utama metode agile development:
- Fokus pada pelanggan: Mengutamakan pengiriman fitur-fitur yang berguna di tahap awal dan terus-menerus sesuai kebutuhan pengguna.
- Sikap adaptif terhadap perubahan: Perubahan kebutuhan selama pengembangan bukan hambatan, melainkan bagian penting untuk meningkatkan produk.
- Progres iteratif: Dikerjakan dalam sprint pendek (biasanya 1–4 minggu), memungkinkan evaluasi rutin dan penyesuaian cepat.
- Tim mandiri dan lintas fungsi: Tim yang memiliki wewenang dan kemampuan untuk merencanakan, mengeksekusi, dan meninjau sendiri hasil kerja.
- Komunikasi langsung: Pertemuan rutinbaik tatap muka maupun daring untuk memastikan alignment yang cepat dan jelas.
- Perbaikan berkelanjutan: Di akhir setiap sprint, tim mengevaluasi cara kerja dan menerapkan perbaikan untuk sprint berikutnya.
Apa saja manfaat yang didapatkan dari metode ini?
- Waktu ke pasar yang lebih cepat: Produk siap digunakan lebih dini.
- Adaptasi yang lebih baik: Mudah menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan tanpa gangguan.
- Kolaborasi yang erat: Komunikasi rutin meningkatkan keselarasan tim dan stakeholder.
- Risiko lebih terkendali: Dengan iterasi kecil, kesalahan dapat dideteksi dan diperbaiki lebih awal.
- Kualitas produk meningkat: Fokus pada pengujian, desain yang baik, dan technical excellence.
Baca Juga: 8 Tools Terbaik Agile Development Software sesuai Use Case
Mengenal low code no code
Low code dan no code adalah pendekatan baru dalam pengembangan aplikasi yang memungkinkan siapa pun, tanpa latar belakang teknis, untuk membuat aplikasi sendiri hanya dengan interface visual dan fitur drag-and-drop.
- Low code masih butuh sedikit pengetahuan teknis (biasanya untuk logic atau integrasi tertentu), tapi jauh lebih ringan dibanding coding tradisional.
- No code bisa digunakan oleh pengguna non-teknis karena semua komponen sudah siap pakai tanpa perlu menulis satu baris kode pun.
Dengan menggunakan platform low code no code, pengguna mendapatkan manfaat seperti:
- Pengembangan aplikasi jadi super cepat
- Tim non-teknis seperti HR, marketing, atau finance bisa membuat aplikasi tanpa harus menunggu tim IT.
- Hemat biaya & sumber daya
- Fleksibel & mudah diintegrasikan
- Keamanan & kontrol tetap terjaga
Baca Juga: Alternatif Business Process Management yang Lebih Efisien
Kombinasi agile + low code untuk akselerasi software development
Agile software development dengan low code/no code platform adalah dua metode yang saling melengkapi. Agile membantu tim memecah proyek ke dalam sprint kecil yang mudah dikelola dan cepat beradaptasi.
Sementara itu, LCNC menyederhanakan proses eksekusi lewat interface visual dan komponen drag-and-drop, tanpa butuh coding kompleks.
Saat digabung, keduanya mempercepat pengembangan aplikasi bahkan dengan resource terbatas.
Manfaat kombinasi agile dengan LCNC:
- Percepatan pengembangan & deployment: Agile mendorong iterasi cepat, LCNC memungkinkan tim membangun dan mengubah aplikasi tanpa coding kompleks.
- Kolaborasi lintas tim lebih inklusif: Agile membuka ruang komunikasi antar tim, LCNC membuat anggota non-teknis bisa terlibat langsung dalam proses development.
- Mudah adaptasi & revisi dari feedback: Agile memprioritaskan kemampuan adaptasi, LCNC memungkinkan perubahan cepat tanpa siklus pengembangan panjang.
- Validasi ide lebih cepat: Agile dorong eksperimen dini, LCNC memungkinkan prototype jadi dalam hitungan hari, bantu uji coba fitur sebelum lanjut ke tahap final.
Bagaimana low code mempercepat agile development
Kombinasi metode agile software development dengan low code/no code platform jadi solusi tepat buat perusahaan yang ingin bangun aplikasi lebih cepat, tanpa drama proses development yang lama dan kompleks.
Metode ini memungkinkan tim meluncurkan aplikasi dalam waktu singkat dengan tetap menjaga kualitas dan fleksibilitas.
1. Siklus pengembangan jadi lebih cepat
Agile membagi proyek jadi siklus pendek yang terus berulang. Dengan low code, tim bisa membuat prototipe hanya dalam hitungan hari karena semua komponen sudah siap pakai dan tinggal drag-and-drop.
Iterasi dan perubahan fitur bisa dilakukan langsung tanpa harus coding ulang dari awal. Hasilnya, produk bisa lebih cepat diuji dan dikirim ke pengguna.
2. Kolaborasi lintas tim lebih mudah
Low code membuat proses pengembangan jadi lebih terbuka. Tim non-teknis seperti marketing atau HR juga bisa ikut membuat aplikasi tanpa perlu skill coding.
Karena semuanya visual dan terpusat, kolaborasi antara developer dan user bisnis jadi lebih lancar dan minim miskomunikasi. Agile yang mengandalkan feedback cepat pun jadi lebih maksimal dijalankan.
3. Uji coba dan rilis aplikasi lebih praktis
Platform low code umumnya sudah punya fitur testing otomatis dan one-click deployment. Jadi, setiap kali ada update, tim bisa langsung tes dan rilis tanpa proses manual yang makan waktu.
Ini sangat cocok dengan prinsip agile yang menuntut pengiriman cepat dan responsif terhadap perubahan kebutuhan pengguna.
4. Adaptif dan scalable sesuai kebutuhan
Karena sifatnya fleksibel, aplikasi yang dibangun dengan low code mudah diubah atau dikembangkan seiring kebutuhan bisnis. Tim bisa dengan cepat menyesuaikan fitur tanpa perlu pengembangan ulang.
Dan karena kebanyakan platform low code sudah berbasis cloud, skalabilitas juga bukan masalah. Bila ingin menambahkan user atau fitur, cukup klik dan langsung jalan.
Baca Juga: 15 Contoh Penerapan Low-Code Development di Berbagai Industri
Cara mengintegrasikan metode agile dan penggunaan platform low code
Kalau Anda ingin bikin aplikasi lebih cepat tapi tetap adaptif, gabungan antara agile software development dengan low code/no code platform adalah kombinasi yang powerful. Berikut langkah-langkah integrasinya:
1. Identifikasi kebutuhan dan pilih platform yang tepat
Langkah pertama: kenali proses atau aplikasi mana yang bisa ditingkatkan dengan low code. Lalu pilih platform yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Pastikan mendukung Agile, punya fitur kolaborasi, dan bisa dipakai tim teknis maupun non-teknis.
2. Bangun tim dan siapkan pelatihan awal
Supaya semuanya berjalan selaras, kenalkan prinsip Agile dan tools low code yang akan dipakai. Tim bisa terdiri dari developer, user bisnis, atau siapa pun yang terlibat langsung dalam proses. Yang terpenting, semua paham dengan alur dan tanggung jawabnya.
3. Susun backlog dan tetapkan prioritas
Buat daftar fitur, perbaikan, atau ide yang ingin dikembangkan. Susun secara prioritas agar bisa dibagi ke dalam sprint-sprint kecil. Ini akan jadi roadmap proyek Anda dan fleksibel diubah sesuai feedback ke depannya.
4. Terapkan proses Agile dalam pengembangan
Gunakan kerangka kerja seperti Scrum atau Kanban untuk mengatur alur kerja. Jalankan sprint planning, daily stand-up, dan retrospective secara rutin agar komunikasi dan evaluasi terus berjalan.
5. Dorong kolaborasi lintas fungsi
Manfaatkan fitur low code yang user-friendly agar semua anggota tim, termasuk yang non-teknis, bisa aktif berkontribusi. Dengan begitu, pengembangan jadi lebih cepat, relevan, dan sesuai kebutuhan bisnis di lapangan.
6. Iterasi cepat dan adaptasi berkelanjutan
Pantau hasil kerja lewat metrik sederhana seperti velocity atau jumlah fitur terselesaikan. Bila ada yang kurang sesuai, evaluasi dan sesuaikan backlog atau alur kerja.
Manfaatkan low code untuk membuat prototype atau MVP dalam hitungan hari. Terima feedback, revisi cepat, lalu rilis ulang. Dengan pendekatan ini, Anda bisa terus bergerak tanpa nunggu aplikasi jadi “sempurna” di awal.
Baca Juga: Panduan Metode RAD: Tahapan & Solusinya dengan Low Code
Rekomendasi platform low code untuk metode agile development
Dalam penerapan metode Agile, kecepatan dan fleksibilitas jadi kunci sukses pengembangan aplikasi.
Karena itu, Mekari Officeless hadir sebagai platform Low Code No Code yang sangat ideal untuk mendukung proses Agile development, baik untuk tim kecil maupun perusahaan berskala besar.
Dengan pendekatan visual dan sistem drag-and-drop, Mekari Officeless memungkinkan siapa pun, bahkan tim non-teknis untuk membangun, menyesuaikan, dan meluncurkan aplikasi secara mandiri. Proses iterasi pun jadi lebih cepat tanpa harus bergantung penuh pada tim IT.
Beberapa keunggulan Mekari Officeless yang menjadikannya solusi tepat untuk Agile:
- Solusi instan untuk proses bisnis kompleks, tanpa coding yang rumit
- Hemat biaya, karena hanya butuh satu platform untuk banyak kebutuhan
- Kapasitas big data yang efisien dan aman, cocok untuk skala enterprise
- Pengembangan 5x lebih cepat, meringankan beban kerja tim IT
- Integrasi mulus ke sistem legacy seperti SAP, Oracle, dan Salesforce
- Integrasi lokal siap pakai ke WhatsApp, Traveloka, Artajasa, dll
- Keamanan tingkat lanjut untuk mendukung kebutuhan skala besar
- Fleksibel digunakan di berbagai platform, dari website hingga mobile native
- Opsi deployment fleksibel, bisa on-premise atau private cloud
Dengan semua keunggulan ini, Mekari Officeless bukan cuma mempercepat Agile development, tapi juga mempermudah perusahaan bertransformasi digital secara menyeluruh. Lebih efisien, aman, dan scalable.
Referensi
Relinns. ‘’How Does Agile Low Code Development Speed Up Apps?”
Quixy. ‘’A Guide to No-Code Low-Code and Agile Optimization’’